41
kreatif seseorang. Misalnya kekhawatiran seseorang tentang dana terbatas, waktu yang tidak cukup, pihak lain yang enggan membantu, dan
sebagainya. 6.
Pengertian Inovatif Inovasi adalah suatu proses mengubah peluang menjadi gagasan atau
ide-ide yang dapat dijual dan merupakan hal atau trobosan baru. Sedangkan kemampuan inovatif adalah seorang wirausahawan merupakan
proses mengubah peluang atau gagasan dan ide-ide yang dapat dijual. Basrowi,2011: 35.
7. Pentingnya Inovatif
Apabila wirausahawan ingin sukses dan terus dapat menjalankan usahanya, ia harus membuat produk-produk yang dihasilkan dengan
inovasi-inovasi baru sebab dalam dunia bisnis pada zaman sekarang produk-produk dan pelayanannya tanpa adanya inovasi tidak akan
berkembang dan tidak akan mungkin sukses dalam berwirausaha. Keterlambatan
berinovasi dalam
produk dan
pelayanan akan
mengakibatkan kegagalan bagi seorang wirausaha. Dengan adanya bisnis, akan membawa perkembangan dan perubahan dalam otonomi Joseph
Schumpeter dalam Basrowi, 2011: 35. Menurut basrowi, ada beberapa hal yang harus dijadikan dasar untuk
meningkatkan kemampuan inovatif produk dan pelayanannya, antara lain sebagai berikut:
a. Berorientasi kepada tindakan untuk selalu berinovasi.
42
b. Membuat produk dengan penuh inovatif dengan proses secara
sederhana dan dapat dipahami serta dikerjakan. c.
Memulai membuat produk dengan inovatif yang terkecil. d.
Menentukan tujuan dalam berinovatif. e.
Menjalankan uji coba dan revisi. f.
Mulailah belajar berinovasi dari pengalaman. g.
Mengikuti jadwal yang sudah ditentukan dalam berinovatif. h.
Menghargai karyawan yang mempunyai gagasan dalam berinovatif. i.
Mempunyai keyakinan dan bekerja dengan penuh inovatif. 8.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inovatif Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan inovatif seseorang
wirausahawan adalah keinginan untuk berprestasi, pemasaran, resiko, pendidikan, pengalaman, dan lain sebagainya. Adanya inovasi yang
berasal dari orang lain akan memicu seseorang untuk berusaha agar bisnisnya berhasil Basrowi,2011:36.
9. Prinsip-prinsip Inovatif
Prinsip-prinsip keharusan inovatif menurut Basrowi, 2011: 37, sebagai berikut:
a. Keharusan menganalisis peluang
Semua sumber peluang inovatif harus dianalisis secara sistematis, tujuannya adalah mencari peluang yang benar-benar sesuai
dengan inovasi yang akan dilakukan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
b. Keharusan memperluas wawasan
Makin banyak hal-hal baru yang kita dapatkan maka makin mudah bagi kita untuk mencari gagasan yang inovati., Memperluas
wawasan dapat dilakukan dengan cara lebih banyak membaca, mendengar dan merasakan.
c. Keharusan untuk bertindak efektif
Syarat bagi keefektifan sebuah inovasi adalah kesederhanaan sehingga timbul pernyataan “hal ini sebetulnya sederhana, mengapa
tidak berpikir sebelumnya”. d.
Keharusan untuk tidak berpikir muluk Memiliki impian yang besar memang bagus, hal ini merupakan
sumber inspirasi untuk melakukan sebuah inspirasi, tetapi akan lebih baik jika dari hal-hal yang lebih kecil dahulu.
H. Penelitian Yang Relevan
1.
Faktor kebutuhan akan prestasi yang mempengaruhi intensi berwirausaha
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Rustiyaningsih 2013 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi intense berwirausaha,
penelitian ini didasarkan pada fenomena bahwa pengangguran merupakan salah satu masalah sosial yang dihadapi suatu Negara. Dan merupakan
upaya awal dalam menciptakan calon wirausaha. Penelitian yang dilakukan oleh Rustiyaningsih merupakan penelitian
pengujian hipotesis. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
kebutuhan akan prestasi tidak berpengaruh signifikan terhadap intensi kewirausahaan nilai t sebesar 1,752 dengan Sig 0,083 0,05.
Hasil penelitian Rustiyaningsih berbeda dengan hasil dari penelitian Caecilia 2012 tentang pengaruh faktor-faktor intensi berwirausaha siswa
SMK program studi keahlian teknik otomotif di kabupaten Tabalong Kalimantan Selatan. Perbedaan ini terletak pada hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh kedua peneliti. Penelitian yang dilakukan oleh Rustiyaningsih menyimpulkan bahwa kebutuhan akan prestasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap intensi berwirausaha sedangkan menurut hasil penelitian Caecilia menunjukkan bahwa kebutuhan akan prestasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi berwirausaha. Pada penelitian Caecilia dilakukan atas dasar fenomena bahwa masih
besarnya tingkat pengangguran pada lulusan SMA dan SMK dikarenakan sulitnya mendapat pekerjaan, dan SMK Tabalong merupakan lembaga
pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja teknisi dan wirausahawan tingkat menengah, dituntut untuk menyiapkan lulusan siap kerja dan
mampu berusaha mandiri dengan tingkat intensi berwirausaha yang tinggi. Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik regresi linier
berganda. Hasil penelitian Caecilia menunjukkan bahwa kebutuhan akan prestasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi berwirausaha
0,299 dengan sig 0,003 0,05. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
2.
