4.3.6 Hubungan Status ASI Eksklusif dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA
Tabel 4.12 Hubungan Status ASI Eksklusif dengan Kejadian Infeksi Saluran
Pernafasan Akut ISPA pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Panyabungan Jae Kabupaten Mandailing Natal Tahun
2014
Status ASI
Eksklusif
ISPA Tidak
ISPA Jumlah
X
2
p RP
95 CI f
f f
Tidak Ya
38 23
62,3 59,0
23 16
37,7 41,0
61 39
100 100
0,110 0,740 1,056
0,762–1,464 Dari Tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa proporsi ISPA pada kelompok
yang memberikan ASI Eksklusif adalah 59 dan pada kelompok yang tidak memberikan ASI Eksklusif adalah 62,3.
Berdasarkan hasil uji chi-square, diperoleh nilai p=0,740 artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status ASI Eksklusif dengan kejadian ISPA
pada anak balita di Wilayah Kerja Puskesmas Panyabungan Jae Kabupaten Mandailing Natal tahun 2014. Diperoleh RP sebesar 1,056 dengan 95 CL 0,762-
1,464, berarti ASI Ekslusif bukan faktor resiko kejadian ISPA.
4.3.5 Hubungan Status Imunisasi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA
Tabel 4.13 Hubungan Status Imunisasi dengan Kejadian Infeksi Saluran
Pernafasan Akut ISPA pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Panyabungan Jae Kabupaten Mandailing Natal Tahun
2014
Status Imunisasi
ISPA Tidak
ISPA Jumlah
X
2
P RP
95 CI f
f f
Tidak Lengkap
Lengkap 26
35 89,7
49,3 3
36 10,3
50,7 29
71 100
100 14,098
0,001 1,819
1,393-2,734
Universitas Sumatera Utara
Dari Tabel 4.14 di atas dapat dilihat bahwa proporsi ISPA pada kelompok imunisasi lengkap adalah 49,3 dan pada kelompok imunisasi tidak lengkap adalah
89,7. Berdasarkan Hasil uji chi-square, diperoleh nilai p0,001 artinya terdapat
hubungan yang bermakna antara status imunisasi dengan kejadian ISPA pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Panyabungan Jae Kabupaten Mandailing Natal
tahun 2014. Diperoleh RP sebesar 1,819 dengan 95 Cl 1,393-2,374. Artinya status imunisasi yang tidak lengkap merupakan faktor resiko timbulnya penyakit
ISPA.
4.3.6 Hubungan Pendidikan Ibu dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA
Tabel 4.14 Hubungan Pendidikan Ibu dengan Kejadian Infeksi Saluran
Pernafasan Akut ISPA pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Panyabungan Jae Kabupaten Mandailing Natal Tahun
2014
Pendidikan Ibu
ISPA Tidak
ISPA Jumlah
X
2
P RP
95 CI f
f f
Rendah Tinggi
20 41
58,8 62,1
14 25
41,2 39,7
34 66
100 100
0,103 0,749 0,947
0,675-1,328 Dari Tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa proporsi ISPA pada kelompok
pendidikan ibu rendah adalah 58,8 dan pada kelompok pendidikan ibu tinggi adalah 62,1.
Berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji chi-square, diperoleh nilai p=0,749 artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara
Universitas Sumatera Utara
pendidikan ibu dengan kejadian ISPA pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Panyabungan Jae Kabupaten Mandailing Natal tahun 2014. Diperoleh RP sebesar
0,947 dengan 95 CL 0,675-1,328, berarti pendidikan ibu bukan faktor resiko kejadian ISPA.
4.3.7 Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA