Tambang Kapur dan Jenis Tanah
c. partisipatif, transparasnsi, dan akuntabilitas; d. berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.
Berdasarkan jenisnya, pertambangan dapat dibagi menjadi dua bagian; 1. tambang terbuka: Semua kegiatan dilakukan di permukaan tanah. Pada kegiatan
ini, khususnya untuk bahan galian industri dinamakan quarry mining. 2. Tambang bawah tanah: Tambang bawah tanah disebut juga dengan istilah lubang tikus
Geophering. Pertambangan ini diterapkan untuk endapan bahan galian industri atau urat bijih dengan bentuk dan ukuran tidak teratur serta tersebar tidak merata.
Arah penambangannya mengikuti arah bentuk endapan atau urat bijih yang ditambang.
Berdasarkan dua jenis tambang di atas, tambang batuan kapur merupakan jenis tambang terbuka. Batuan kapur memiliki dua ciri yaitu; 1. non klastik: yang
terdiri dari koloni binatang laut “gamping koral” penyusun utama adalah koral. 2. klastik: hasil rombakan batu gamping akibat erosi, trasporasi, sortasi dan
sedimentasi. 3.1 Sifat Batu Kapur
Berikut ini adalah beberapa sifat batu gamping: a. Secara kimia terdiri dari kalsium karbonat dan magnesium atau
gamping dolomitan b. Berat jenis = 2
c. Keras, pejal dan porous d. Warna putih susu, abu-abu muda, coklat, merah, hitam.
e. Batu gamping metamorfosa menjadi marmer PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
f. Ditemukan di gua-gua gamping 3.2 Manfaat Batu Kapur
a. Campuran bahan bangunan pembuatan pondasi, plester, jalan b. Penetral keasaman tanah
c. Bahan baku semen Portland d. Bahan pemutih, penggosok, keramik, tahan api
e. Bahan penjernih air. 3.3 Jenis Tanah di Sekitar Wilayah Berkapur
Jenis tanah dapat dikenali pertama-tama dengan mengetahui sifat fisik tanah itu sendiri. Secara keseluruhan sifat fisik tanah ditentukan oleh: 1. Ukuran
komposisi partikel-partikel hasil pelapukan bahan penyusun tanah, 2. Jenis dan proporsi komponen-komponen penyusun partikel-partikelnya; 3. Keseimbangan
antara suplai air, energi dan bahan dengan kehilanganya, 4. Intensitas reaksi kimiawi dan biologis yang telah atau sedang berlangsung Kemas, 2005.
Berdasarkan sifat-sifat fisik tanah di atas, terdapat tiga macam jenis tanah yang terdapat di sekitar wilayah batuan kapur, yaitu tanah grumusol, tanah kapur,
dan tanah litosol. Tanah grumusol terbentuk dari pelapukan batuan kapur dan tuffa vulkanik. Kandungan organik di dalamnya lebih rendah karena dari batuan
kapur, jadi dapat disimpulkan tanah ini tidak subur dan tidak cocok untuk ditanami tanaman. Tekstur tanah ini kering dan mudah pecah, terutama saat
musim kemarau dan memiliki warna hitam. pH yang dimiliki netral hingga alkalis. Tanah ini biasanya berada di permukaan yang tidak lebih dari 300 meter
dari permukaan laut dan memiliki bentuk topografi datar hingga bergelombang. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perubahan suhu pada daerah yang terdapat tanah grumusol sangat nyata ketika panas dan hujan. Sementara itu, tanah kapur adalah tanah yang berasal dari batuan
kapur yang mengalami pelapukan. Karena terbentuk dari tanah kapur maka bisa disimpulkan bahwa tanah ini tidak subur dan tidak bisa ditanami tanaman yang
membutuhkan banyak air. Namun jika ditanami oleh pohon yang kuat dan tahan lama seperti pohon jati dan pohon keras lainnya. Selanjutnya, tanah litosol
merupakan tanah yang baru mengalami perkembangan dan merupakan tanah yang masih muda. Terbentuk dari adanya perubahan iklim, topografi dan adanya
vulkanisme. Untuk mengembangkan tanah ini harus dilakukan dengan cara menanam pohon supaya mendapatkan mineral dan unsur hara yang cukup.
Tekstur tanah litosol bermacam-macam ada yang lembut, bebatuan bahkan berpasir Yulia, 2015.