Pengaturan diabetes atau kontrol darah Anti trombosit Penurunan tekanan darah Tahap Penelusuran Situasi

3. Strategi Terapi

a. Terapi Non Farmakologi

Terapi non farmakologis dilakukan dengan diet dan olahraga. Terapi nutrisi direkomendasikan untuk semua pasien diabetes mellitus. Terutama karena dengan terapi nutrisi dapat mencapai metabolic outcomes yang optimal dan mengatasi terjadinya komplikasi. Untuk pasien diabetes mellitus tipe I fokus terhadap pengaturan administrasi insulin dengan diet seimbang dan yang paling penting memelihara berat badan yang sehat Triplitt et al., 2005.

b. Terapi Farmakologis

1. Pengaturan diabetes atau kontrol darah

Terapi farmakologis dapat dilakukan dengan pemberian antidiabetika insulin dan antidiabetika oral. Antidiabetika oral diindikasikan untuk digunakan pada pasien diabetes mellitus tipe II yang tidak dapat mencapai kadar glukosa terkontrol meskipun sudah diet dan berolahraga. Antidiabetik oral biasanya dikelompokkan berdasarkan mekanisme aksinya dalam menurunkan kadar glukosa. Biguanid dan thiazolidinedion biasanya dikategorikan sebagai insulin sensitizers yang memiliki kemampuan untuk mengurangi resistensi terhadap insulin. Sulfonilurea biasanya dikategorikan sebagai insulin secretagogeus karena meningkatkan pelepasan insulin endogenus Triplitt et al., 2005. Diantara pilihan terapi farmakologi secara oral yang tersedia untuk diabetes mellitus tipe II, terapi menggunakan metformin dan thiazolidinedion mempunyai efek yang bermanfaat pada lipid. Metformin mempunyai kemampuan sedang mengurangi kadar trigliserida pada pasien hiperlipidemik dan hipertensi Solano and Goldberg, 2006.

2. Anti trombosit

Aspirin direkomendasikan sebagai pilihan terapi pertama maupun kedua untuk mencegah terjadinya penyakit kardiovaskuler pada pasien diabetes maupun bukan pasien diabetes mellitus. Dosis yang digunakan biasanya antara 75- 162hari. Klopidogrel dapat pula digunakan untuk menghambat laju penyakit kardiovaskuler pada pasien diabetes mellitus.

3. Penurunan tekanan darah

The Joint National Committee JNC7 merekomendasikan ACE inhibitor untuk menurunkan tekanan darah pada penderita stroke. Selain itu sebagai alternatif obat lain Angiotensin II receptor Antagonists ARBS dapat menurunkan tekanan darah dan mencegah terjadinya CVD yang terjadi pada pasien hipertensi.

4. Statin

Statin menunjukkan dapat mengurangi risiko terjadinya stroke. The National Cholesterol Education Program NCEP pada penderita stroke iskemik atau TIA direkomendasikan penggunaan statin untuk mencapai konsentrasi low density lipoprotein LDL kurang dari 100 mgdl. Statin diutamakan penggunaannya dalam penatalaksanaan dislipidemia terutama untuk terapi peningkatan LDL kolesterol. Mekanisme kerjanya menghambat HMG-CoA reductase yang berfungsi sebagai enzim pengkatalis perubahan HMG-CoA menjadi mevalonat. Golongan obat ini juga penting penggunaannya dalam penatalaksanaan terapi dislipidemia dengan diabetes yang keduanya merupakan faktor resiko stroke. Tabel V. Pilihan Obat untuk Farmakoterapi Stroke Iskemik Pilihan Utama Pilihan alternatif Terapi akut Pencegahan pilihan kedua Noncardioembolic Cardioembolic esp. atrial fibrillation Semua tPA 0.9mgkg IV maksimum 90kg diatas 1 jam untuk pasien tertentu dalam 3 jam onset. ASA 160-325 mg perhari dimulai dalam 48 jam onset. Aspirin 50-325 mg perhari Klopidogrel 75mg perhari Aspirin 25mg + dipiridamol pelepasan jangka panjang 200mg 2 kali sehari. Warfarin INR= 2.5 Penghambat ACE + diuretik or ARB Menurunkan tekanan darah Statin tPA variasi dosis intraarterially sampai dengan 6 jam setelah onset pada pasien tertentu Tiklodipin 250 mg 2 kali sehari D . Drug Related Problems DRP Drug Related Problems DRP didefinisikan sebagai peristiwa tidak diinginkan yang dialami oleh pasien yang melibatkan atau dicurigai melibatkan terapi obat dan benar-benar atau berpotensi bertentangan dengan hasil yang diinginkan pasien. DRP sering juga disebut drug therapy problems atau masalah- masalah yang berhubungan dengan obat. Drug Related Problems DRP meliputi keadaan butuh bahan tambahan terapi obat need for additional drug therapy, tidak perlu terapi unnecessary drug therapy, obat tidak tepat wrong drug, dosis kurang dosage too low, dan kepatuhan compliance. Berikut ini disajikan kajian Drug Related Problems DRP dan keadaan – keadaan yang meliputinya Cipolle, 1998. Tabel VI. Kategori DRP dan Kemungkinan Penyebabnya KAJIAN MELIPUTI Butuh Tambahan Terapi Obat - Kondisi baru membutuhkan obat. - Kondisi Kronis butuh terapi lebih lanjut. - Kondisi membutuhkan kombinasi obat. - Kondisi dengan risiko dan butuh terapi untuk mencegahnya Tidak Perlu Terapi Obat - Tidak ada indikasi untuk keadaan saat itu - Menelan obat dengan jumlah toksik - Kondisi akibat drug abuse - Lebih baik dengan terapi non drug - Pemakaian multiple drug padahal cukup dengan single drug terapi. - Minum obat untuk mencegah efek samping obat lain yang seharusnya dapat dihindarkan Obat Tidak Tepat - Kondisi yang menyebabkan obat menjadi tidak efektif - Alergi obat tertentu - Obat yang diberi bukan yang paling efektif untuk indikasi. - Faktor risiko yang kontraindikasi dengan obat. - Efektif tetapi bukan yang paling murah. - Efektif tetapi bukan yang paling aman. - Antibiotika yang diberi resisten terhadap infeksi pasien. - Refractory - Kombinasi yang tidak perlu. Dosis Kurang - Dosis yang terlalu rendah untuk memberikan respon. - Konsentrasi obat yang diberi di bawah therapeutic range. - Obat, dosis, rute atau konversi formulasinya tidak cukup. - Pemberian terlalu awal. - Dosis dan interval tidak cukup. Adverse Drug Reactions ADRs - Diberikan terlalu tinggi kecepatannya. - Alergi - Faktor Risiko - Interaksi obat-obat obat-makanan. - Hasil laboratorium berubah akibat obat. Dosis Berlebih - Diberikan terlalu tinggi - Kadar serum terlalu tinggi. - Dosis terlalu cepat dinaikkan. - Akumulasi obat karena penyakit kronis. - Obat, dosis, dan rute konversi formula tidak sesuai. - Dosis dan interval tidak cukup. Kepatuhan - Tidak menerima obat yang sesuai dengan regimen karena medication error. - Tidak taat instruksi. - Tidak menerima obat karena mahal. - Tidak memahami.

D. Keterangan Empiris

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian mengenai evaluasi penatalaksaanaan terapi pada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005 merupakan jenis penelitian non-eksperimental, karena dalam penelitian ini tidak memberikan perlakuan lebih lanjut pada subjek uji. Data yang diperoleh akan dianalisis secara deskriptif evaluatif yang hanya akan menyajikan data dan mengevaluasinya tanpa melihat korelasi antara risiko dan efek. Rancangan penelitian ini akan mempelajari efek yang timbul terlebih dahulu, kemudian mempelajari penyebabnya secara retrospektif.

B. Definisi Operasional

1. Diabetes mellitus adalah kelompok gangguan metabolisme lemak, karbohidrat, dan protein yang dipengaruhi oleh kerusakan dalam sekresi insulin, aksi insulin atau keduanya. 2. Stroke adalah semua kedaruratan medis akibat kerusakan neurologik oleh karena gangguan akut aliran darah ke otak akibat terjadinya penyumbatan. 3. Komplikasi penyakit adalah penyakit-penyakit yang muncul bersama-sama dengan penyakit lain pada pasien yang sama. 4. Pasien rawat inap adalah pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke yang menjalani perawatan di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005. 27 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5. Dampak terapi adalah kondisi pasien sebagai hasil terapi pada saat keluar dari rumah sakit, yang dapat dibagi menjadi meninggal, atas permintaan sendiri, membaik dan sembuh. 6. Lembar rekam medik MR adalah lembar catatan dokter, apoteker, dan perawat yang berisi data klinis pasien di rumah sakit yang meliputi data nomor rekam medik, umur, jenis kelamin, diagnosis masuk, diagnosis keluar, komplikasi, lama perawatan, jenis obat, dosis obat, aturan pakai obat yang diberikan selama terapi. 7. Golongan obat adalah kelompok obat berdasarkan efek terapi dari setiap kelas terapi yang diberikan untuk pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke , misal golongan antihipertensi, golongan antiangina. 8. Jenis obat adalah segala macam obat stroke dan diabetes mellitus yang diberikan pada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih. Jenis obat yang ditampilkan adalah nama generik. 9. Drug Related Problems DRP adalah suatu keadaan yang tidak dikehendaki dan muncul pada saat pasien menjalani proses terapi. 10. Terapi yang dibahas dalam penelitian ini adalah terapi farmakologis.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah 29 pasien yang diambil secara random dari seluruh pasien diabetes mellitus komplikasi stroke yang tercatat di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Bahan Penelitian

Bahan penelitian berupa lembar rekam medik Medical Record pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta pada tahun 2005.

E. Tempat Penelitian

Penelitian mengenai diabetes mellitus komplikasi stroke dilaksanakan di unit rekam medik rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta yang terletak di Jalan Cik Dik Tiro No.39 Yogyakarta.

F. Tata Cara Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu tahap penelusuran situasi, tahap pengambilan data, dan tahap penyelesaian data.

1. Tahap Penelusuran Situasi

Tahap ini merupakan tahap awal yaitu dengan penelusuran jumlah pasien diabetes mellitus, kemudian pasien diabetes mellitus dipisahkan berdasarkan komplikasi yang menyertai. Langkah terakhir dipilih jumlah pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke yang menjalani perawatan di instalasi rawat inap rumah sakit Panti Rapih pada tahun 2005. Informasi ini dapat diperoleh dari laporan unit rekam medik dalam bentuk catatan distribusi pola penyakit yang terjadi pada tahun 2005. Berdasarkan proses penelusuran data diperoleh informasi bahwa jumlah pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke berjumlah 62 pasien. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Tahap Pengambilan Data

Dokumen yang terkait

Evaluasi drug related problems pada pengobatan pasien stroke di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005.

0 5 127

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus komplikasi hipertensi rawat inap periode 2005 Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

1 18 117

Evaluasi pemilihan dan penggunaan obat antidiabetes pada kasus diabetes mellitus instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari-Desember 2005.

0 1 108

Evaluasi pengobatan pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalansi rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005.

2 6 161

Evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien ulkus diabetes mellitus di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005.

1 7 116

Kajian interaksi obat pada pasien penyakit jantung koroner di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005.

1 20 96

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih periode tahun 2005 - USD Repository

0 0 99

Evaluasi pemilihan dan penggunaan obat antidiabetes pada kasus diabetes mellitus instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari-Desember 2005 - USD Repository

0 0 106

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus komplikasi hipertensi rawat inap periode 2005 Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta - USD Repository

0 0 115

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes melitus komplikasi hipertensi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Mei 2008- Mei 2009 - USD Repository

0 1 115