CT scan pada kepala akan memberikan informasi mengenai area dari hyperintensity putih di area hemoragi dan akan menjadi normal atau hypointense
gelap di area infark, sedangkan MRI pada kepala akan memberikan informasi area iskemia dengan resolusi tinggi dan lebih tepat daripada CT scan. Diffusion-
weighted imaging akan memberikan informasi terjadinya infarct secara perlahan- lahan dalam beberapa menit Triplitt et al., 2005.
C. Penatalaksanaan Terapi 1.
Tujuan Terapi
Tujuan utama terapi diabetes mellitus komplikasi stroke adalah mengurangi luka pada saraf secara terus-menerus, untuk memperbaiki gejala,
mengurangi angka kematian, memperbaiki kualitas hidup, mencegah cacat jangka panjang, mencegah komplikasi lebih lanjut dan gangguan fungsi saraf, serta
mencegah terjadinya kekambuhan stroke. Triplitt et al., 2005.
2. Sasaran Terapi
a. Berat badan dan kegemukan
Penderita kegemukanobesitas terutama obesitas sentral, meningkatkan risiko kardioserebrovaskular, sehingga harus diturunkan berat badannya dengan
diit dan olah raga. Penurunan berat badan akan membantu penurunan tekanan darah, kolesterol darah, dan gula darah.
b. Tekanan darah atau hipertensi
Tekanan darah tinggi dapat menipiskan dinding pembuluh darah. Pada penderita stroke tekanan darah harus diturunkan dan dipertahankan secara
konsisten pada tekanan darah yang dapat diterima penderita. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Lemak darah
Kolesterol mencakup kolesterol LDL dan HDL, serta lemak di dalam darah, kadarnya tidak boleh lebih dari 200. Kolesterol jahat LDL sebaiknya
kadarnya 130mgdl, sedangkan kolesterol baik HDL harus lebih dari 40mgdl.
Tabel III. Target Penurunan Kolesterol pada Pasien Stroke
Target Penurunan Kolesterol Kolesterol Total
Kolesterol LDL
Pasien dengan ≤ 1 faktor risiko
Pasien dengan ≥ 2 faktor risiko
Pasien dengan penyakit diabetes mellitus 240 mgdl
200 mgdl 160 mgdl
160mgdl 130 mgdl
100 mgdl
d. Gula darah
Tujuan kontrol gula darah pada diabetes mellitus komplikasi stroke adalah: gula darah puasa 91-120mgdl, post prandial 136-160mgdl, dan HbA1c
6.2-7.5 Iskandar, 2004.
Tabel IV. Kriteria Pengendalian Diabetes Mellitus
Baik Sedang
Buruk Glukosa darah puasa mgdl
80-109 110-139
140 Glukosa darah 2 jam mgdl 110-159
160-199 200
HbA1c 4-5,9 6-8
8 Kolesterol total mgdl
200 200-239
240 Kolesterol LDL mgdl
Tanpa PJK 130
130-159 160
Dengan PJK 100
100-129 130
Kolestero HDL mgdl 45
35-45 35
Trigliserida mgdl Tanpa PJK
200 200-249
250 Dengan PJK
150 150-199
200 BMI=IMT, wanita
18,5- 22,9 23-25
25 atau 18,5
pria 20-24,9
25-27 27 atau 20
Tekanan Darah mmHG 14090
140-16090- 95 16095
3. Strategi Terapi
a. Terapi Non Farmakologi
Terapi non farmakologis dilakukan dengan diet dan olahraga. Terapi nutrisi direkomendasikan untuk semua pasien diabetes mellitus. Terutama karena
dengan terapi nutrisi dapat mencapai metabolic outcomes yang optimal dan mengatasi terjadinya komplikasi. Untuk pasien diabetes mellitus tipe I fokus
terhadap pengaturan administrasi insulin dengan diet seimbang dan yang paling penting memelihara berat badan yang sehat Triplitt et al., 2005.
b. Terapi Farmakologis
1. Pengaturan diabetes atau kontrol darah