99
0,05 sehingga H
02
ditolak dan H
a2
diterima, yang artinya ada pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha siswa kelas XI
SMK di Kabupaten Bantul. Selanjutnya
setelah diketahui
ada pengaruh
pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha adalah mencari derajat
asosiasi. Besar kecilnya derajat asosiasi dapat dihitung dengan rumus kontingensi C sebagai berikut:
C = = 0,309
Hasil perhitungan tersebut selaras dengan tabel 4.18 Symmetric Measures pada kolom Contingency Coefficient yaitu sebesar 0,309.
Langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai C dengan nilai C
max
yang mungkin bisa terjadi. Perhitungan nilai C
max
adalah sebagai berikut:
= 0,816
Jika koefisien C dibandingkan dengan koefisien C
max
maka hasil yang diperoleh sebesar 0,37 0,3090,816. Maka kriteria rasio CC
max
, koefisien 0,37 berada pada rentang 0,20
– 0,399 dengan interpretasi rendah. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh pendidikan
kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha dapat diinterpretasikan rendah.
100
3. Hipotesis Ketiga
a.
Rumusan Hipotesis
H
03
: Tidak ada akses terhadap modal kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha siswa
– siswi kelas XI SMK N 1 Bantul, SMK Putra Tama Bantul dan SMK 17 Bantul..
Ha
3
: Ada pengaruh akses terhadap modal terhadap intensi berwirausaha siswa
– siswi kelas XI SMK N 1 Bantul, SMK Putra Tama Bantul dan SMK 17 Bantul.
b.
Hasil Pengujian Hipotesis Tabel 4.19
Tabel Kontingensi dan Frekuensi Harapan Pengaruh Akses Terhadap Modal
Terhadap Intensi Kewirausahaan Siswa SMK Di Kabupaten Bantul
Intensi_Berwirausaha Akses_Terhadap_Modal Crosstabulation
Akses_Terhadap_Modal Total
Sulit Mudah
Intensi_ Berwirausaha
Rendah Count
9 4
13 Expected Count
7.1 5.9
13.0 Residual
1.9 -1.9
Tinggi Count
92 80
172 Expected Count
93.9 78.1
172.0 Residual
-1.9 1.9
Total Count
101 84
185 Expected Count
101.0 84.0
185.0
Lampiran 6; Pengujian Hipotesis Pada tabel 4.19 menunjukkan tabel kontingensi dan frekuensi
harapan pengaruh akses terhadap modal terhadap intensi berwirausaha siswa kelas XI SMK di Kabupaten Bantul. Sel matrik frekuensi harapan
pada variabel intensi berwirausaha yang semula terdapat kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi telah diubah dengan
kolom kategori yang berdekatan digabungkan, sedangkan variabel PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
akses terhadap modal yang semula terdapat kategori sangat sulit, sulit, sedang, mudah dan sangat mudah telah diubah dalam kolom kategori
yang berdekatan digabungkan. Penggabungan dilakukan pada variabel intensi berwirausaha sebagai berikut: untuk kategori sangat rendah
kode angka 1 dan rendah kode angka 2 digabungkan diberi kode angka 1 dengan kategori rendah. Untuk kategori sedang kode angka 3
diubah menjadi diberi kode angka 2 dengan kategori sedang. Untuk kategori tinggi kode angka 4 dan kategori sangat tinggi kode angka
5 digabungkan diberi kode angka 3 dengan kategori tinggi. Karena masih belum memenuhi syarat maka dilakukan penggabungan kembali
pada variabel intensi kewirausahaan kategori rendah kode 1 dan sedang kode 2 digabungkan menjadi rendah kode 1, kategori tinggi
kode 3 tetap dan berubah kode menjadi kode 2. Sedangkan penggabungan pada variabel akses terhadap modal sebagai berikut:
untuk kategori sangat sulit kode angka 1 dan sulit kode angka 2 digabungkan diberi kode angka 1 dengan kategori sulit. Untuk kategori
sedang kode angka 3 diubah menjadi diberi kode angka 2 dengan kategori sedang. Untuk kategori mudah kode angka 4 dan kategori
sangat mudah kode angka 5 digabungkan diberi kode angka 3 dengan kategori mudah. Karena masih belum memenuhi syarat maka dilakukan
penggabungan kembali pada variabel akses terhadap modal kategori sulit kode 1 dan sedang kode 2 digabungkan menjadi sulit kode 1,
kategori mudah kode 3 tetap dan berubah kode menjadi kode 2. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI