Sumber Makna Kerja Makna Kerja

2 Misi Organisasi  Organisasi kerja adalah situs penting makna dan kebermaknaan kerja, dan misi dari organisasi memainkan peran penting dalam bagaimana karyawan menginterpretasikan kerja. Misi organisasi adalah representasi dari dasar tujuan, nilai-nilai, dan tujuan untuk sebuah organisasi yang didedikasikan. Arti peneliti pekerjaan telah mengusulkan bahwa misi organisasi berfungsi sebagai sumber makna sejauh karyawan merasa keselarasan antara nilai-nilai inti mereka dan ideologi dan orang- orang dari organisasi mereka. Meskipun kesesuaian yang dirasakan dapat memberikan makna positif bagi karyawan, makna yang mendalam melekat pada misi organisasi dan ideologi juga bisa menjadi pedang bermata dua, karena organisasi yang membentuk kontrak psikologis dengan karyawan atas dasar misi atau ideologi mungkin menghadapi reaksi negatif jika mereka dianggap melanggar misi. 3 Keuangan  Penelitian ini menekankan pentingnya insentif keuangan untuk motivasi individu untuk bekerja dan makna mereka membuat pekerjaan mereka. Penelitian telah menunjukkan bahwa bagi mereka yang memiliki pendapatan yang tidak memadai, nilai ekonomi dari pekerjaan menjadi lebih menonjol. Dengan kata lain, karyawan dengan kebutuhan keuangan yang lebih besar akan lebih fokus pada nilai ekonomi pekerjaan daripada karyawan lainnya, karena mereka tidak memiliki kemewahan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Penelitian lain berpendapat bahwa kemiskinan adalah situasi kuat klasik yang dapat membatasi makna dapat ditemukan dalam pekerjaan. Dengan demikian, ketika individu mengalami kesulitan ekonomi, cenderung menekankan nilai laten tersembunyi kerja dalam mendukung nilai nyata pekerjaan. 4 Domain-domain non-pekerjaan  Dalam hal ini, individu berusaha untuk membuat lingkungan kerjanya menjadi mirip seperti hobi dan kegiatan-kegiatan sosial yang individu sukai. 5 Budaya Pekerjaan  Meaning of work disosialisasikan atau disebarluaskan oleh lingkungan budaya seseorang. Variasi pada makna kerja di antara budaya-budaya meskipun banyak variasi, tetapi memiliki pola bahwa bekerja merupakan fenomena yang kompleks pada setiap negara dan mempengaruhi pandangannya terhadap kehidupan bekerja. d. Kehidupan Spiritual dan Makna Kerja 1 Spiritualitas Dalam hal ini, spiritualitas sebagai sumber kebermaknaan berbagi kesamaan dengan sumber-sumber lain, seperti hubungan interpersonal dan konteks budaya, di mana hasil kebermaknaan menghubungkan keentitas diluar diri. Beberapa ahli mempunyai teori tentang hubungan antara spiritualitas dan makna pekerjaan gema teori berpengaruh Victor Frankl, berpikir positif bahwa melalui hidup untuk dan mencari setelah itu yang berada di PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI luar diri manusia yang menemukan makna dan tujuan hidup dan bekerja. Penelitian menunjukkan bahwa karyawan spiritual memandang pekerjaan mereka berbeda dari karyawan non- spiritual, melihat perilaku pekerjaan mereka dalam hal spiritual peduli, layanan, dan transendensi. Oleh karena itu, ketika karyawan merasa pekerjaan dalam cahaya spiritual, pekerjaan mereka cenderung mengambil sensasi yang lebih bermakna.

