Natal tahun 2014. Diperoleh RP sebesar 1,048 dengan 95 CL 0,767-1,434, berarti jenis kelamin bukan faktor resiko kejadian ISPA.
4.3.3 Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA
Tabel 4.11 Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan
Akut ISPA pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Panyabungan Jae Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2014
Status Gizi
ISPA Tidak
ISPA Jumlah
X
2
p RP
95 CI f
F f
Tidak Baik Baik
4 57
66,7 60,6
2 37
33,3 39,4
2 94
100 100
0,086 0,769 1,099
0,610–1,981 Dari Tabel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa proporsi ISPA pada kelompok
status gizi baik adalah 60,6 dan pada kelompok status gizi tidak baik adalah 66,7. Berdasarkan hasiluji chi-square, diperoleh nilai p=0,769 artinya tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara status gizi dengan kejadian ISPA pada anak balita di wilayah kerja puskesmas Panyabungan Jae Kabupaten Mandailing Natal tahun 2014.
Diperoleh RP sebesar 1,099 dengan 95 CL 0,610-1,981, berarti jenis kelamin bukan faktor resiko kejadian ISPA.
Universitas Sumatera Utara
4.3.6 Hubungan Status ASI Eksklusif dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA
Tabel 4.12 Hubungan Status ASI Eksklusif dengan Kejadian Infeksi Saluran
Pernafasan Akut ISPA pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Panyabungan Jae Kabupaten Mandailing Natal Tahun
2014
Status ASI
Eksklusif
ISPA Tidak
ISPA Jumlah
X
2
p RP
95 CI f
f f
Tidak Ya
38 23
62,3 59,0
23 16
37,7 41,0
61 39
100 100
0,110 0,740 1,056
0,762–1,464 Dari Tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa proporsi ISPA pada kelompok
yang memberikan ASI Eksklusif adalah 59 dan pada kelompok yang tidak memberikan ASI Eksklusif adalah 62,3.
Berdasarkan hasil uji chi-square, diperoleh nilai p=0,740 artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara status ASI Eksklusif dengan kejadian ISPA
pada anak balita di Wilayah Kerja Puskesmas Panyabungan Jae Kabupaten Mandailing Natal tahun 2014. Diperoleh RP sebesar 1,056 dengan 95 CL 0,762-
1,464, berarti ASI Ekslusif bukan faktor resiko kejadian ISPA.
4.3.5 Hubungan Status Imunisasi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA