B. Menjelang Pensiun
1. Pengertian Pensiun
Kata pensiun dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer 1991 diartikan sebagai pegawai yang sudah tidak bekerja lagi karena dirasa
sudah tua dan mendapatkan uang pensiunan. Atchley dalam Erber, 2005 mendefinisikan pensiun sebagai konsep
yang luas. Pada tingkat masyarakat, pensiun adalah lembaga sosial dengan aturan tentang kapan pekerja diperbolehkan untuk meninggalkan angkatan
kerja. Pada tingkat individu, pensiun merupakan transisi ke tahap kehidupan yang tidak lagi diperlukan. Pernyataan ini didukung oleh Fandy
2013 yang mengatakan bahwa pensiun dapat diartikan sebagai keadaan individu yang telah berhenti bekerja
yang menjadi kebiasaan atau aktivitas aktivitas yang harus dilakukan sehari hari. Tiap individu yang sudah tidak
bekerja lagi disebut sebagai pensiunan. Individu yang memasuki masa pensiun sering dianggap sebagai individu yang tuna karya tidak
dibutuhkan lagi tenaga dan pikirannya. Menurut
Santi Mu’in 2013 pensiun adalah salah satu titik balik yang signifikan dalam karir seseorang selama hidup bagi mayoritas orang
dewasa yang telah menghabiskan seluruh atau sebagian besar hidupnya untuk bekerja. Jika seseorang mampu secara bertahap menarik diri dari
peran pekerjaannya, mencari aktivitas pengganti, mempertahankan keberlanjutan
aktivitas dalam
kehidupan barunya
dan dapat
mengaktualisasikan apa yang menjadi peran baru yang akan disandangnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
maka akan terhindar dari masalah psikologis seperti kecemasan. Tarigan 2009 menambahkan bahwa karakteristik pegawai yang akan menghadapi
pensiun biasanya mengalami berbagai masalah, antara lain merasa cemas, merasa diri tidak berguna, dan memiliki status ekonomi yang belum
mapan. Menurut BKN Badan Kepegawaian Negara tertulis adanya
peraturan wajib pensiun PNS tertera dalam Pasal 87 ayat 1 huruf c dan Pasal 90 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil
Negara, ditentukan bahwa Pegawai Negeri Sipil diberhentikan dengan hormat karena mencapai batas usia pensiun, yaitu:
1. 58 lima puluh delapan tahun bagi Pejabat Administrasi
2. 60 enam puluh tahun bagi Pejabat Pimpinan Tinggi
3. Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bagi Pejabat
fungsional. Menjelang pensiun para pegawai akan memasuki tahap Masa
Persiapan Pensiun MPP. Masa Persiapan Pensiun PNS yang akan mencapai Batas Usia Pensiun BUP dapat dibebaskan dari jabatannya
untuk paling lama 1 satu tahun, dengan mendapat penghasilan berdasarkan peraturan perundangan-undangan yang berlaku, kecuali
tunjangan jabatan. MPP dapat diambil penuh 1 tahun atau sebagian sesuai dengan keinginankebutuhan PNS.
Partini 2011 juga mendukung bahwa batas usia pensiun adalah batasan yang dibuat oleh pemerintah untuk memberikan kesempatan
pegawainya agar bisa menikmati kehidupan di hari tuanya dengan penuh suka cita. Pensiun bukan batas dari segala kegiatan seseorang. Orang yang
telah pensiun dapat melakukan berbagai kegiatan, baik yang berorientasi pada kegiatan sosial, keagamaan, maupun yang bersifat ekonomis
produktif dapat dilakukan dengan baik. Dari beberapa teori-teori dan pengertian di atas dapat disimpulkan
bahwa pensiun adalah pegawai yang tidak bisa bekerja lagi karena adanya batasan umur maksimal yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Hal ini
menyebabkan pensiunan mengalami penurunan finansial, kesehatan, dan aktivitas. Selain itu, orang yang sudah memasuki tahap pensiun bukan
berarti mereka tidak bisa berkarya lagi. Pensiunan dapat melakukan berbagai kegiatan yang mereka senangi untuk mengisi waktu luang dan
menjaga tubuh agar tetap beraktivitas, supaya kesehatan fisik dan psikis tetap stabil.
C. Makna
Kerja Pegawai
yang Menjelang
Pensiun dan
Tidak Memanfaatkan Program MPP.
Tarigan 2009 mengatakan karakteristik pegawai yang akan menghadapi pensiun biasanya mengalami berbagai masalah, antara lain
merasa cemas, merasa diri tidak berguna, dan gelisah terutama berkaitan dengan berkurangnya pendapatan. Selain itu, menurut Eyde dalam Eliana,
2003 ketika masa pensiun tiba seseorang juga akan mengalami beberapa perubahan dalam hidupnya seperti seseorang akan kehilangan peran sosialnya
di masyarakat,
prestise
, kekuasaan, kontak sosial, bahkan harga diri akan berubah juga karena kehilangan peran. Bentuk-bentuk gangguan psikologis
dan kecemasan yang timbul inilah yang mengakibatkan motivasi kerja pegawai yang menjelang pensiun menurun dan akan mempengaruhi
performansi dan produktivitas kerjanya. Hal ini didukung oleh Nawawi dalam Yuliarti, 2014 yang mengatakan bahwa seseorang biasanya
mengalami penurunan semangat kerja bila seseorang tersebut akan menjelang pensiun. Sebaliknya, ketika seseorang pegawai yang mempunyai semangat
kerja tinggi akan selalu memberikan sikap positif kepada pekerjaan dan juga lingkungan kerjanya Djui dalam Yuliarti, 2014. Motivasi seseorang dalam
bekerja secara otomatis akan mempengaruhi semangat dan pemaknaan kerja seseorang saat melakukan aktifitas kerja. Hal ini disebabkan oleh sumber
terbentuknya makna kerja salah satunya adalah motivasi dari dalam diri Rosso et all, 2010. Sedangkan Hackman Oldham, dalam Rosso, et all
2010 mendukung bahwa ketika seseorang mengalami suatu hal yang disebut kebermaknaan dalam bekerja
meaningfulness of work
, hal ini dapat menjadi hal yang penting dalam perkembangan motivasi kerja. Dengan kata lain,
ketika seseorang merasa bahwa bekerja sebagai sesuatu yang bermakna maka motivasi kerja akan tumbuh, sehingga orang tersebut dapat memaknai kerja
dan muncullah makna kerja bagi dirinya. Memunculkan makna kerja dibutuhkan keberanian dalam berekspresi
sehingga individu bisa mendapatkan makna dan komitmen pribadi dan bisa bertanggungjawab terhadap kehidupan pribadi dan kehidupan sesamanya.
Makna kerja juga mencangkup kepercayaan kita tentang nilai-nilai, keyakinan, dan sikap yang seseorang miliki dalam hubungannya dengan kerja dan
tindakan yang individu tunjukkan sehari-hari dalam lingkungan kerja. Makna kerja juga bisa di hayati sebagai pemenuhan untuk menemukan tujuan hidup
seseorang yang didasari oleh spiritualitas. Makna kerja timbul dari penilaian subjektif setiap individu.
Pada studi ini berfokus ingin melihat dan mengetahui makna kerja pada pegawai yang menjelang pensiun yang tidak memanfaatkan program
MPP. Informan pada penelitian ini adalah yang tidak memanfaatkan program MPP dan memilih untuk tetap bekerja. Subjek memilih untuk tetap bekerja
karena adanya tanggungjawab yang harus diselesaikan, memenuhi kebutuhan finansial, dan agar bisa terus beraktivitas dan bersosialisasi.