lalu yang kemudian larut membentuk bentang alam karst. Luas kawasan Gunung Sewu terbentang dari Barat sampai ke Timur, dimulai dari pantai Parangtritis
hingga Teluk Pacitan. Luasnya mencapai 126.000 hektar dan mencakup 3 provinsi yakni Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten
Wonogiri, Jawa Tengah dan Kabupaten Pacitan Jawa Timur. Kabupaten Gunungkidul memiliki luas wilayah 1.485,36 km2 atau 46,
63 dari luas wilayah Yogyakarta dan terdiri dari 18 kecamatan serta 144 desa. Kawasan Geopark Gunung Sewu terdiri dari 33 situs, yang terdiri dari 30 situs
geologi dan 3 situs non geologi. Wilayah Gunungkidul memiliki banyak potensi, di antaranya sebagai obyek ekowisata hutan dan alam pegunungan, agrowisata
pertanian, wisata pantai, goa, variasi flora dan fauna, keunikan bidaya dan kehidupan masyarakat lokal serta budayanya Abida dkk, 2015.
3. Tambang Kapur dan Jenis Tanah
Menurut undang-undang Direktorat Jendral Mineral dan Batubara, Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral no.4 Tahun 2009, pertambangan
adalah sebagaian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan
umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pascatambang.
Berdasarkan undang-undang yang sama juga dikatakan bahwa asas dan tujuan pertambangan mineral danatau batubara dikelola berasaskan:
a. manfaat, keadilan, dan kesimbangan; b. keberpihakan kepada kepentingan bangsa;
c. partisipatif, transparasnsi, dan akuntabilitas; d. berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Berdasarkan jenisnya, pertambangan dapat dibagi menjadi dua bagian; 1. tambang terbuka: Semua kegiatan dilakukan di permukaan tanah. Pada kegiatan
ini, khususnya untuk bahan galian industri dinamakan quarry mining. 2. Tambang bawah tanah: Tambang bawah tanah disebut juga dengan istilah lubang tikus
Geophering. Pertambangan ini diterapkan untuk endapan bahan galian industri atau urat bijih dengan bentuk dan ukuran tidak teratur serta tersebar tidak merata.
Arah penambangannya mengikuti arah bentuk endapan atau urat bijih yang ditambang.
Berdasarkan dua jenis tambang di atas, tambang batuan kapur merupakan jenis tambang terbuka. Batuan kapur memiliki dua ciri yaitu; 1. non klastik: yang
terdiri dari koloni binatang laut “gamping koral” penyusun utama adalah koral. 2. klastik: hasil rombakan batu gamping akibat erosi, trasporasi, sortasi dan
sedimentasi. 3.1 Sifat Batu Kapur
Berikut ini adalah beberapa sifat batu gamping: a. Secara kimia terdiri dari kalsium karbonat dan magnesium atau
gamping dolomitan b. Berat jenis = 2
c. Keras, pejal dan porous d. Warna putih susu, abu-abu muda, coklat, merah, hitam.
e. Batu gamping metamorfosa menjadi marmer PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI