Namun, khusus untuk penggunaan teko tanah liat, ada syarat wajib yang tak boleh dilanggar, yakni satu teko atau satu poci hanya boleh untuk 1 jenis teh.
Misalnya, poci A pertama beli langsung digunakan untuk menyeduh oolong tea, maka jangan gunakan poci tersebut untuk menyeduh teh merah di lain waktu. Hal
ini akan merubah rasa dan jika diteruskan maka bisa dipastikan teh yang anda seduh akan menghasilkan rasa yang aneh. Hal ini terjadi, karena sifat tanah liat
yang mampu menyerap aroma. Keuntungannya, jika kita selalu menggunakan poci yang sama untuk 1 macam jenis teh, maka di kemudian tahun, tanpa diberi
teh, hanya diberi air panas, ketika di tuang ke cucing, maka air putih itu akan berasa teh dengan sendirinya.
Perlengkapan yang digunakan dalam upacara Kung Fu Cha adalah satu set alat mulai dari poci, cucing, alas poci untuk membuang air – ada yang dari kayu
besar ada pula dari keramik atau gerabah dalam ukuran yang lebih kecil, pot serve, sendok teh, penusuk lubang poci dipakai ketika lubang poci tersumpal
daun teh, penjapit untuk meletakkan gelas ke tamu dan lap. Proses dan perlengkapan upacara Kung Fu Cha, baik di Cina maupun di
Indonesia adalah sama. Sebagian besar perlengkapan Kung Fu Cha di Indonesia juga berasal langsung dari Negara Cina.
4.1.2 Upacara Teh Taoist
Universitas Sumatera Utara
Laozi merupakan orang pertama kali membentuk konsep tao, yang kemudian berfungsi sebagai batu landasan dari taoisme sebagai filsafat
http:budayaleluhur.blogspot.com201008etika-taoisme-memperkenalknan filsafat.html. Dalam bahasa Cina, tao secara literal berarti cara atau jalan.
Berdasarkan makna primer ini diamsumsikan pada zaman kuno pengertian metaforis, seperti jalan manusia yang menandakan moralitas, kode etik atau esensi
kehidupan dan sebagainya. Namun dalam terminologi Laozi, makna Tao melampaui ranah sosial dan etnis. Selanjutnya hal itu dianggap berasal dari
implikasi yang diperpanjang secara metafisik yang berkaitan dengan awal semesta, akar dari semua hal, hukum perubahan alam dan perkembangan sosial, prinsip
politik dan militer, dan di atas segalanya, kebenaran eksitensi manusia. Dalam upacara minum teh di Cina, selain Gong-fu Cha juga ada upacara
minum teh yang disebut dengan upacara teh Taois. Dari namanya upacara minum teh itu yaitu taois, upacara ini mengacu kepada ajaran Dao 道. Dao merupakan
salah satu konsep dalam filsafat Cina yang sangat penting dan menonjol Skripsi Yuanita Tanuwijaya, 2009:55.
Dalam upacara minum teh ini lebih menekankan pada upacara dan kesakralan. Hal ini dapat dilihat pada persiapan upacara, aturan-aturan teknis,
dekorasi dan benda-benda yang digunakan dalam upacara, serta langkah-langkah menyajikan dan cara meminum teh.dalam artikel yang berjudul The Daoist Tea
Ceremony skripsi Yuanita Tanuwijaya, 2009:56, dipaparkan proses persiapan dan serta upacara tersebut. Awalnya para peserta dan ahli teh menempati tempat
duduk berupa sebuah bantalan yang diletakkan di lantai dan juga sebuah meja
Universitas Sumatera Utara
kecil, sebuah termos air panas, sebuah kain, sebuah canggkir teh kecil, dan cangkir teh vertikal dengan sebuah piring kecil dan sebuah tutup. Pada tembok
bagian tengah depan ruangan tergantung sebuah tutup. Pada tembok bagian tengah depan ruangan tergantung sebuah tempat pembakaran dupa. Sedangkan pada
bagian depan sebelah kanan terdapat guzheng alat musik tradisional Cina. Pada tembok sebelah kiri ruangan itu terdapat lima panel dan setiap masing-masing
panel tersebut terukir beberapa karakter dan sebuah ukiran seseorang yang mengambil bagian dalam lima langkah upacara teh Taoist tersebut.
Beberapa karakter tersebut menggambarkan sari dari latihan dari minum teh. Pada langit-langit di tempat yang beragam dapat dilihat gambar Yin Yang
asas yang berlawanan dengan alam dengan bagua sistem dalam Taoisme yang mengelilinginya.
Acara teh Taoist mengintegrasikan semua indera dan pikiran ke dalam proses meminum teh. Perubahan terus-menerus dari suara Guzheng, suara dari
bagian-bagian cangkir teh, suara dari bagian-bagian cangkir teh vertikal yang saling bersentuhan, suara piring kecil, cangkir teh, termos yang menyentuh meja
dan suara ahli teh, semua mengelilingi dasar eksitensi seseorang. Perubahan terus- menerus dari wangi dupa dan kemudian teh membawa peserta pada kondisi di saat
itu. Indera perasa pengecap digoda oleh air panas dan air teh yang berubah-ubah. Indera perasa diperluas oleh air yang berubah-ubah. Indera persas diperluas oleh
air yang menyentuh kulit, kasarnya kain, halusnya cangkir teh, posisi tubuh yang duduk di atas bantalan, dan tangan yang menyentuh tubuh sendiri. Untuk melihat
keseluruhan dari tarian ini secara langsung memang merupakan sebuah bentuk
Universitas Sumatera Utara
kenikmatan, namun di tengah berbagai prosesi yang terus berganti, kensunyian tetap menghembus aula.
Untuk benar-benar minum teh, atau pengenyataannya untuk benar-benar berinteraksi dengan berbagai aspek dari kehidupan, mengharuskan seseorang
untuk menenangkan hati dan pikiran, bukan berarti mengubah lingkungan seseorang atau lari dari tantangan hidup. Anda tidak bisa menenangkan hati dan
pikiran, seseorang harus melupakan batasan-batasan dan dakwaan-dakwaan yang dibuat diri sendiri dan yang dibuat oleh masyarakat yang membatasi diri dari
proses Tao. Hal tersebut juga berarti melupakan kepalsuan, yaitu wewangian yang mengotori hati dan juga pikiran dan juga yang menggerakkan hasratnya. Dengan
demikian, kita tidak lagi dibatasi dengan pikiran kotor dan dikendalikan oleh hasrat yang direncanakan oleh langit, bumi dan manusia yang disatukan dalam
satu prosesi. Pada saat itu, secara tulus kita berhubungan dalam lingkungan dan orang-orang yang diam di dalamnya melalui indera pikiran kita. Interaksi ini
adalah proses berkelanjutan yang dikenal sebagai Tao. Bagi masyarakat Tionghoa di Indonesia upacara Teh Taoist tidak dikenal.
Upacara ini merupakan upacara asli yang dimiliki oleh Negara Cina sendiri. Karena tidak diperkenalkan, maka upacara teh Taois sudah lama hilang dalam
kehidupan masyarakat di Tionghoa di Indonesia. Upacara teh Taoist diperkenalkan oleh ajaran agama Taoisme. Di Indonesia ajaran agama Tao sempat
hilang. Pada zaman orde baru, ajaran Tao tidak boleh ada yang berbau tradisi agama Tao, seperti Tahun Baru Imlek serta upacara-upacara ritual keagamaan.
Akibatnya, generasi muda masyarakat kehilangan identitas dan tidak mengerti
Universitas Sumatera Utara
tentang ajaran Tao lagi http:budayaleluhur.blogspot.com201008etika- taoisme-.memperkenalkan-filsafat.html.
4.1.3 Upacara Teh Wu Wo