Besar pori pore Hasil Pengujian Efektivitas Anti-Aging

Berdasarkan Tabel 4.9 dan Gambar 4.2menunjukkan peningkatan kehalusan kulit sukarelawan terutama formula 6 dan 8. Dimana kondisi kulit yang semula berada pada level Normal menjadi Halus. Data selanjutnya dianalisis dengan Kruskal Wallis Testuntuk mengetahui efektivitas formula terhadap kehalusan kulit. Nilai p yang diperoleh adalah p0,05 yaitu tidak ada perbedaan statistika yang signifikan antar formula. Perubahan kehalusan kulit sukarelawan setiap minggu dianalisis menggunakan Friedman Test dan diperoleh nilai p0,05 yaitu adanya perbedaan statistika yang signifikan selama waktu perawatan. Data selanjutnya dianalisis lebih lanjut dengan Wilcoxon Signed Ranks Test dan diperoleh adanya perubahan kondisi kehalusan kulit menjadi lebih halus selama empat minggu perawatan. Kemampuan kulit dalam menyerap absorbsi bahan aktif sangat dipengaruhi oleh metabolisme, kelembaban dan ketebalan kulit.Keratinosit merupakan sel utama dalam epidermis yang membentuk keratin. Peningkatan suhu menyebabkan keratinosit semakin aktif dan meningkatkan transformasi dari sel-sel yang hidup menjadi aktif bersintesa sehingga membentuk sel-sel mati dan bertanduk dari stratum korneum, proses ini dinamakan keratinisasi. Sel-sel mati yang bertumpuk inilah yang menyebabkan permukaan kulit menjadi tidak rata dan kasar Anderson, 1996. Wasiaatmadja 1997 menyebutkan bahwa kulit terasa kasar, kusam, dan bersisik akibat menurunnya kemampuan kulit untuk melepaskan sel kulit yang lama untuk diganti dengan sel kulit yang baru.

4.3.3 Besar pori pore

Pengukuran besarnya poridilakukan dengan menggunakan perangkat skin analyzerAramo-SGlensa perbesaran 60xnormal lensdengan sensor biru. Hasil Universitas Sumatera Utara pengukuran menggunakan alat skin analyzer dapat dilihat pada Tabel 4.10 di Lampiran 7 halaman 71 dan Gambar 4.3. Berdasarkan data yang diperoleh padaTabel 4.10 dan Gambar 4.3menunjukkan kondisi pori sukarelawan setelah dirawat mengalami pengecilan. Pada Gambar 4.3 dapat dilihat adanya pengecilan pori setelah penggunaan setiap formula. Namun kemampuan mengecilkan pori-pori tercepat adalah formula yang mengandung minyak almond sebagai bahan aktif. Data selanjutnya dianalisis statistika menggunakan Kruskal Wallis Test untuk mengetahui efektivitas formula terhadap besarnya pori sukarelawan. Diperoleh nilai p0,05 yaitu tidak adanya perbedaan statistika yang signifikan antar formula dikarenakan kondisi pori sukarelawan rata-rata berada pada rentang kondisi pori normal. Selanjutnya untuk mengetahui perubahan kondisi pori sukarelawan selama waktu perawatan dilakukan analisis menggunakan Friedman Test dan diperoleh nilai p0.05 yaitu adanya perbedaan statistika yang signifikan dalam minggu- minggu perawatan. Data selanjutnya dianalisis dengan Wilcoxon Signed 3 5 7 9 11 13 15 17 M1a M1b M2a M2b M3a M3b M4a M4b N il a i pe ng uk ur a n Waktu Perawatan minggu Blanko Formula 4 Formula 6 Formula 8 Keterangan : M = Minggu a = Sebelum Kecil Gambar 4.3 Grafik besar pori rata-rata sukarelawan selama empat minggu. Universitas Sumatera Utara RanksTest dan diperoleh adanya perubahan kondisi pori menjadi lebih kecil setelah perawatan. Menurut Sulastomo 2013, salah satu parameter untuk menentukan kulit wajah yang sehat adalah mempunyai pori-pori yang kecil. Pori-pori dapat membesar apabila terkena sinar matahari yang terlalu terik, peningkatan suhu menyebabkan pembukaan pori-pori pada kulit. Pori-pori yang besar dapat menyebabkan kotoran mudah masuk dan tersumbat di dalamnya. Faktor genetik berperan dalam menentukan ukuran pori, namun tidak ada yang dapat dilakukan untuk mengubah faktor tersebut.Tubuh menghasilkan sebum atau minyak kulit untuk mencegah kulit dari kekeringan. Seiring dengan bertambahnya usia, pori-pori kulit akan menjadi semakin besar karena semakin berkurangnya elastisitas dan adanya penumpukan sel-sel kulit mati. Banyaknya aktivitas meningkatkan suhu tubuh yang akan memperbesar ukuran pori Anderson, 1996.

4.3.4 Banyak noda spot