Hipotesis Keempat Pengujian Hipotesis

108 pengaruh latar belakang pekerjaan ibu terhadap intensi berwirausaha siswa kelas XI SMK di Kabupaten Bantul.

5. Hipotesis Kelima

a. Rumusan Hipotesis H 05 : Tidak ada pengaruh kreatifitas dan inovatif terhadap intensi berwirausaha siswa – siswi kelas XI SMK N 1 Bantul, SMK Putra Tama Bantul dan SMK 17 Bantul. Ha 5 : Ada pengaruh kreatifitas dan inovatif terhadap intensi berwirausaha siswa – siswi kelas XI SMK N 1 Bantul, SMK Putra Tama Bantul dan SMK 17 Bantul. b. Hasil Pengujian Hipotesis Tabel 4.28 Tabel Kontingensi dan Frekuensi Harapan Pengaruh Kreatifitas dan Inovatif Terhadap Intensi Kewirausahaan Siswa SMK Di Kabupaten Bantul Intensi_Berwirausaha Kreatifitas_dan_Inovatif Crosstabulation Kreatifitas dan Inovatif Total Rendah Tinggi Intensi Berwirausaha Rendah Count 5 8 13 Expected Count 1.1 11.9 13.0 Residual 3.9 -3.9 Tinggi Count 10 162 172 Expected Count 13.9 158.1 172.0 Residual -3.9 3.9 Total Count 15 170 185 Expected Count 15.0 170.0 185.0 Lampiran 6; Pengujian Hipotesis Pada tabel 4.28 menunjukkan tabel kontingensi dan frekuensi harapan pengaruh kreatifitas dan inovatif terhadap intensi berwirausaha siswa kelas XI SMK di Kabupaten Bantul. Sel matrik frekuensi harapan pada variabel intensi berwirausaha dan variabel kreatifitas dan inovatif PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109 yang semula terdapat kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi dan sangat tinggi telah diubah dengan kolom kategori yang berdekatan digabungkan. Penggabungan dilakukan pada variabel intensi berwirausaha dan variabel kreatifitas dan inovatif sebagai berikut: untuk kategori sangat rendah kode angka 1 dan rendah kode angka 2 digabungkan diberi kode angka 1 dengan kategori rendah. Untuk kategori sedang kode angka 3 diubah menjadi diberi kode angka 2 dengan kategori sedang. Untuk kategori tinggi kode angka 4 dan kategori sangat tinggi kode angka 5 digabungkan diberi kode angka 3 dengan kategori tinggi. Karena masih belum memenuhi syarat maka dilakukan penggabungan kembali pada variabel intensi berwirausaha dan variabel kreatifitas dan inovatif kategori rendah kode 1 dan sedang kode 2 digabungkan menjadi rendah kode 1, kategori tinggi kode 3 tetap dan berubah kode menjadi kode 2. Tabel 4.29 Hasil Analisis Chi-Square Pengaruh Kreatifitas dan Inovatif Terhadap Intensi Kewirausahaan Siswa SMK Di Kabupaten Bantul Chi-Square Tests Value Df Asymptotic Significance 2- sided Exact Sig. 2-sided Exact Sig. 1-sided Pearson Chi-Square 17.290 a 1 .000 Continuity Correction b 13.186 1 .000 Likelihood Ratio 10.490 1 .001 Fishers Exact Test .002 .002 Linear-by-Linear Association 17.197 1 .000 N of Valid Cases 185 a. 0 cells 0 have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.05. b. Computed only for a 2x2 table Lampiran 6; Pengujian Hipotesis PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110 Tabel 4.30 Hasil Analisis Koefisien Kontingensi Pengaruh Kreatifitas dan Inovatif Terhadap Intensi Kewirausahaan Siswa SMK Di Kabupaten Bantul Symmetric Measures Value Asymptotic Standardized Error a Approximate T b Approximate Significance Nominal by Nominal Contingency Coefficient .292 .000 Interval by Interval Pearsons R .306 .122 4.344 .000 c Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .306 .122 4.344 .000 c N of Valid Cases 185 a. Not assuming the null hypothesis. b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation. Lampiran 6; Pengujian Hipotesis Pada tabel 4.29 diketahui hasil Chi-Square x 2 hitung sebesar 17,290 df = 1 dan nilai Asymp. Sig sebesar 0,000 lebih kecil dari  0,05 sehingga H 05 dititerima dan H a5 ditolak, yang artinya ada pengaruh kreatifitas dan inovatif terhadap intensi berwirausaha siswa kelas XI SMK di Kabupaten Bantul. Selanjutnya setelah diketahui ada pengaruh kreatifitas dan inovatif terhadap intensi berwirausaha adalah mencari derajat asosiasi. Besar kecilnya derajat asosiasi dapat dihitung dengan rumus kontingensi C sebagai berikut: C = = 0,292 Hasil perhitungan tersebut selaras dengan tabel 4.30 Symmetric Measures pada kolom Contingency Coefficient yaitu sebesar 0,292. Langkah selanjutnya adalah membandingkan nilai C dengan nilai C max yang mungkin bisa terjadi. Perhitungan nilai C max adalah sebagai berikut: 111 = 0,816 Jika koefisien C dibandingkan dengan koefisien Cmax maka hasil yang diperoleh sebesar 0,35 0,2920,816. Maka kriteria rasio CC max , koefisien 0,35 berada pada rentang 0,20 – 0,39 dengan interpretasi sedang. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh kreatifitas dan inovatif terhadap intensi berwirausaha dapat diinterpretasikan rendah.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kebutuhan akan prestasi, pendidikan kewirausahaan, akses terhadap modal, latar belakang pekerjaan orang tua, kreatifitas dan inovatif siswa kelas XI SMK di Kabupaten Bantul. Berdasarkan pada hasil penelitian diatas, maka dilakukan pembahasan sebagai berikut: 1. Pengaruh kebutuhan akan prestasi terhadap intensi berwirausaha siswa kelas XI SMK di Kabupaten Bantul Pada tabel 4.14 diketahui hasil Chi-Square x 2 hitung sebesar 0,149 df = 1 dan nilai Asymp. Sig sebesar 0,928 lebih besar dari  0,05 sehingga H 01 diterima dan H a1 ditolak, yang artinya tidak ada pengaruh kebutuhan akan prestasi terhadap intensi berwirausaha siswa kelas XI SMK di Kabupaten Bantul. Karena Asymp. Sig lebih besar dari  0,05 ini berarti tidak ada pengaruh yang positif dan signifikan kebutuhan akan prestasi terhadap intensi berwirausaha siswa SMK kelas XI di Kabupaten 112 Bantul. Hal ini menunjukan tidak ada pengaruh intensi berwirausaha pada siswa kelas XI SMK berdasarkan kebutuhan akan prestasi. Ada faktor yang diduga yang menyebabkan tidak ada pengaruh kebutuhan akan prestasi terhadap intensi berwirausaha siswa kelas XI SMK di Kabupaten Bantul. Tidak adanya pengaruh tersebut mungkin dikarenakan siswa belum berani mengambil resiko, belum kuat mengatasi suatu kesulitas, ketika diberi tanggung jawab yang tinggi belum siap menerima dan tidak tertarik pada tantangan. Oleh sebab itu pihak sekolah dapat meningkatkan lagi semangat kepada siswa untuk dapat menumbuhkan keinginan untuk berprestasi dan menjadikan prestasi sebagai sebuah kebutuhan didalam diri siswa. Hal yang bisa dilakukan adalah dengan mendatangkan motivator yang merupakan orang yang memiliki kebutuhan akan prestasi dan merupakan seorang wirausaha. Dengan adanya hal tersebut akan memberikan wawasan yang luas kepada siswa sehingga memungkinkan munculnya keinginan dalam diri siswa. 2. Pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha siswa kelas XI SMK di Kabupaten bantul Pada tabel 4.17 diketahui hasil Chi-Square x 2 hitung sebesar 19,565 df = 1 dan nilai Asymp. Sig sebesar 0,000 lebih kecil dari  0,05 sehingga H 02 ditolak dan H a2 diterima, yang artinya ada pengaruh pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha siswa kelas XI SMK di Kabupaten Bantul. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa criteria raso CC max koefisien 0,37 berada pada rentang 0,20 – 0,39 dengan 113 interpretasi rendah. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaruh faktor pendidikan kewirausahaan terhadap intensi berwirausaha dapat diinterpretasikan rendah. Peneliti melakukan pengkajian terhadap kriteria rasio yang sebesar 37 bahwa intensi berwirausaha di kalangan siswa kelas XI SMK di Kabupaten Bantul ditentukan oleh potensi pendidikan kewirausahaan sebesar 37 dan sebagian yang lain 63 dipengaruhi oleh variabel yang lain. Tabel 4.5 menunjukkan bahwa 47 siswa 25,40 menyatakan pelaksanaan pendidikan kewirausahaan dengan kategori sangat baik, 82 siswa 44,32 menyatakan dengan kategori baik, 41 siswa 22,16 menyatakan dengan kategori cukup, 11 siswa 5,94 menyatakan dengan kategori tidak baik, 4 siswa 2,16 menyatakan dengan kategori sangat tidak baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa analisis data menunjukkan bahwa pendidikan kewirausahaan siswa kelas XI SMK dapat dikategorikan baik. Dalam hal ini pendidikan kewirausahaan dapat digunakan untuk memprediksi tingkat intensi berwirausaha pada siswa kelas XI SMK di Kabupaten Bantul. Semakin baik pendidikan kewirausahaan akan semakin tinggi intensi berwirausaha. Dan sebaliknya, semakin rendah pendidikan kewirausahaan akan semakin rendah intensi siswa untuk berwirausaha. Sehingga pendidikan kewirausahaan siswa sangat diperhatikan untuk meningkatkan intensi berwirausaha. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pendidikan kewirausahaan tergolong baik, intensi berwirausaha tergolong tinggi,