Kajian Teoritik 1. Minat TINJAUAN PUSTAKA
yang di dalamnya mengandung unsur perasaan. Antara minat dan perasaan terdapat hubungan timbal balik,
sehingga tidak mengherankan jika mahasiswa yang berperasaan tidak senang juga akan kurang berminat, sedangkan mahasiswa yang
berperasaan senang akan berminat. Munculnya minat tidak terbentuk secara tiba-tiba, melainkan terbentuk dan berkembang melalui proses
pendidikan, proses sosialisasi dan proses interaksi di kampus, di masyarakat, dan di keluarga.
Menurut Winkel 1984:45, faktor-faktor non intelektual seperti motivasi untuk belajar yang mulai berkurang disebabkan karena tidak ada
minat untuk menjadi guru sehingga timbul keraguan terhadap profesi guru. Pendapat lain mengatakan bahwa minat merupakan suatu keadaan
kecenderungan untuk berhubungan lebih aktif dengan objek itu. Menurut Bimo Walgito 1977:38, minat merupakan suatu keadaan
dimana seseorang menaruh perhatian terhadap suatu subyek disertai dengan adanya kecenderungan untuk berhubungan secara aktif dengan
subyek tersebut. Suryobroto 1988:109, mendefinisikan minat sebagai
kecenderungan dalam diri individu untuk tertarik terhadap suatu subyek atau menyenangi suatu subyek. Tidak adanya minat seorang mahasiswa
untuk menjadi guru biasanya disebabkan karena tidak termotivasi untuk menjadi guru. Hal ini disebabkan karena tidak sesuai dengan bakatnya,
tidak sesuai dengan kebutuhannya dan tidak sesuai dengan keinginannya.
Menurut Giyatama 1990:6, minat digolongkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut :
a. Secara intrinsik Minat secara intrinsik merupakan minat yang timbul dari dalam
individu sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat timbul karena pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin
dan intelegensi. 1 Sikap
Sikap adalah cara bertingkahlaku yang khas, yang tertuju terhadap orang-orang, rombongan-rombongan atau persoalan-
persoalan Buchori, 1978:126. Sikap merupakan kemampuan internal yang berperanan sekali dalam mengambil tindakan, lebih-
lebih bila terbuka berbagai kemungkinan untuk bertindak. Orang yang bersikap tertentu, cenderung menerima atau menolak suatu
obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek itu, bergunaberharga baginya atau tidak. Bila obyek dinilai ”baik”, maka mempunyai
sikap positif dan sebaliknya bila obyek dinilai ”jelek”, maka mempunyai sikap negatif Winkel, 1987:77.
2. Persepsi Persepsi merupakan proses yang meliputi penginderaan
terhadap rangsang, pengorganisasian rangsang, dan penafsiran rangsang sehingga individu mengerti rangsang yang diinderanya.
Walgito, 1993:53.
3. Prestasi belajar Prestasi merupakan suatu kemampuan yang dimiliki
seseorang yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan dan menghasilkan perubahan yang khas, yaitu perubahan dalam sikap
dan tingkah laku yang tercapai dan dapat dilihat secara nyata serta dapat diukur dengan menggunakan alat ukur yaitu tes Winkel,
1986:48. 4. Bakat
Bakat dalam pengertian bahasa atau dalam pengertian yang umum kita pahami, adalah kelebihan keunggulan alamiah yang
melekat pada diri kita dan menjadi pembeda antara kita dengan orang lain.
5. Jenis kelamin Jenis kelamin adalah suatu komponen yang kritis dalam
identitas seseorang, yaitu laki-laki dan perempuan. 6. Intelegensi
Menurut pendapat Wechsler Winkel, 1987:85, Intelegensi adalah kemampuan untuk bertindak dengan mencapai suatu tujuan,
untuk berpikir secara rasional dan untuk berhubungan dengan lingkungan secara efektif.
b. Secara ekstrinsik Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang timbul akibat
pengaruh dari luar individu. Minat ekstrinsik timbul antara lain karena
latar belakang ekonomi, minat orang tua dan teman sebaya. 1. Latar belakang ekonomi
Apabila status ekonomi baik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal-hal yang semula belum mampu
mereka laksanakan. Sebaliknya, kalau status ekonomi buruk atau kurang baik karena tanggungjawab keluarga atau usaha yang
kurang maju, maka orang cenderung untuk mempersempit minat mereka.
2. Minat orang tua Sikap orang tua mempengaruhi sikap anak terhadap
pekerjaan dalam dua hal. Pertama, orang tua mendesak anak untuk tertarik pada pekerjaan yang mereka anggap bagus dan bergengsi,
tanpa mempedulikan minat dan sikap anak, dan kedua, mereka menganjurkan anaknya untuk menghindari pekerjaan tertentu
karena dianggap tidak menguntungkan Elizabeth B. Hurlock, 1978:144.
3. Minat teman sebaya Teman-teman sebaya mempengaruhi pola kepribadian remaja
dalam dua cara. Pertama, konsep diri remaja merupakan cerminan dari anggapan tentang konsep teman-teman mengenai dirinya.
Kedua, ia berada dalam tekanan untuk mengembangkan ciri-ciri kepribadian yang diakui oleh kelompok. Teman sebaya memiliki
pengaruh yang besar terhadap perkembangan pola kepribadian
remaja, karena remaja lebih sering berada di luar rumah bersama dengan
teman-teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat,
penampilan dan perilaku lebih besar daripada keluarga Elizabeth B. Hurlock, 1997:235.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa minat adalah rasa ketertarikan dan keinginan yang mendalam, dan menimbulkan suatu
gairah pada individu untuk mengerjakan dan berkecimpung dalam sesuatu bidang tertentu. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi minat
adalah faktor intrinsik bersumber dari diri dan faktor ekstrinsik bersumber dari lingkungan sosial.