Kerja Sebagai Aspek Membangun Relasi.

menyebutkan bahwa dirinya memaknai kerja sebagai sebuah perintah dan tanggung jawab yang harus dilaksanakan, dikerjakan, dan diselesaikan. “ Orang mengartikan kerja bisa diartikan seperti perintah atau keinginan. Kalau perintah itu melaksanakan mas.” Informan 1, line 426-427. “Yaudah itu tadi aja, kan saya melaksanakan perintah, menjalani perintah yang harus dilaksanakan, saya tidak membuat pekerjaan, makanya ada 2 prinsip itu tadi. Soale saya bukan seorang pengusaha. Tergantung perintah atau keinginan dan saya termasuk ya perintah, karena saya melaksanakan dan menjalankan perintah, kalau punya keinginan dan gagasan belum tentu diterima oleh pimpinan mas, memang punya niat, tapi atasan belum tentu bisa menerima. Makna kerjanya disitu mas. Lain kalau kita berkeinginan untuk meciptakan pekerjaan, terserah kita yang bekerja mas. Kalau perintah itu kita tidak seenaknya kita bekerja, soalnya da rambu-rambu yang harus dipatuhi mas.” Informan 1, line 432-441

6. Kerja dimaknai sebagai sesuatu yang mengasyikan.

Menurut informan 2 kerja adalah sesuatu yang mengasyikan dikarenakan bekerja adalah kegiatan yang membuat dampak yang menyenangkan bagi orang lain disekitar tempat informan 2 bekerja. “Karena yang di kerjakan itu eee..apa ya? Bukan hal yang membuat orang menjadi senang, karena membuat orang menjadi senang itu kan asik kan.” Informan 2, line 255-256

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Makna kerja adalah pemahaman pegawai tentang apa yang dilakukan ditempat kerja sebagaimana signifikansinya terhadap apa yang benar-benar mereka lakukan Wrzesniewski, 2003. Makna kerja ini sudah ditemukan dari keuda informan pada penelitian ini. Pernyataan-pernyataan informan yang telah dideskripsikan sebelumnya, membuat peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa bekerja bagi informan adalah sebuah kebutuhan ekonomi, kebutuhan membangun relasi, kerja dipandang sebagai wujud dari kehidupan spiritual, kerja dimaknai sebagai sebuah perintah dan tanggung jawab yang harus diselesaikan, dan kerja dipandang sebagai sebuah panggilan. Dengan munculnya makna kerja yang mereka peroleh, hal ini juga tidak lepas dari proses panjang yang mereka alami. Pegawai negeri sipil yang menjelang pensiun dan tidak memanfaatkan program masa persiapan pensiun ini mengalami berbagai gejolak psikologis. Tarigan 2009 karakteristik pegawai yang akan menghadapi pensiun biasanya mengalami berbagai masalah, antara lain merasa cemas, merasa diri tidak berguna, dan memiliki status ekonomi yang belum mapan. Hal ini, dirasakan oleh informan 1 yang mengalami kecemasan menjelang pensiun dikarenakan merasa masih memiliki keadaan ekonomi yang belum mapan. Informan 1 menyadari bahwa dirinya mengalami kecemasan. Tetapi dibalik itu, informan 1 sudah menyiapkan strategi coping dalam menangani masalah kecemasan tersebut. Sedangkan informan 2 tidak mengalami kecemasan sama sekali dalam menghadapi pensiun. Dengan adanya pengalaman panjang yang dialami para informan dalam kehidupannya, ini membuktikan bahwa telah terbentuknya unsur-unsur pembentukan makna kerja. Menurut Wrzesniewski dkk 2003 makna kerja adalah suatu perasaan bahwa pekerjaan yang mereka pilih tidak dapat dipisahkan dari kehidupannya. Pegawai yang menjelang pensiun dan tidak memanfaatkan program masa persiapan pensiun memaknai pekerjaan mereka berdasarkan kebutuhan ekonomi, kebutuhan membangun relasi sosial, kerja dipandang sebagai sebuah panggilan hidup, memandang pekerjaan sebagai sebuah perintah dan tanggung jawab, dan berdasarkan kehidupan spiritual. Kerja dimaknai sebagai kebutuhan ekonomi menurut Wrzesniewski dkk 2003 adalah pekerjaan dianggap sebagai pendapatan pokok dan sebagai sebuah sarana untuk mencapai tujuan seperti hobi atau menafkahi keluarga. Sedangkan hal senada juga diungkapkan oleh Rosso, et all 2010 bahwa karyawan dengan kebutuhan keuangan yang lebih besar akan lebih fokus pada nilai ekonomi pekerjaan daripada karyawan lainnya, karena mereka tidak memiliki kemewahan. Bagi kebanyakan orang, bekerja dan hasilnya dianggap suatu yang mendasar dan penting. Bekerja adalah pusat kehidupan manusia karena telah menjadi dasar dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi perorangan dan merupakan tugas manusia di dalam masyarakat. Dengan adanya teori-teori diatas menggambarkan bahwa hal yang utama dalam bekerja adalah mencari dan memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari untuk menafkahi keluarga. Seperti para pegawai pada umumnya para informan bekerja karena ingin mendapatkan upah. Informan 1 memilih untuk