Kerja sebagai Panggilan Hasil Penelitian

Dengan adanya pengalaman panjang yang dialami para informan dalam kehidupannya, ini membuktikan bahwa telah terbentuknya unsur-unsur pembentukan makna kerja. Menurut Wrzesniewski dkk 2003 makna kerja adalah suatu perasaan bahwa pekerjaan yang mereka pilih tidak dapat dipisahkan dari kehidupannya. Pegawai yang menjelang pensiun dan tidak memanfaatkan program masa persiapan pensiun memaknai pekerjaan mereka berdasarkan kebutuhan ekonomi, kebutuhan membangun relasi sosial, kerja dipandang sebagai sebuah panggilan hidup, memandang pekerjaan sebagai sebuah perintah dan tanggung jawab, dan berdasarkan kehidupan spiritual. Kerja dimaknai sebagai kebutuhan ekonomi menurut Wrzesniewski dkk 2003 adalah pekerjaan dianggap sebagai pendapatan pokok dan sebagai sebuah sarana untuk mencapai tujuan seperti hobi atau menafkahi keluarga. Sedangkan hal senada juga diungkapkan oleh Rosso, et all 2010 bahwa karyawan dengan kebutuhan keuangan yang lebih besar akan lebih fokus pada nilai ekonomi pekerjaan daripada karyawan lainnya, karena mereka tidak memiliki kemewahan. Bagi kebanyakan orang, bekerja dan hasilnya dianggap suatu yang mendasar dan penting. Bekerja adalah pusat kehidupan manusia karena telah menjadi dasar dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi perorangan dan merupakan tugas manusia di dalam masyarakat. Dengan adanya teori-teori diatas menggambarkan bahwa hal yang utama dalam bekerja adalah mencari dan memenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari untuk menafkahi keluarga. Seperti para pegawai pada umumnya para informan bekerja karena ingin mendapatkan upah. Informan 1 memilih untuk bekerja dan memilih untuk tetap bekerja ketika sebentar lagi akan pensiun karena informan 1 berpikir bahwa kondisi ekonomi belum begitu mapan dan masih membutuhkan biaya untuk mensekolahkan anak tunggalnya sampai kejenjang yang lebih tinggi. Tidak berbeda dengan informan 2 yang menyatakan bahwa memilih bekerja karena ingin mendapatkan penghasilan sendiri secara mandiri dan tidak bergantung dengan orang lain. Pernyataan tersebut didukung oleh Frankl dalam Herudiati, 2013 bahwa individu tidak hanya melihat pekerjaan sebagai sebuah sarana untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar. Selanjutnya dipertegas oleh MOW- International Research Team pada tahun 1987 dalam Harpaz, 2002 mengatakan bahwa pentingnya orientasi instrumental yang berfungsi untuk memperoleh aspek instrumental atau aspek ekonomi dari konteks pekerjaan mereka. Dengan demikian, tampaknya bahwa orang-orang dengan kecenderungan tinggi terhadap nilai-nilai ekonomi yang menganggap pekerjaan sebagai alat utama untuk memberikan pendapatan. Dengan adanya penghargaan, ini bisa menjadi sebuah alat untuk meningkatkan semangat kerja dan motivasi kerja individu. Kebanyakan orang beranggapan bahwa kerja dan hasilnya dianggap sebagai suatu hak yang mendasar karena berperan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi. Selain kebutuhan ekonomi, para informan juga memaknai pekerjaan mereka sebagi ajang membangun relasi sosial didalam lingkup lingungkan kerja ataupun lingkungan masyarakat sekitar. Menurut MOW- International Research Team pada tahun 1987 dalam Harpaz, 2002 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI