Perubahan Kulit Akibat Sinar Ultraviolet Masker Wajah

Sinar UV-C merupakan sinar yang paling banyak diabsorpsi oleh lapisan ozon sehingga tidak mencapai permukaan bumi. Namun dengan adanya kebocoran lapisan ozon, sinar UV-C dikhawatirkan dapat mencapai bumi dan membahayakan lingkungan. Pembentukan radikal bebas intrasel yang reaktif akan mempercepat proses kerusakan dan penuaan kulit. Sumber :http:www.dermatology.ucsf.eduskincancerGeneralpreventionUV_Radiation.aspx Gambar 2.1 Penetrasi sinar ultravioletke lapisan kulit.

2.3 Perubahan Kulit Akibat Sinar Ultraviolet

Sinar UVA merupakan sinar yang paling banyak menembus atmosfer bumi. Efek akut akibat paparan sinar ini adalah eritema, udema, pigmen yang cepat maupun tertunda pembentukannya, neomelanogenesis, akantosis, dan penebalan dermal. Efek-efek tersebut dapat timbul setelah 8 hingga 24 jam pemaparan Norman, 2010. Sesaat setelah terpapar sinar UV, kulit akan menjadi gelap dan hal ini merupakan hasil oksidasi dari pigmen pre-melanin. Pigmen yang menjadi gelap Universitas Sumatera Utara diinduksi oleh pemaparan sinar UVA melalui foto-oksidasi melanin epidermal dimana terjadi polimerisasi dari prekursor melanogenik yang tidak berwarna menjadi pigmen coklat kehitaman yang ireversibel Fitzpatrick, dkk., 1983. Tanda-tanda perubahan kronis yang biasanya terlihat adalah kulit berwarna gelap, tekstur kulit kasar, terbentuk kerutan, karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa. Perubahan kronis akibat sinar UV umumnya dialami oleh para nelayan, petani dan orang-orang yang selalu menerima sinar matahari secara langsung. Pangkal leher yang terus menerus terkena sinar UV akan menimbulkan kerutan berbentuk menyilang. Apabila kondisi ini tidak berhenti dan memburuk, maka akan mengakibatkan kanker kulit. Oleh karena perubahan ini berbeda dengan penuaan secara alami, maka ini disebut dengan photoaging atau dermatoheliosis. Wajah adalah bagian tubuh yang paling rentan terhadap perubahan ini dikarenakan selalu terpapar sinar matahari sepanjang tahun Alam, dkk., 2009.

2.4 Penuaan Dini

Menua merupakan suatu proses hilangnya kemampuan jaringan lunak untuk memperbaiki diri dan mempertahankan struktur serta fungsi normalnya secara perlahan-lahan. Penuaan dini merupakan proses penuaan kulit yang lebih cepat dari seharusnya. Tanda-tanda penuaan dini yang paling nyata adalah adanya perubahan seperti kerutan, munculnya bercak hitam, tekstur kulit yang tampak kasar, pori kulit yang semakin membesar dan kulit tampak berkeriput, berkerut dan kendur Bogadenta, 2012. Universitas Sumatera Utara Penuaan kulit pada orang tuabukan karena pemaparan sinar matahariadalah berbeda struktur internalnya dibandingkan dengan kulit yang terkena sinar matahari pada orang yang sama Kligman, 1986.

2.4.1 Perubahan internal

Tingkat perubahan pada penuaan kulit yang timbul berbeda-beda untuk setiap individu. Pada photoaging, faktor-faktor yang turut mempengaruhi adalah gaya hidup, frekuensi terkena sinar matahari dan durasi pemaparan, jenis sediaan perawatan kulit wajah. Sedangkan pada intrinsic aging, yang mempengaruhiadalah faktor genetik dan usiaKligman, 1986. Perubahan karakteristik dalam photoaging and intrinsic agingyang timbul pada epidermis dan dermis dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan 2.2. Tabel 2.1 Perbedaan anatomi pada epidermis Bagian kulit Akibat photoaging Akibat intrinsic aging Lapisan epidermis Tebal Tipis Sel-sel epidermis keratinosit • Sel-sel tidak seragam • Sel-selterdistribusi tidak merata • Pembesaran berkala • Sel-sel seragam • Sel-sel terdistribusi secara merata • Pembesaran mendadak Stratum korneum • Peningkatan lapisan sel • Ukuran serta bentuk korneosit bervariasi • Lapisan sel normal • Ukuran dan bentuk korneosit seragam Melanosit • Peningkatan jumlah sel • Sel-sel bervariasi • Peningkatan produksi melanosom • Pengurangan jumlah sel • Sel-sel seragam • Penurunan produksi melanosom Sel-sel Langerhans • Pengurangan sel dalam jumlah yang besar • Sel-sel bervariasi • Pengurangan sel dalam jumlah yang kecil • Sel-sel seragam Mitsui, 1997. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Perbedaan anatomi pada dermis Bagian kulit Akibat photoaging Akibat intrinsic aging Jaringan elastis • Meningkat secara drastis • Berubah menjadi massa yang tidak berbentuk • Meningkat tetapi masih dalam keadaan normal Kolagen • Serat kolagen dan jaringan ikat menurun jumlahnya • Serat kolagen tidak beraturan, jaringan ikat menebal Pembuluh kapiler • Abnormal • Normal Mitsui, 1997.

2.4.2 Perubahan eksternal

Selain perubahan yang tidak langsung tampak terdapat beberapa perubahan yang jelas pada permukaan kulit perubahan eksternal yang meliputi: 1. Kerutan Kerutan dapat timbul pada seluruh bagian tubuh seperti pada wajah, terutama pada bagian dahi, area di sekitar mata serta mulut, dan dapat juga timbul pada bagian leher, siku, ketiak, tangan serta kaki. Kerutan akan mulai timbul pada usia 30 tahun ke atas danakan semakin dalam dan lebar dengan terjadinya penuaan. Kerutan yang timbul dapat diklasifikasi menjadi tiga kelompok yaitu: a. Kerutan linear berupa garis-garis lurus yang umumnya timbul di area sekitar mata. b. Kerutanglyphicsaling menyilang membentuk suatu segitiga ataupun persegi yang umumnya timbul di area pipi dan leher. c. Kerutan umum kerutan halus yang umumnya timbul pada kulit orang tua dan bukan akibat pemaparan terhadap sinar matahari Barel, dkk., 2009. Kerutan tipe 1 dan 2 merupakan kerutan yang timbul akibat proses photoaging dan kerutan tipe 3 merupakan akibat intrinsic aging. Pembentukan Universitas Sumatera Utara kerutan disebabkan oleh berbagai faktor eksternal maupun internal. Sinar UV merupakan penyumbang terbesar untuk pembentukan kerutan. Timbulnya kerutan merupakan hasil dari menurunnya kekuatan dan elastisitas kulit yang disebabkan oleh berkurangnya kandungan air dan penebalan stratum korneum, epidermis yang membesar dan perubahan jumlah dan kualitas dari kolagen dermis serta serat elastis kolagen, perubahan struktur tiga dimensi dari dermis dan perubahan lain akibat faktor ekternal dan internal Barel, dkk., 2009. 2. Lipatan Lipatan pada kulit umumnya mulai timbul ketika usia sekitar 40 tahun. Area yang paling sering terjadi lipatan adalah pada dagu, kelopak mata, pipi, bagian samping perut. Penyebab dari lipatan ini juga sama dengan penyebab timbulnya kerutan yaitu adanya penurunan elastisitas dari dermis dan penurunan kerja dari jaringan adiposa subkutan. Pengurangan kekuatan dari otot-otot yang menopang kulit juga menyebabkan terjadinya kerutan dan lipatan Barel, dkk., 2009. 3. Pigmentasi dan perubahan warna kulit Terbentuknya pigmen pada kulit umumnya meningkat seiring dengan bertambahnya umur . Secara visual, perubahan warna kulit yang menua adalah cenderung berubah dari kemerahan hingga kekuningan. Akibat perubahan ini, warna kulit akan menjadi semakin gelap. Perubahan ini dikaitkan hubungannya dengan pengurangan ketransparanan akibat meningkatnya pigmentasi, pengurangan sekresi sebum dan penebalan serta penurunan kadar air pada lapisan stratum korneum kulit Barel, dkk., 2009. Universitas Sumatera Utara

4. Konfigurasi permukaan kulit

Dengan terjadinya proses penuaan, permukaan kulit akan berubah secara visual maupun dari dalam. Perubahan disebabkan oleh karena sebagian sel-sel telah lambat bekerja. Kulit akan membentuk garis-garis yang halus, yang kemudian akan menjadi lengkungan dan menyambung terus menerus dan pada akhirnya bertambah dalam. Garis-garis dalam tersebut akan timbul ke sembarang arah secara tidak beraturan dan menyebabkan terjadinya pembesaran pori-pori kulit Barel, dkk., 2009.

2.5 Anti-aging

Anti-aging atau anti penuaan adalah cara untuk memperlambat penuaan terjadi. Dalam hal ini, proses penuaan yang gejalanya terlihat jelas pada kulit seperti timbulnya kerutan, kelembutan kulitberkurang, menurunnya elastisitas kulit, tekstur kulit menjadi kasar, hiperpigmentasi, serta kulit berwarna gelap. Kerutan yang timbul dapat diartikan secara sederhana sebagai penyebab menurunnya jumlah kolagen dermis. Kolagen adalah zat pengisi kulit yang membuat kulit menjadi kencang. Seiring bertambahnya usia, produksi kolagen semakin berkurang dan mengakibatkan kulit menjadi kering dan berkerut. Selain dengan sediaan kosmetikaanti-aging, kolagen dapat dipacu produksinya dengan olahraga dan nutrisi yang baik Sulastomo, 2013.

2.5.1 Peran antioksidan dalam masker wajah

Dalam mengatasi bahaya yang timbul akibat radikal bebas, tubuh mengembangkan mekanisme perlindungan untuk mencegah pembentukan radikal bebas dan peroksidasi lipid maupun memperbaiki kerusakan yang terjadi, Universitas Sumatera Utara termasuk pada kulit. Sistem antioksidan kulit meliputi komponen enzimatik dan nonenzimatik. Deny, dkk. 2006 menyebutkan antioksidan terdiri dari: 1. Antioksidan enzimatik endogen − Dismutase superoksida − Glutation peroksidase − Ubiquinol − Melatonin dan histidin − Asam urat dan laktoferin 2. Antioksidan non enzimatik eksogen − Mikronutrien seperti vitamin E, C, dan beta karoten − Obat-obatan dan senyawa sintetik

2.5.2 Vitamin E sebagai antioksidan

Vitamin E berperan sebagai antioksidan untuk melindungi kerusakan membran biologis akibat radikal bebas. Bentuk vitamin E yang dijumpai pada kosmetik adalah jenis tokoferol dan tokotrienol Ditjen POM, 1995. Vitamin E melindungi asam lemak tidak jenuh pada membran fosfolipid. Radikal peroksil bereaksi 1000 kali lebih cepat dengan vitamin E daripada dengan asam lemak tidak jenuh, dan membentuk radikal tokoferoksil. Selanjutnya radikal tokoferoksil berintraksi dengan antioksidan yang lain seperti vitamin C yang akan membentuk kembali tokoferol Ardhie, 2001. Penggunaan vitamin E secara topikal akan meningkatkan level vitamin E pada epidermis sebesar 62 kali lipat dan 22 kali lipat pada dermis. Sifat lipofilik dari vitamin E menyebabkannya mudah diaplikasikan dan mudah diserap oleh kulit Deny, dkk., 2006. Universitas Sumatera Utara

2.5.3 Minyak almond

Minyak almond sweet almond oil diperoleh dari kernel yang telah dikeringkan dari tumbuhannya. Minyak almond digunakan dalam dunia pemijatan tradisional karena kemampuannya melubrikasi kulit selama pemijatan sehingga minyak almond dianggap sebagai salah satu emolien yang efektif. Minyak almond memiliki kandungan vitamin E yang tinggi yaitu 39,2 mg dalam 100 g almond. Minyak almond mengandung asam lemak penting dimana dibutuhkan karena tidak dapat disintesis tubuh. Minyak almond kaya akan beta-zoozteril, squalene dan alfa tokoferol, semua ini merupakan konstituen penting untuk kulit yang sehat. Almond kaya akan asam lemak penting, karbohidrat dan protein dan mengandung vitamin dan mineral yang tinggi Zeeshan, 2009 Minyak almond bersifat tidak meracuni, tidak mengiritasi, larut dalam air dan merupakan pengemulsi yang baik, dimana memiliki kemampuan sebagai berikut : • Memiliki sifat pelumas yang kering meskipun diaplikasikan dalam jumlah banyak dibandingkan dengan minyak mineral. • Pelarut yang unggul pada bahan baku lipofilik terutama untuk sediaan tabir surya. • Stabil terhadap hidrolisis di pH 2-12 Zeeshan, 2009. Nutrisi penting bagi kesehatan dan kecantikan kulit yang dimiliki almond antara lain vitamin E, vitamin C, omega 6, omega 9 dan seng. Minyak almond mampu melembabkan kulit dan memperlambat tanda-tanda penuaan dini. Noormindhawati, 2013. Universitas Sumatera Utara

2.6 Masker Wajah

Perawatan kulit dibagi menjadi perawatan dari dalam dan dari luar. Perawatan dari dalam meliputi pengonsumsian jamu dan ramuan tradisional serta perawatan dari luar meliputi facial, body scrubbing, skin moisturizing, body massage, spa dan lulur Noormindhawati, 2013. Perawatan wajah yaitu facial meliputi face cleansing, exfoliation, steam, mask dan moisturizing. Setelah melakukan kompres hangat steaming perawatan wajah dilanjutkan dengan menggunakan masker Noormindhawati, 2013. Masker dioleskan ke wajah dalam keadaan basah, dan akan mengering dengan sendirinya. Ia bisa menyerap debu yang terdapat pada wajah karenanya dianggap membersihkan wajah Haynes,1994. Manfaat masker : • Menutrisi kulit wajah. • Mencerahkan, menyegarkan dan mencerahkan kulit wajah. • Mengangkat sel kulit mati. • Meremajakan dan menghambat penuaan dini. Cara penggunaan masker meliputi: • Pastikan wajah dalam keadaan bersih dan kering. • Pengolesan masker dilakukan merata pada permukaan kulit wajah dan dihindari area mata, mulut dan hidung. • Diamkan hingga masker mengering. • Masker dibersihkan dengan handuk lembut yang telah dicelupkan dalam air hangat. Universitas Sumatera Utara • Wajah lalu dibilas menggunakan handuk yang telah dicelupkan dalam air dingin untuk meringkas pori-pori. • Dikeringkan menggunakan handuk yang bersih Noormindhawati, 2013. Lama perawatan menggunakan masker ditentukan dengan lamanya sediaan masker mengering. Formula masker yang dibuat harus memenuhi syarat dimana sediaan berupa sediaan pasta yang halus, mudah dicuci, memberikan efek menarik kulit wajah dan tidak beracun Harry, 2000.

2.7 Skin Analyzer