Manfaat Penelitian Sinar PENDAHULUAN

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis dari penelitian ini adalah: a. Minyak almond dapat diformulasikan dalam sediaan masker wajah. b. Perbedaan konsentrasi minyak almond dalam sediaan masker wajah mempengaruhi efektivitas anti-aging. c. Penggunaan sediaan masker wajah mengandung minyak almond menunjukkan peningkatan kondisi kulit menjadi lebih baik selama empat minggu perawatan.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui apakah minyak almond dapat diformulasikan dalam sediaan masker wajah. b. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan konsentrasi terhadap efektivitas anti-aging. c. Untuk mengetahui peningkatan kondisi kulit selama empat minggu perawatan menggunakan sediaan masker mengandung minyak almond.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah membuat formula masker wajah yang memiliki efek sebagai anti-agingdari minyak almond sehingga dapat digunakan sebagai bahan alami dalam sediaan kosmetika. BAB II Universitas Sumatera Utara TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kulit

Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh manusia, membungkus otot- otot dan organ dalam tubuh. Kulit merupakan jalinan jaringan pembuluh darah, saraf dan kelenjar Anderson, 1996. Kulit adalah organ tubuh yang terletak paling luar dan membatasinya dari lingkungan hidup manusia. Kulit merupakan organ yang esensial dan vital serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan. Kulit juga elastis dan sensitif, serta bervariasi pada keadaan iklim, umur, seks, ras, dan lokasi tubuh. Warna kulit bermacam-macam, misalnya warna terang fair skin, kuning, sawo matang dan hitam, merah muda pada telapak kaki dan tangan. Demikian pula kelembutan kulit dan ketebalan kulit yang bervariasi. Kulit yang elastis dan longgar terdapat pada kelopak mata dan bibirWasitaatmadja, 1997.

2.1.1 Fungsi biologis kulit

Kulit merupakan “selimut” yang menutupi permukaan tubuh dan memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut: a. Proteksi Serabut elastis yang terdapat pada dermis serta jaringan lemak subkutan berfungsi mencegah trauma mekanik langsung terhadap interior tubuh. Lapisan tanduk dan mantel lemak kulit menjaga kadar air tubuh dengan cara mencegah masuknya air dari luar tubuh dan mencegah penguapan air, selain itu juga berfungsi sebagai barrier terhadap racun dari luar. b. Thermoregulasi Universitas Sumatera Utara Kulit mengatur temperatur tubuh melalui mekanisme dilatasi dan kontriksi pembuluh kapiler dan melalui perspirasi, yang keduanya dipengaruhi saraf otonom. Pada saat temperatur menurun terjadi vasokontriksi, sedangkan pada saat temperatur badan meningkat terjadi vasodilatasi untuk meningkatkan pembuangan panas. c. Persepsi sensoris Kulit merupakan indera melindungi tubuh terhadap rangsangan dari luar berupa tekanan, raba, suhu, dan nyeri melalui beberapa reseptor tekanan, reseptor raba, reseptor suhu dan reseptor nyeri. Rangsangan dari luar diterima oleh reseptor dan diteruskan ke sistem saraf pusat dan selanjutnya diinterpretasi oleh korteks serebri. d. Absorbsi Beberapa bahan dapat diabsorbsi kulit masuk ke dalam tubuh melalui dua jalur yaitu melalui epidermis dan melalui kelenjar sebasea. Material yang mudah larut dalam lemak lebih mudah diabsorbsi dibanding air dan material yang larut dalam air. e. Fungsi lain Kulit dapat menggambarkan status emosional seseorang dengan memerah, memucat maupun kontraksi otot penegak rambut Latifah dan Tranggono, 2007

2.1.2 Struktur kulit

Menurut Anderson 1996, Lapisan epidermis merupakan bagian terluar dari kulit. Epidermis dibagi menjadi beberapa lapisan utama yaitu: 1. Stratum korneum atau lapisan tanduk Universitas Sumatera Utara Stratum korneum merupakan lapisan yang paling luar dan tersusun dari sel mati berkreatin berbentuk datar dan tersusun berlapis-lapis. Stratum korneum merupakan sawar kulit pokok terhadap kehilangan air. Apabila kandungan air pada lapisan ini berkurang, maka kulit akan menjadi kering dan bersisik. 2. Stratum lusidum atau malfigi Stratum lusidum merupakan asal sel-sel permukaan bertanduk setelah mengalami proses diferensiasi. Stratum lusidum terdapat dibawah lapisan tanduk dan bertindak juga sebagai sawar, dapat dilihat jelas pada telapak kaki dan tangan. 3. Stratum granulosum Stratum granulosum mempunyai fungsi penting yaitu menghasilkan protein dan ikatan kimia stratum korneum. Stratum granulosum mengandung sitoplasma berbutir kasar dan terdapat inti diantaranya. 4. Stratum spinosum Stratum spinosum terdiri atas beberapa lapis sel yang berbentuk poligonal. Sel diferensiasi utama stratum spinosum adalah keratinosit yang membentuk keratin. 5. Stratum germinativum atau lapisan basal Lapisan sel basal merupakan bagian yang paling dalam dari epidermis dan membentuk lapisan baru yang menyusun epidermis. Melanosit yang membentuk melaninuntuk pigmentasi kulit terdapat dalam lapisan basal sepanjang stratum germinativum. Lapisan basal ini tersusun secara vertikal dan membentuk seperti pagar Anderson, 1996. Universitas Sumatera Utara Lapisan dermis merupakan lapisan dibawah epidermis yang jauh lebih tebal dari pada epidermis. Lapisan ini terdiri dari serabut-serabut kolagen, elastin dan retikulin. Matriks kulit mengandung pembuluh-pembuluh darah dan saraf yang menyokong dan memberi nutrisi pada epidermis yang sedang tumbuh Anderson, 1996. Lapisan subkutan adalah kelanjutan dermis atas jaringan ikat longgar, berisi sel-sel lemak didalamnya. Lapisan ini merupakan bantalan untuk kulit, isolasi untuk mempertahankan suhu tubuh dan tempat penyimpanan energi Anderson, 1996. Jumlah lemak pada lapisan ini akan meningkat seiring dengan meningkatnya konsumsi makanan lemak yang berlebih. Jika tubuh memerlukan energi ekstra maka lapisan ini akan memberikan energi dengan cara memecah simpanan lemaknya Wirakusumah, 1994.

2.2 Sinar

Ultraviolet UV Menurut Satiadarma 1986, sinar ultraviolet merupakan sebagian kecil dari spektrum sinar matahari. Namun sinar ini yang paling berbahaya bagi kulit karena reaksi-reaksi yang ditimbulkannya berpengaruh buruk terhadap kulit manusia baik berupa perubahan-perubahan akut seperti eritema, pigmentasi dan fotosensitivitas, maupun efek jangka panjang berupa penuaan dini dan keganasan kulit. Sinar ultravioletdibutuhkan tubuh untuk mensintesa vitamin D, akan tetapi, sinar ultraviolet yang terlalu banyak akan merusak molekul dan sel-sel tubuh. Kerusakan ini akan menyebabkan perubahan tetap yang berupa penebalan epidermis, stratum korneum, dan peningkatan melanosit. Efek jangka panjangnya Universitas Sumatera Utara dapat menyebabkan penuaan dini pada kulit yang merupakan akibat dari kerusakan-kerusakan yang telah terakumulasi Parrish, 1983. Jumlah sinar ultraviolet yang diterima sangatlah berbeda pada masing- masing individu. Faktor-faktor yang mempengaruhi adalah permukaan kulit tubuh, aktivitas di dalam selserta area yang tersinar Mitsui, 1997. Menurut Parrish 1983, berdasarkan panjang gelombangnya, sinar ultraviolet terbagi menjadi tiga, yaitu: a. UV-A 320-400 nm Sinar UV-A merupakan sinar yang paling banyak mencapai bumi yaitu 100 kali dibandingkan sinar UV-B namun kekuatannya lebih lemah yaitu 1:1000 UV-B. Sinar ini mampu masuk ke dalam dermis dan menyebabkan kerusakan jaringan dermis sehingga proses penuaan dapat dipercepat, menyebabkan reaksi fotosensitivitas dan bersama dengan sinar UV-B berperan dalam proses keganasan kulit. b. UV-B 290-320 nm Sinar UV-B merupakan sinar terkuat yang mencapai bumi. Kerusakan kulit yang ditimbulkan berada pada bagian epidermis. Efek yang ditimbulkan dapat berupa luka bakar, kelainan pra-kanker serta keganasan kulit. Jumlah sinar UV-B yang masuk ke bumi tidak konstan karena tergantung musim dan cuaca. Lapisan ozon mampu mengabsorpsi 90 sinar UV-B. c. UV-C 200-290 nm Universitas Sumatera Utara Sinar UV-C merupakan sinar yang paling banyak diabsorpsi oleh lapisan ozon sehingga tidak mencapai permukaan bumi. Namun dengan adanya kebocoran lapisan ozon, sinar UV-C dikhawatirkan dapat mencapai bumi dan membahayakan lingkungan. Pembentukan radikal bebas intrasel yang reaktif akan mempercepat proses kerusakan dan penuaan kulit. Sumber :http:www.dermatology.ucsf.eduskincancerGeneralpreventionUV_Radiation.aspx Gambar 2.1 Penetrasi sinar ultravioletke lapisan kulit.

2.3 Perubahan Kulit Akibat Sinar Ultraviolet