3. Aspek-Aspek Makna Kerja

Wrzesniewski, dkk dalam Herudiati, 2013 secara sederhana menguraikan bahwa dalam memahami makna kerja terdapat tiga aspek yang terkandung didalamnya, yaitu: makna kerja itu sendiri job meaning at work , peranan pekerjaan role meaning at work , dan self meaning at work . Job meaning at work adalah karakteristik tugas dan aktivitas yang dilakukan dalam bekerja. Sementara role meaning adalah karakteristik dari peran yang dilakukan karyawan dalam bekerja. Self meaning yaitu pemahaman diri karyawan akan pekerjaan yang tergambar ketika karyawan melakukan proses kerja. Weisskopf Joelson dalam Morin, 2008 mendefinisikan makna kerja dengan tiga komponen, yang pertama , signifikansi antara nilai kerja dalam pandangan subjek dan definisi atau representasi mengenai pekerjaannya. Kedua , arah dan orientasi kerja informan, apa yang ia cari dalam pekerjaan dan tujuan yang membimbing tindakannya. Ketiga , efek PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang dihasilkan dari koherensi antara informan dan pekerjaan yang ia tunjukkan, antara ekspektasi, nilai, dan tindakan yang ia tunjukkan sehari- hari dalam lingkungan kerja. Ditambahkan lagi oleh Morin 2004 bahwa makna kerja mempunyai tiga aspek penting dan berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari seorang pegawai: 1. Signifikansi makna kerja, pentingnya kerja dapat dilihat dari banyaknya waktu yang orang berikan untuk bekerja, ingin mencapai tujuan tertentu, dan bekerja memiliki hubungan yang erat dengan aspek hidup sehari-hari seperti keluarga, waktu luang, agama, dan komunitas. 2. Arah adalah orientasi atau kecenderungan seseorang terhadap kerja, apa yang subjek cari dalam bekerja, dan keinginan- keinginan yang menuntun aksi subjek. Super dan Sverko 1995 menemukan 5 orientasi terbesar pada nilai kerja, yaitu otonomi, kemajuan sosial, pencapaian diri, interaksi sosial, dan pengambilan resiko. 3. Koherensi adalah efek dari hubungan antara subjek dan pekerjaan yang dilakukannya, antara harapan, nilai-nilai, dan tindakan-tindakan di tempat kerja sehari-hari, sehingga tingkat keseimbangan dapat dicapai dalam relasinya dengan pekerjaan. Menurut MOW- International Research Team pada tahun 1987 dalam Harpaz, 2002 menggambarkan makna kerja dalam beberapa dimensi, yaitu Sentralisasi Kerja, adalah aspek yang paling mendasar, dominan, dan paling penting dalam kehidupan manusia. Kegiatan bekerja memiliki porsi yang lebih banyak dalam kehidupan seseorang dibanding yang lainnya. Individu dengan sentralisasi kerja yang tinggi juga memiliki komitmen kerja yang tinggi pula. Hal ini dilakukan demi mencapai tujuan dan kepuasan dari pekerjaan mereka. Hak dan Kewajiban, norma hak adalah Individu memiliki hak dasar dan tanggungjawab pribadi dan sosial terhadap komitmen kerja sesuai dengan jenis pekerjaan. Sebaliknya, norma kewajiban merupakan tugas individu untuk ikut ambil bagaian dalam memberikan kontribusi pada organisasi dan masyarakat. Tampaknya bahwa jika masyarakat umumnya memegang norma dan sikap terhadap kerja yang positif, maka pekerjaan akan cenderung menjadi pusat dan sangat dihargai. Orientasi Instrumental, konsep ini mengasumsikan bahwa orang bekerja terutama termotivasi untuk memperoleh aspek instrumental atau aspek ekonomi dari konteks pekerjaan mereka. Ini adalah peran paling penting dari pekerjaan di mana orang mengidentifikasi bahwa memberikan penghasilan untuk menopang kehidupan dan pemenuhan kebutuhan. Dengan demikian, tampaknya bahwa orang-orang dengan kecenderungan tinggi terhadap nilai-nilai ekonomi yang menganggap pekerjaan sebagai alat utama untuk memberikan pendapatan. Dengan adanya penghargaan, ini bisa menjadi sebuah alat untuk meningkatkan motivasi kerja individu. Orientasi Intrisik, konsep ini menekankan kebutuhan individu, termasuk evaluasi kompetensi individu dan ketertarikan terhadap pekerjaan yang memiliki tingkat kesulitan tinggi dimotivasi oleh perasaan ingin mengaktualisasikan diri. Relasi Interpersonal, manusia adalah mahkluk sosial dan adanya interaksi antar manusia bisa menjadi penting untuk peningkatan kesehatan mental mereka dan meningkatkan makna hidup dalam diri mereka. Dari aspek-aspek makna kerja yang sudah tercantum diatas, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek yang mendasari individu dalam memaknai pekerjaannya yaitu bagaimana individu menganggap pentingnya sebuah pekerjaan dilihat dari banyaknya waktu yang diluangkan untuk pekerjaannya. Selain itu pekerjaan bisa dilihat dari dimensi kerja, bahwa bekerja sebagai alat untuk membangun relasi sosial, pekerjaan memiliki porsi yang besar dalam diri seseorang, sebagai alat pemenuhan pada segi ekonomi, dan sebagai alat untuk aktualisasi diri, peningkatkan makna hidup seseorang, dan kerja dipandang sebagai pemenuhan hak dan kewajiban sebagai manusia. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Menjelang Pensiun

1. Pengertian Pensiun

Kata pensiun dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer 1991 diartikan sebagai pegawai yang sudah tidak bekerja lagi karena dirasa sudah tua dan mendapatkan uang pensiunan. Atchley dalam Erber, 2005 mendefinisikan pensiun sebagai konsep yang luas. Pada tingkat masyarakat, pensiun adalah lembaga sosial dengan aturan tentang kapan pekerja diperbolehkan untuk meninggalkan angkatan kerja. Pada tingkat individu, pensiun merupakan transisi ke tahap kehidupan yang tidak lagi diperlukan. Pernyataan ini didukung oleh Fandy 2013 yang mengatakan bahwa pensiun dapat diartikan sebagai keadaan individu yang telah berhenti bekerja yang menjadi kebiasaan atau aktivitas aktivitas yang harus dilakukan sehari hari. Tiap individu yang sudah tidak bekerja lagi disebut sebagai pensiunan. Individu yang memasuki masa pensiun sering dianggap sebagai individu yang tuna karya tidak dibutuhkan lagi tenaga dan pikirannya. Menurut Santi Mu’in 2013 pensiun adalah salah satu titik balik yang signifikan dalam karir seseorang selama hidup bagi mayoritas orang dewasa yang telah menghabiskan seluruh atau sebagian besar hidupnya untuk bekerja. Jika seseorang mampu secara bertahap menarik diri dari peran pekerjaannya, mencari aktivitas pengganti, mempertahankan keberlanjutan aktivitas dalam kehidupan barunya dan dapat mengaktualisasikan apa yang menjadi peran baru yang akan disandangnya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI