Hubungan Umur dengan Kejadian ISPA Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa proporsi berdasarkan keberadaan perokok di wilayah kerja puskesmas Panyabungan Jae Kabupaten Mandailing Natal tahun 2014, lebih banyak ditemukan tidak ada perokok yaitu 65 orang 65, sedangkan yang ada perokok yaitu 35 orang 35.

4.3 Analisa Bivariat

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara faktor balita umur, jenis kelamin, status gizi, status ASI Eksklusif, status imunisasi, faktor ibu pendidikan, pekerjaan, faktor lingkungan ventilasi, kepadatan hunian rumah, pemakaian anti nyamuk bakar, bahan bakar untuk masak, keberadaan perokok dan kejadian infeksi saluran pernafasan akut dan mengetahui ratio prevalence umur, jenis kelamin, status gizi, status asi eksklusif, status imunisasi, pendidikan ibu, pekerjaan ibu, ventilasi, kepadatan hunian ruang tidur, pemakaian anti nyamuk bakar, bahan bakar untuk masak dan keberadaan perokok.

4.3.1 Hubungan Umur dengan Kejadian ISPA

Hubungan umur dengan ISPA pada anak balita di Puskesmas Panyabungan Jae Kabupaten Mandailing Natal. Tabel 4.9 Hubungan Umur dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Panyabungan Jae Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2014 Umur bulan ISPA Tidak ISPA Jumlah X 2 P RP 95 CI f F f ≥ 12 - 36 36 - ≤ 60 38 23 65,5 54,8 20 19 34,5 45,2 58 42 100 100 1,184 0,276 1,196 0,858-1,668 Universitas Sumatera Utara Dari Tabel 4.10 di atas dapat dilihat bahwa proporsi ISPA pada kelompok umur ≥ 12 - 36 bulan adalah 65,5 dan pada kelompok umur 36 - ≤ 60 bulan adalah 54,8. Berdasarkan Hasil uji chi-square, diperoleh nilai p=0,276 artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian ISPA pada anak balita di wilayah kerja puskesmas Panyabungan Jae Kabupaten Mandailing Natal tahun 2014. Diperoleh RP sebesar 1,196 dengan 95 CL 0,858-1,668, berarti umur bukan faktor resiko kejadian ISPA.

4.3.2 Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA

Tabel 4.10 Hubungan Jenis Kelamin dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Panyabungan Jae Kabupaten Mandailing Natal Tahun 2014 Jenis Kelamin ISPA Tidak ISPA Jumlah X 2 p RP 95 CI f F f Laki-laki Perempuan 30 31 62,5 59,6 18 21 37,5 40,2 48 52 100 100 0,087 0,768 1,048 0,767–1,434 Dari Tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa proporsi ISPA pada kelompok laki-laki adalah 62,5 dan pada kelompok perempuan adalah 59,6. Berdasarkan hasil analisis uji chi-square, diperoleh nilai p=0,768 artinya tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan kejadian ISPA pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Panyabungan Jae Kabupaten Mandailing Universitas Sumatera Utara Natal tahun 2014. Diperoleh RP sebesar 1,048 dengan 95 CL 0,767-1,434, berarti jenis kelamin bukan faktor resiko kejadian ISPA.

4.3.3 Hubungan Status Gizi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut ISPA

Dokumen yang terkait

Analisa Kecenderungan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Ispa) Pada Bayi Dan Balita Tahun 2000-2004 Untuk Peramalan Pada Tahun 2005-2009 Di Kabupaten Simalungun

0 37 101

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Pada Batita di Kelurahan Glugur Darat I Kecamatan Medan Timur Tahun 2011

0 15 111

Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Atas Akut (ISPaA) Pada Anak Balita Di Kelurahan Mangga Keacamatan Medan Tuntungan Tahun 2010

9 65 141

Gambaran Kebiasaan Merokok Anggota Keluarga Pada Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Balita di Puskesmas Bungah Kabupaten Gresik

0 14 125

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) BAGIAN ATAS PADA BALITA DI DESA NGRUNDUL KECAMATAN KEBONARUM KABUPATEN KLATEN

0 5 10

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 KABUPATEN BOYOLAL

0 2 16

PENDAHULUAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 KABUPATEN BOYOLALI.

0 1 8

DAFTAR PUSTAKA FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANYUDONO 1 KABUPATEN BOYOLALI.

0 2 4

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CEPOGO KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2009.

0 3 7

1 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MINANGA KOTA MANADO

0 0 10