Intensi Berwirausaha LANDASAN TEORI

19 dirinya menjadi mandiri, memiliki tujuan hidup yang di inginkannya dan menjadi orang lebih produktif dengan keberhasilan dalam menjalankan usahanya.

C. Kebutuhan Akan Prestasi

Mc Clelland 1961,1971 dalam Indarti Rostiani 2008 kebutuhan akan prestasi dapat diartikan suatu kesatuan watak yang memotivasi seseorang untuk menghadapi tantangan untuk mencapai kesuksesan dan keunggulan. Individu yang mempunyai kebutuhan akan prestasi yang tinggi akan terus berupaya sampai sesuatu yang diinginkan mampu diraih. Sedangkan menurut Mulyana dan Puspitasari 2014 kebutuhan akan prestasi merujuk pada keinginan seseorang terhadap prestasi yang tinggi, penguasaan keahlian, pengendalian atau standart yang tinggi. Berdasarkan kesimpuan di atas kebutuhan akan prestasi dapat diartikan sebagai keinginan dari diri seseorang untuk menghadapi tantangan dalam mencapai kesuksesan dan keunggulan yang merujuk pada keingginan atas prestasi yang tinggi, penguasaan keahlian, dan pengendalian atau standard yang tinggi. Dengan memiliki kebutuhann akan prestasi, maka seseorang akan memiliki dorongan untuk berhasil yang tinggi dalam memulai dan menjalankan usaha sebagai wirausaha. Selanjutnya Indarti Rostiani 2008 menjelaskan bahwa ada tiga atribut yang melekat pada seseorang yang mempunyai kebutuhan akan prestasi yang tinggi, yaitu 1 menyukai tanggung jawab pribadi dalam mengambil 20 keputusan, 2 mau mengambil resiko sesuatu dengan kemampuannya, dan 3 memiliki minat untuk selalu belajar dari keputusan yang telah diambil. Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan susuatu yang lebih baik dan lebih efisien dibanding sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif berprestasi tinggi memiliki ciri-ciri menurut lerry farel dalam Anwar Muhammad 2014: 24, antara lain: 1. Mengatasi kesulitan yang terjadi pada dirinya. 2. Selalu memerlukan umpan balik yang segera. 3. Memiliki tanggungjawab personal yang tinggi. 4. Berani menghadapi resiko dan penuh perhitungan. 5. Menyukai tantangan. Kebutuhan berprestasi wirausaha terlihat dalam bentuk tindakan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik dan lebih efisien dari sebelumnya. Wirausaha yang memiliki motif berprestasi tinggi pada umumnya memiliki ciri-ciri menurut Clayton Alderter dalam Anwar Muhammad 2014: 25 sebagai berikut: 1. Ingin mengatasi sendiri kesulitan dan persoalan yang timbul pada dirinya. 2. Memiliki tanggujawab personal yang tinggi. 3. Berani menanggung resiko dengan penuh perhitungan. 4. Selalu memerlukan umpan balik yang segera untuk melihat keberhasilan dan kegagalan. Berdasarkan penjelasan menurut Indarti Rostiani 2008; lerry farel dalam Anwar Muhammad 2014: 24; dan Clayton Alderter dalam Anwar 21 Muhammad 2014: 25 dapat disimpulkan bahwa orang yang memiliki kebutuhan akan prestasi memiliki ciri-ciri yaitu: 1 berani mengambil resiko, 2 mau mengatasi kesulitan, 3 memiliki tanggung jawab yang tinggi, 4 menyukai tantangan, dan 5 memerlukan umpan balik.

D. Pendidikan Kewirausahaan

1. Pengertian Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat. Pendidikan merupakan kegiatan yang sangat kompleks. Hampir seluruh aspek kehidupan manusia berhubungan dengan proses pendidikan. Pendidikan dapat dimulai dari lingkungan keluarga, masyarakat dan pemerintah. Hal ini sesuai dengan pernyataan Redja Mudyaharjo 2012: 11, pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah. Melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang. Pendidikan nantinya akan berguna bagi masyarakat dikemudian hari. Semakin tinggi pendidikan seseorang akan semakin banyak pula pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki. Menurut W.J.S. Poerwadarminta 1985 dalam Tatang 2012: 13 menjelaskan secara linguistis sebagai kata benda, pendidikan berarti proses perubahan sikap 22 dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan akan memberikan pengalaman dan pengetahuan kepada peserta didik sehingga mereka dapat berfikir ke depan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Wasty Soemanto 1999: 21, pendidikan adalah proses pengalaman yang menghasilkan pengalaman yang memberikan kesejahteraan pribadi, baik lahiriah maupun batiniah. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran agar mendewasakan peserta didik dan mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki pengetahuan dan pengalaman. Proses pembelajaran dapat terjadi di lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah maupun di luar sekolah.

2. Pendidikan Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses Suryana, 2006: 2. Intinya bahwa kewirausahaan merupakan suatu pemikiran kreatif dan tindakan inovatif yang akan terciptanya peluang. Kewirausahaan berisi bidang pengetahuan yang utuh dan nyata, yaitu terdapat teori, konsep, dan metode ilmu yang lengkap. Dengan menunjuk definisi pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan proses pembelajaran agar mendewasakan 23 peserta didik dan mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki pengetahuan dan pengalaman dan definisi kewirausahaan adalah suatu kemampuan kreatif dan inovatif dalam menciptakan sesuatu yang baru memiliki manfaat bagi diri sendiri dan orang lain serta mampu menghadapi masalah dan memanfaatkan peluang. Sehingga pendidikan kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai usaha yang dilakukan lembaga pendidikan untuk menanamkan pengetahuan, nilai, jiwa dan sikap kewirausahaan kepada peserta didik guna membekali diri menjadi manusia yang mandiri, kreatif dan inovatif. Hal ini juga bertujuan untuk menciptakan wirausaha-wirausaha baru yang handal dan berkarakter dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Yunita Widyaning, 2014. Pendidikan kewirausahaan adalah senjata penghancur pengangguran, kemiskinan, dan menjadi tangga menuju impian setiap masyarakat untuk mandiri secara financial, memiliki kemampuan membangun kemakmuran individu, sekaligus ikut membangun kesejahteraan masyarakat Jamal Ma’mur Asmani, 2011 dalam Yunita Widyaning, 2014. Pemerintah telah mengeluarkan Intruksi Presiden No 4 Tahun 1995 tentang Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan. Instruksi ini mengamanatkan kepada seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia untuk mengembangkan program-program kewirausahaan. Banyaknya wirausaha merupakan salah satu penopang perekonomian nasional sehingga harus diupayakan untuk ditingkatkan terus-menerus. 24 Pendidikan kewirausahaan mengajarkan penanaman nilai-nilai kewirausahaan yang akan membentuk karakter dan perilaku untuk berwirausaha agar peserta didik dapat mandiri. Pendidikan kewirausahaan juga mampu membekali peserta didik dengan berbagai kompetensi kewirausahaan yang nantinya akan membawa manfaat besar bagi kehidupannya Yunita Widyaning, 2014. Kriteria keberhasilan pendidikan kewirausahaan adalah memiliki kemandirian yang tinggi, memiliki kreatifitas yang tinggi, berani mengambil resiko, berorientasi pada tindakan, memiliki karakter kepemimpinan yang tinggi, memiliki keterampilan skill berwirausaha, memahami tentang konsep - konsep kewirausahaan dan memiliki karakter pekerja keras. Menurut Buchari Alma 2011 dalam http:www.Pendidikan ekonomi.compblog-page.html?m=1 nilai - nilai kewirausahaan tersebut antara lain: a. Percaya Diri, indikatornya: penuh keyakinan, optimis, berkomitmen, disiplin dan tanggung jawab. b. Inisiatif, indikatornya: energik, cekatan dalam bertindak dan aktif. c. Memiliki Motif Berprestasi, indikatornya: orientasi pada hasil dan wawasan kedepan. d. Memiliki Jiwa pemimpin, indikatornya: dapat dipercaya, tangguh dalam bertindak. e. Orisinalitas, indikatornya: punya referensi yang cukup, tidak menyontek atau plagiat.