Tahap Pengambilan Data Obat yang bekerja pada sistem kardiovaskular

2. Tahap Pengambilan Data

Data pada penelitian ini diambil dari rekam medik pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke yang menjalani rawat inap di rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta pada tahun 2005 disajikan dalam bentuk tabel, yaitu tabel pertama berisi data umum pasien yang meliputi nama, umur, jenis kelamin, riwayat, komplikasi lain. Tabel kedua berisi mengenai data obat yang meliputi golongan obat, jenis obat, jumlah obat, dosis obat. Tabel ketiga berisi data lab pasien Kemudian ditambahkan data tentang diagnosis masuk dan diagnosis keluar, tanggal masuk dan tanggal keluar. Dari 62 pasien diabetes mellitus komplikasi stroke diambil secara random dengan memberi nomor pada setiap pasien, kemudian dipilih pasien dengan nomor genap. Setelah pengambilan nomor genap diperoleh 31 pasien, akan tetapi ada 2 rekam medis pasien yang tidak diperoleh, maka hanya akan diambil data dari 29 pasien. Jumlah pasien ini sesuai dengan ketentuan menurut Gay yaitu untuk desain deskriptif populasi kecil dapat diambil 20 dari total populasi cit. Danapriatna dan Setiawan, 2005.

3. Tahap Penyelesaian Data

Data yang diperoleh dari pengumpulan dan pencatatan rekam medik tersebut dibuat tabel yang berisi mengenai profil pasien, kemudian tabel berikutnya berisi mengenai jenis dan golongan obat, dosis serta waktu pemberian. Selanjutnya tabel yang memuat data laboratorium pasien diabetes mellitus komplikasi stroke, tanda vital dan kondisi klinis. Tabel terakhir berisi mengenai perkembangan pasien setelah menjalani terapi. Kemudian data-data tersebut diolah dengan metode statistika deskriptif dengan menghitung prosentasenya. Kemudian data yang diperoleh dari tabulasi tersebut dievaluasi secara deskriptif eksploratif mengenai Drug Related Problems- nya. Data yang telah diperoleh tersebut kemudian dibandingkan dengan standar referensi.

G. Kesulitan Penelitian

Proses pengambilan data pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke periode tahun 2005 di unit rekam medik rumah sakit Panti Rapih Yogyakarta mengalami beberapa kesulitan. Kesulitan pertama adalah kesulitan dalam membaca beberapa tulisan yang ada di rekam medik. Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan tersebut peneliti menanyakan kepada beberapa pihak yang mengerti. Kesulitan kedua adalah kesulitan dalam mendapatkan dokumen rekam medik karena seringkali sedang digunakan atau sedang dipinjam oleh pihak lain. Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kesulitan ini peneliti menunggu beberapa hari atau beberapa minggu untuk mengambil lagi dokumen rekam medik yang telah selesai digunakan oleh pihak lain.

H. Analisis Hasil

Analisis hasil ini dilakukan dengan memberikan gambaran mengenai kondisi pasien diabetes mellitus komplikasi stroke yang meliputi 1. data untuk umur pasien dikelompokkan menjadi 5 kelompok yaitu kelompok umur 41-50tahun, 51-60 tahun, 61-70 tahun, 71-80 tahun, dan 81-90 tahun. 2. komplikasi lain yang menyertai pasien PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. obat-obat yang digunakan untuk pasien diabetes mellitus komplikasi stroke dikelompokkan berdasarkan kelas terapi obat, golongan obat dan jenis obat. Pengelompokan ini didasarkan pada Informatorium Obat Nasional Indonesia IONI 2000 Anonim, 2000. Setelah dikelompokkan dihitung berdasarkan jumlah kasus yang menggunakan obat tersebut dan dihitung prosentasenya. 4. analisis Drug Related Problems dilakukan dengan melihat setiap kasusnya dan kemudian dibandingkan dengan standar yang ada. Standar yang digunakan disini adalah IONI 2000 Anonim, 2000 dan American Diabetes Association Anonim, 2005b .

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Profil Kasus Diabetes Mellitus dengan Komplikasi

Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Penelitian mengenai kasus diabetes mellitus dengan komplikasi stroke ini dilakukan di Rumah Sakit Panti Rapih periode tahun 2005. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 29 pasien tersebut, kelompok umur 51-60 tahun dan 61- 70 tahun paling banyak mengalami kasus diabetes mellitus dengan komplikasi stroke . Kelompok umur tersebut tidak sesuai dengan referensi yang menyatakan bahwa usia paling rawan adalah 75 tahun ke atas. Hal ini disebabkan karena perubahan gaya hidup yang tidak sehat dari waktu ke waktu. Selain itu pada usia 51-70 merupakan masa berkurangnya aktivitas seseorang, dimana seseorang telah mengalami purnatugas dalam pekerjaannya. 13.79 27.59 27.59 20.69 10.34 41-50 tahun 51-60 tahun 61-70 tahun 71-80 tahun 81-90 tahun Gambar 1. Distribusi Pasien Diabetes Mellitus komplikasi Stroke berdasarkan Kelompok Umur 33 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Semua pasien yang mengalami kasus diabetes mellitus komplikasi stroke pada penelitian ini berusia di atas 40 tahun. Oleh karena itu dapat disimpulkan diabetes mellitus yang diderita oleh pasien adalah diabetes mellitus tipe II, yaitu tidak tergantung insulin. Diabetes mellitus tipe I atau tergantung insulin pada umumnya berkembang pada masa kanak-kanak atau sebelum dewasa. 41.38 58.62 0.00 10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 laki-laki wanita Gambar 2. Distribusi Pasien Diabetes mellitus dengan komplikasi stroke berdasarkan Jenis Kelamin Penelitian ini menunjukkan bahwa prosentase kejadian kasus diabetes mellitus dengan komplikasi stroke pada perempuan lebih tinggi daripada laki-laki. Hal ini sesuai dengan referensi yang menyatakan wanita lebih banyak terserang diabetes mellitus komplikasi stroke. Penyebab dari hasil ini antara lain karena wanita umumnya memiliki aktivitas lebih rendah daripada laki-laki dan dapat juga disebabkan karena wanita memiliki tingkat stres yang lebih tinggi daripada laki- laki. Selain itu hal ini diduga terkait dengan faktor Umum Harapan Hidup UHH. Berdasarkan data statistik dari DepKes RIBPS UHH Indonesia tahun 2000, harapan hidup pada perempuan 69 tahun dan pada laki-laki 65 tahun, atau dengan kata lain harapan hidup perempuan lebih panjang. Pada penelitian ini diketahui terdapat beberapa komplikasi selain stroke. Komplikasi yang terjadi antara lain neuropati, hipertensi, IHD, CHF, ISK, dislipidemia. Komplikasi yang paling banyak terjadi adalah hipertensi karena hipertensi sangat berkaitan erat dengan diabetes mellitus dan stroke. Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke. Stroke dapat dipengaruhi oleh diabetes mellitus, hipertensi dan dislipidemia. Pemakaian obat antihipertensi pada penelitian ini, sebanyak 22 pasien menggunakan antihipertensi 75,86 dan sisanya sebanyak 7 24,14 pasien tidak menggunakan antihipertensi. Prosentase ini melebihi prosentase pasien yang mengalami komplikasi hipertensi. Hal ini dikarenakan pada penderita diabetes mellitus komplikasi stroke, pengontrolan tekanan darah sangat penting, jadi pasien yang tidak mengalami komplikasi hipertensi tetapi tekanan darahnya naik, boleh diberikan antihipertensi dalam dosis awal atau rendah untuk mengontrol tekanan darah agar tetap normal. 13.79 34.48 3.44 3.44 3.44 3.44 Neuropati Hipertensi IHD CHF ISK Dislipidemia Gambar 3. Prosentase terjadinya Komplikasi lain.

B. Profil Obat-obat yang Digunakan oleh Pasien Diabetes Mellitus dengan Komplikasi

Stroke di Rumah Sakit Panti Rapih Pada kasus diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih, diketahui bahwa pasien tidak hanya diberi obat- obatan untuk diabetes mellitus dan stroke saja. Akan tetapi diberikan obat-obat jenis lain yang bertujuan untuk membantu pemulihan kondisi pasien. Dari hasil penelitian ini telah diketahui sepuluh kelas terapi obat yang digunakan pada kasus diabetes mellitus dengan komplikasi stroke. Jumlah kasus yang dihitung berdasarkan banyaknya pasien yang menggunakan obat dalam kesepuluh kelas terapi tersebut. Pada penelitian pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke diketahui kelas terapi yang paling banyak digunakan adalah kelas terapi obat untuk sistem kardiovaskular, yaitu sejumlah 29 pasien atau 100. Kelas terapi ini digunakan oleh seluruh pasien diabetes mellitus komplikasi stroke. Penyakit stroke merupakan panyakit yang disebabkan antara lain oleh ketidaknormalan tekanan darah, kadar gula darah dan kadar lemak dalam tubuh. Oleh karena itu dalam terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke harus dikontrol tekanan darah, kadar gula darah dan kadar lemak dalam tubuh, yaitu dengan menggunakan obat-obat antihipertensi, antidiabetik, dan antilipidemik. Selain obat kardiovaskuler kelas terapi yang banyak digunakan adalah obat yang mempengaruhi darah dan gizi. Kelas terapi obat yang mempengaruhi darah dan gizi banyak digunakan karena untuk pasien diabetes mellitus diperlukan gizi seimbang dan kadar gula darah terkontrol. Obat-obatan ini digunakan untuk pemeliharaan kesehatan pasien dan sebagai pendukung terapi obat lain yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sedang dijalani. Pada urutan ketiga adalah kelas terapi sistem saraf pusat. Kelas terapi ini juga sangat berperan atau berkaitan dengan pengobatan stroke, oleh karena itu prosentasenya tinggi. Tabel VII. Kelas Terapi Obat-obat yang diberikan pada Pasien Diabetes mellitus dengan Komplikasi Stroke di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih tahun 2005 No. Kelas Terapi Jumlah Prosentase Kasusn=29 1 Obat yang bekerja pada sistem 29 100 Kardiovaskular 2 Obat yang bekerja dengan 26 89,66 mempengaruhi darah dan gizi 3 Obat yang bekerja pada sistem 11 37,93 saluran cerna 4 Obat yang bekerja sebagai antiinfeksi 20 68,97 5 Obat yang bekerja pada sistem 24 82,76 saraf pusat 6 Obat yang bekerja pada sistem 8 27,59 saluran pernafasan 7 Obat yang bekerja sebagai analgesik 13 44,83 8 Obat-obat hormonal 18 62,07 9 Obat yang bekerja pada sistem 7 24,14 saluran kemih 10 Obat untuk penyakit skelet dan sendi 8 27,59

1. Obat yang bekerja pada sistem kardiovaskular

Obat yang bekerja pada sistem kardiovaskular adalah obat yang bekerja pada jantung dan pembuluh darah baik arteri maupun vena. Jantung dan pembuluh darah merupakan alat dalam tubuh yang mengatur peredaran darah sehingga kebutuhan makanan dan sisa metabolisme jaringan dapat terangkut dengan baik. Golongan obat yang digunakan pada kelas terapi ini antara lain antihipertensi. Tujuan pemberian obat antihipertensi adalah mengurangi morbiditas atau mortalitas kardiovaskular akibat tekanan darah tinggi dengan cara-cara seminimal mungkin mengganggu kualitas hidup pasien. Hal ini dapat diperoleh dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah dibawah 14090mmHg sambil mengendalikan faktor-faktor risiko kardiovaskular lainnya. Berdasarkan standar antihipertensi yang disarankan untuk pengontrolan tekanan darah adalah antihipertensi penghambat enzim pengubah angiotensin ACEI. Sesuai dengan standar penggunaan obat antihipertensi yang paling banyak digunakan adalah penghambat enzim pangubah angiotensin ACEI. Berdasarkan penelitian prosentase pasien yang mengalami komplikasi hipertensi hanya 34,48, akan tetapi penggunaan antihipertensi pada penelitian ini sebanyak 79,31. Hipertensi memegang peranan penting pada terjadinya stroke. Pada pasien yang tidak mengalami komplikasi hipertensi boleh diberikan antihipertensi untuk mengontrol tekanan darah, akan tetapi dosis antihipertensi yang diberikan adalah dosis yang kecil. Diuretika merupakan golongan obat yang seringkali disarankan untuk pasien diabetes mellitus, edema dan hipertensi. Pada pasien diabetes mellitus komplikasi stroke ini obat diuretika yang paling banyak digunakan adalah furosemid yaitu sebanyak 20,69. Furosemid merupakan diuretika kuat dan biasa diindikasikan untuk edema dan oliguria karena gagal ginjal. Golongan obat anti trombosit bekerja dengan menghambat atau mengurangi terjadinya penumpukan platelet pada darah. Penumpukan platelet akan berpindah pada bagian yang luka dari pembuluh darah dan menempel disitu dan dapat menyumbat. Penyumbatan ini seringkali mengakibatkan tertutupnya arteri atau mungkin akan pecah dan menutup arteri yang kecil. Dengan mencegah terjadinya penumpukan platelet, maka dapat mengurangi risiko terjadinya stroke. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pada penelitian ini anti trombosit yang paling banyak digunakan adalah silostazol yaitu sebanyak 55,17. Hal ini kurang sesuai dengan standar karena pilihan utama anti trombosit adalah aspirin atau klopidogrel. Antifibrinolitik diindikasikan untuk pasien yang mengalami pendarahan. Selain itu dapat diberikan pada pasien yang mengalami gangguan pada faktor pembekuan darah. Pada penelitian ini hanya digunakan satu jenis antifibrinolitik yaitu asam traneksamat dengan prosentase 24,14. Asam traneksamat diindikasikan untuk fibrinolisis lokal dan menoragia. Antilipidemik adalah obat yang digunakan untuk mengendalikan lemak dalam tubuh. Unsur utama lemak berperan dalam terbentuknya aterosklerosis, terutama LDL low density lipoprotein. Oleh karena itu pada pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke membutuhkan pengontrolan lemak dalam tubuh yaitu dengan penggunaan obat antilipidemik. Pada penelitian ini terdapat 12 pasien yang membutuhkan terapi antilipidemik untuk mengontrol lemak dalam tubuhnya. Akan tetapi berdasarkan data yang diperoleh baru 6 pasien yang mendapatkan terapi antilipidemik. Salah satu obat antilipidemik yang banyak digunakan pada penelitian ini adalah golongan fenofibrat. Berdasarkan standar obat tersebut sebaiknya diganti dengan golongan statin karena golongan statin merupakan pilihan utama yang disarankan sebagai antilipidemik. Obat golongan vasodilator ini mengurangi risiko terjadinya penyumbatan arteri terutama aterosklerosis dan tromboangitis, sehingga risiko terserang stroke dapat dikurangi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel VIII Golongan dan jenis obat untuk kelas terapi obat penyakit pada sistem kardiovaskular yang digunakan oleh pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalasi rawat inap RSPR tahun 2005 No Golongan Kelompok Jenis obat Jumlah Prosentase kasus n=29 1 Antihipertensi Antagonis Reseptor Candesartan 2 6,89 Angiotensin II Losartan 1 3,45 Irbesartan 1 3,45 ACEI Kaptopril 8 27,59 Perindopril 2 6,89 Ramipril 9 31,03 ARBS Klonidin 6 20,69 Donepezil 3 10,34 Calcium Nimodipin 3 10,34 Chanel Blocker Amlodipin 7 24,14 nifedipin 4 13,79 2 Antiangina golongan nitrat Isosorbid dinitrat 2 6,89 Calsium Diltiazem 2 6,89 Chanel Blocker hidroklorida 3 Diuretika Diuretik osmotik Manitol 1 3,45 diuretika kuat Furosemid 6 20,69 4 Obat sistem Anti trombosit Aspirin 2 6,89 koagulasi darah Klopidogrel 6 20,89 Silostasol 16 55,17 Hemostatik dan Asam 7 24,14 antifibrinolitik traneksamat 5 Obat Hipolipidemik Klofibrat Fenofibrat 1 3,45 Statin Simvastatin 1 3,45 Atorvastatin 2 6,89 Pravastatin 2 6,89 6 Obat gangguan vasodilator nicergoline 3 10,34 sirkulasi darah Xantin® 1 3,45 Ko-dergokrin 10 34,48 Sibelium 1 3,45 Sitikolin 20 68,97 Ginko biloba 9 31,03

2. Obat yang bekerja dengan mempengaruhi darah dan gizi

Dokumen yang terkait

Evaluasi drug related problems pada pengobatan pasien stroke di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta tahun 2005.

0 5 127

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus komplikasi hipertensi rawat inap periode 2005 Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.

1 18 117

Evaluasi pemilihan dan penggunaan obat antidiabetes pada kasus diabetes mellitus instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari-Desember 2005.

0 1 108

Evaluasi pengobatan pasien diabetes melitus dengan komplikasi ulkus/gangren di instalansi rawat inap Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Juli-Desember 2005.

2 6 161

Evaluasi penggunaan antibiotika pada pasien ulkus diabetes mellitus di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005.

1 7 116

Kajian interaksi obat pada pasien penyakit jantung koroner di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode 2005.

1 20 96

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus dengan komplikasi stroke di instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih periode tahun 2005 - USD Repository

0 0 99

Evaluasi pemilihan dan penggunaan obat antidiabetes pada kasus diabetes mellitus instalansi rawat inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Januari-Desember 2005 - USD Repository

0 0 106

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes mellitus komplikasi hipertensi rawat inap periode 2005 Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta - USD Repository

0 0 115

Evaluasi penatalaksanaan terapi pasien diabetes melitus komplikasi hipertensi di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta periode Mei 2008- Mei 2009 - USD Repository

0 1 115