Faktor akses terhadap modal yang mempengaruhi intensi berwirausaha
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Mbayak Ginting dan Eko Yuliawan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi intensi
berwirausaha, penelitian ini didasarkan pada fenomena bahwa Pertumbuhan penduduk yang terus bertambah setiap tahunnya akan
menambah jumlah tenaga kerja sehingga jumlah lapangan pekerjaan yang harus disediakan harus terus ditingkatkan. Masalah utama dalam
dunia ketenagakerjaan yang dihadapi adalah tingginya tingkat pengangguran karena pertambahan jumlah tenaga kerja.
Penelitian yang dilakukan oleh Mbayak Ginting dan Eko Yuliawan merupakan penelitian analisis linear berganda. Penelitian ini menghasilkan
kesimpulan bahwa akses terhadap modal tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap minat berwirausaha mahasiswa t hitung t table:
1.204 1.650; dan sig 0,230 0,05. 1.
Faktor latar belakang pekerjaan orang tua yang mempengaruhi intensi
berwirausaha
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Rustiyaningsih 2013 tentang faktor-faktor yang mempengaruhi intensi berwirausaha,
penelitian ini didasarkan pada fenomena bahwa pengangguran merupakan salah satu masalah sosial yang dihadapi suatu Negara. Dan merupakan
upaya awal dalam menciptakan calon wirausaha.
Penelitian yang dilakukan oleh Rustiyaningsih merupakan penelitian Chi - Square. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa latar
46
belakang pekerjaan orang tua tidak berpengaruh terhadap intensi
kewirausahaan sig 0,893 0,05.
2. Faktor kreatifitas yang mempengaruhi intensi berwirausaha
Pada penelitian Caecilia dilakukan atas dasar fenomena bahwa masih besarnya tingkat pengangguran pada lulusan SMA dan SMK dikarenakan
sulitnya mendapat pekerjaan, dan SMK Tabalong merupakan lembaga pendidikan yang mengasilkan tenaga kerja teknisi dan wirausahawan
tingkat menengah, dituntut untuk menyiapkan lulusan siap kerja dan mampu berusaha mandiri dengan tingkat intensi berwirausaha yang tinggi.
Penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik regresi linier berganda. Hasil penelitian Caecilia menunjukkan bahwa kreatifitas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap intensi berwirausaha 0,384 dengan sig 0,000 0,05
I. Kerangka Berpikir
1. Pengaruh kebutuhan akan berprestasi terhadap intensi berwirausaha siswa
SMK. Kebutuhan akan prestasi merupakan keinginan dari diri seseorang
untuk menghadapi tantangan, dalam mencapai kesuksesan dan keunggulan yang merujuk pada keinginan atas prestasi yang tinggi, penguasaan
keahlian, dan pengendalian atau standar yang tinggi. Dengan memiliki kebutuhan akan prestasi maka seseorang memiliki dorongan untuk berhasil
47
yang tinggi dalam memulai dan mmenjalankan suatu usaha sebagai wirausaha.
Dari penjelasan di atas, peneliti menduga bahwa ada pengaruh kebuuhan akan prestasi terhadapintensi kewirausahaan siswa sekolah
menengah kejuruan. 2.
Pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi wirausaha siswa SMK
Pendidikan kewirausahaan mengajarkan penanaman nilai-nilai kewirausahaan yang akan membentuk karakter dan perilaku untuk
berwirausaha agar peserta didik dapat mandiri. Pendidikan kewirausahaan juga mampu membekali peserta didik dengan berbagai kompetensi
kewirausahaan yang nantinya akan membawa manfaat besar bagi kehidupannya Yunita Widyaning, 2014.
Dengan menerima pendidikan kewirausahaan maka diharapkan peserta didik mendapatkan pemahaman teori tentang kewirausahaan yang
mengajarkan bahwa seorang wirausaha juga memutuhkan pengalaman dalam berwirasaha. Kriteria keberhasilan pendidikan kewirausahaan,
adalah memiliki kemandirian yang tinggi, memiliki kreatifitas yang tinggi, berani mengambil resiko, berorientasi pada tindakan, memiliki karakter
kepemimpinan yang tinggi, memiliki keterampilanskill berwirausaha, memahami konsep-konsep kewirausahaan dan memiliki karakter pekerja
keras. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Jadi peserta didik dikenalkan tentang wirausaha guna mereka paham mengenai teori dasarnya, diharapkan setelah mendapatkan pendidikan
kewirausahaan peserta didik menjadi terdorong untuk dapat berwirausaha setelah mereka lulus.
Dari penjelasan di atas, peneliti menduga bahwa ada pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi kewirausahaan siswa sekolah
menengah kejuruan. 3.
Pengaruh akses terhadap modal terhadap intensi wirausaha siswa SMK Modal merupakan salah satu faktor yang penting dalam memulai
suatu usaha. Modal pertama kali dikeluarkan digunakan untuk membiayai pendirian perusahaan, mulai dari persiapan sampai perusahaan tersebut
berdiri. Dengan demikian dapat dikatakan modal itu sangat berpengaruh saat akan mendirikan usaha. Namun orang yang tidak memiliki modal
tidak menutup kemungkinan untuk memulai suatu usaha. Dari penjelasan di atas, peneliti menduga bahwa ada pengaruh akses
terhadap modal terhadap intensi kewirausahaan siswa sekolah menengah kejuruan.
4. Pengaruh pekerjaan orang tua terhadap intensi wirausaha siswa SMK
Orang tua memiliki peranan penting di dalam keluarga, terutama dalam memberikan perhatian dan dukungan terhadap anak-anak, selain itu
orang tua memiliki peranan dalam mencukupi kebutuhan mereka, seperti pendidikan, kesehatan, sandang, pangan, dan papan. Jenis pekerjaan orang
tua yang satu dengan yang lain berbeda. Orang tua yang pekerjaannya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI