Kehalusan kulit evenness Hasil Pengujian Efektivitas Anti-Aging

Sinar matahari terutama sinar ultraviolet A merupakan pemicu terbesar dalam pembentukan kerutan. Timbulnya kerutan disebabkan oleh adanya penurunan elastisitas kulit yang merupakan akibat dari berkurangnya kadar air pada kulit dan penebalan pada stratum korneum Barel, dkk., 2009. Asupan nutrisi, aktivitas serta lingkungan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kadar air epidermis dan dermis. Kulit harus mampu menjaga kadar air untuk mempertahankan fungsinya sebagai kulit yang sehat. Apabila kadar air menurun secara drastis, kulit akan kekurangan asupan nutrisi dan menyebabkan kulit menjadi kering, kasar, pecah-pecah serta terkelupas Mitsui,1997.

4.3.2 Kehalusan kulit evenness

Pengukuran kehalusan kulit evenness dilakukan dengan menggunakan perangkat skin analyzer Aramo-SGlensa perbesaran 60xdengan sensor biru. Hasil pengukuran kehalusan kulit seperti yang terlihat padaTabel 4.9 di Lampiran 7 halaman 70 dan Gambar 4.2. Gambar 4.2 Grafik kehalusan kulit rata-rata sukarelawan selama empat minggu. 25 27 29 31 33 35 37 39 41 M1a M1b M2a M2b M3a M3b M4a M4b N il a i pe ng uk ur a n Waktu Perawatan minggu Blanko Formula 4 Formula 6 Formula 8 Keterangan : M = Minggu a = Sebelum Normal Halus Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.9 dan Gambar 4.2menunjukkan peningkatan kehalusan kulit sukarelawan terutama formula 6 dan 8. Dimana kondisi kulit yang semula berada pada level Normal menjadi Halus. Data selanjutnya dianalisis dengan Kruskal Wallis Testuntuk mengetahui efektivitas formula terhadap kehalusan kulit. Nilai p yang diperoleh adalah p0,05 yaitu tidak ada perbedaan statistika yang signifikan antar formula. Perubahan kehalusan kulit sukarelawan setiap minggu dianalisis menggunakan Friedman Test dan diperoleh nilai p0,05 yaitu adanya perbedaan statistika yang signifikan selama waktu perawatan. Data selanjutnya dianalisis lebih lanjut dengan Wilcoxon Signed Ranks Test dan diperoleh adanya perubahan kondisi kehalusan kulit menjadi lebih halus selama empat minggu perawatan. Kemampuan kulit dalam menyerap absorbsi bahan aktif sangat dipengaruhi oleh metabolisme, kelembaban dan ketebalan kulit.Keratinosit merupakan sel utama dalam epidermis yang membentuk keratin. Peningkatan suhu menyebabkan keratinosit semakin aktif dan meningkatkan transformasi dari sel-sel yang hidup menjadi aktif bersintesa sehingga membentuk sel-sel mati dan bertanduk dari stratum korneum, proses ini dinamakan keratinisasi. Sel-sel mati yang bertumpuk inilah yang menyebabkan permukaan kulit menjadi tidak rata dan kasar Anderson, 1996. Wasiaatmadja 1997 menyebutkan bahwa kulit terasa kasar, kusam, dan bersisik akibat menurunnya kemampuan kulit untuk melepaskan sel kulit yang lama untuk diganti dengan sel kulit yang baru.

4.3.3 Besar pori pore