bijinya. Waktu penanaman yang baik dapat dilakukan pada akhir bulan Juni. Tanaman ini akan mulai berbunga dan berbuah antara bulan Agustus ke Oktober.
Secara umum, usia tanaman ini adalah 4-6 bulan.
3. Morfologi Tanaman
Tanaman ini termasuk Fabaceae Leguminoceae yang tergolong sub- famili Foboidea. Bunganya berbentuk kupu-kupu. Di pulau Jawa dijumpai empat
jenis legum ini, yang umumnya ditanam sebagai tanaman pagar dan sayuran. Polong-polong yang masih muda berasa manis dan berwarna hijau tua.
Berdasarkan morfologinya, legum ini berumur satu musim atau beberapa musim tergantung pada varietasnya.
Gambar 2.1. Koro Hijau Macrotyloma uniflorm Tanaman ini tumbuh menjalar dan membelit ke kiri pada tanaman lain
yang hidup di dekatnya. Tinggi dan panjang tanaman bisa mencapai 3-6 m. Daun tumbuhan ini majemuk, beranak tiga, berbentuk delta, segitiga atau bulat telur
melebar dengan ujung daun meruncing. Panjang tangkai daun 2-14 cm; lebar 2,5- 12 cm; panjang daun 2,5-14 cm. Bunga muncul pada ketiak daun berbentuk
tandan, masing-masing tandan berisi 2-6 bakal bunga. Bunga berwarna jingga pucat campur putih atau kuning pucat. Polong berwarna hijau tua, bagian ata
polong membentuk garis dan bagian bawah melengkung dengan ujung polong membengkok dan membulat seperti sabit. Untuk meningkatkan daya dukung dan
nilai tambah lahan pertanian, tanaman ini dapat ditanam di sela-sela tanaman di pematang, atau di sekitar pagar tanaman di pekarangan rumah. Pertumbuhan
tanaman ini sangat cepat, hasil pengamatan yang dilakukan di India menunjukkan dalam waktu 6-7 minggu setelah tanam, mampu menghasilkan hijauan segar
sebanyak 5-12 ton per hektar Purwanto, 2007.
4. Kegunaan Tanaman
Seperti sifat Fabaceae secara umum, legum ini juga sangat baik digunakan sebagai tanaman penyubur tanah yang dapat meningkatkan daya dukung lahan.
Legum ini mampu menyediakan hijauan segar sumber bahan organik serta mempunyai bintil akar yang mengandung bakteri Rhizombium
. Menurut
Rachman dkk 2010, dedaunan hijau pupuk hijau memiliki unsur nitrogen yang kaya yang bermanfaat bagi jenis tanaman lain. Selain itu, pupuk hijau legum lebih
mudah terdekomposisi jika ditimbun dalam tanah. Dengan kata lain, jika tujuan utama dari pemberian pupuk hijau adalah untuk penambahan dan penyediaan
unsur hara secara relatif cepat, maka lebih baik pemberian pupuk hijau dilakukan dengan cara dicampur atau dibenamkan. Penambahan pupuk hijau bisa dilakukan
dalam bentuk segar bila rasio C atau N dari bahan tanaman yang digunakan relatif rendah. Sedangkan bila rasio C atau N terlalu tinggi lebih baik dikompos lebih
dahulu. Dalam kaitannya dengan proses penyuburan tanah, M. uniflorm lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI