Kerja dimaknai sebagai sesuatu yang mengasyikan.
                                                                                mengatakan  bahwa  pentingnya  hubungan  relasi  sosial  atau  hubungan interpersonal  diantara manusia. Hal  ini dikarenakan manusia  adalah mahkluk
sosial  dan  adanya  interaksi  antar  manusia  bisa  menjadi  penting  untuk peningkatan kesehatan mental mereka dan meningkatkan makna hidup dalam
diri  mereka.  Partini  2011  menjelaskan  bahwa  masalah  psikologis  yang dihadapi  para  pegawai  yang  akan  menghadapi  pensiun  pada  umumnya
mengalami  kesepian,  kurang  percaya  diri,  ketergantungan,  dan  kurangnya melakukan kontak sosial dengan lingkungannya. Teori tersebut tidak  terbukti
pada  kedua  informan  penelitian  ini,  bahwa  para  informan  memaknai  kerja sebagai bentuk wujud membangun relasi sosial.
Diungkapkan  oleh  informan  1  bahwa  dirinya  memiliki  kelekatan relasi dengan rekan kerja satu kantor. Informan 1 pernah menyebutkan bahwa
dirinya jarang sekali memanfaatkan hak cuti dikarenakan informan 1 memilih untuk  bekerja  dan  berinteraksi  dengan  rekan  kerjanya.  Pernyataan  tersebut
didukung  oleh  Wrzesniewski  dkk  2003  tentang  makna  kerja  bisa diungkapkan  sebagai  penghayatan  seseorang  dalam  melakukan  tugas  dan
berinteraksi  dengan  rekan  kerja  mereka  yang  penuh  semangat  dalam mengerjakan  tugas.  Bukan  hanya  itu,  informan  1  juga  aktif  dalam  bidang
sosial  kemasyarakatan  menjabat  sebagai  Ketua  RT.  Hal  serupa  juga ditunjukkan  oleh  informan  2  bahwa  kerja  itu  adalah  hal  yang  mengasyikan
karena  bisa  bekerja  dan  bisa  bergaul  dan  berinteraksi  dengan  rekan  kerja. Kedua informan melakukan hal tersebut selama bekerja dan selama menjelang
pensiun  agar  tidak  merasa  rendah  diri  dan  kesepian.  Lingkungan  sosial  dan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
relasi  sosial  yang  terbentuk  juga  berpengaruh  pada  pegawai  yang  menjelang pensiun  dan  tidak  memanfaatkan  program  masa  persiapan  pensiun  dalam
memaknai pekerjaan. Kerja dimaknai sebagai sebuah panggilan. Dengan kata lain hal ini
melebihi  dari  sekedar  kerja  sebagai  kebutuhan  memenuhi  kondisi  ekonomi dan kerja sebagai alat untuk membangun relasi. Pembahasan pada pemaknaan
ini  jauh  lebih  mendalam  dibandingkan  makna  yang  lainnya.  Hal  ini dikarenakan  banyak  cakupan  aspek  yang  membentuk  suatu  pekerjaan  yang
dimaknai  sebagai  sebuah  panggilan.  Pekerjaan  diartikan  sebuah  panggilan karena menurut Wrzesniewski dkk 2003 pekerjaan sebagai sebuah panggilan
adalah  sumber  kebermaknaan  diri.  Individu  yang  memandang  pekerjaan sebagai sebuah panggilan akan mengenali dan percaya bahwa pekerjaan yang
mereka lakukan mampu memberikan kontribusi kepada lingkungan sosial atau pekerjaan sebagai sarana untuk melayani diri sendiri dan orang lain.
Memaknai  pekerjaan  sebagai  panggilan  ini  dapat  dijabarkan sebagai penerapan nilai-nilai kerja yang informan miliki saat bekerja dikantor.
Nilai kerja adalah salah satu aspek pembentukan makna kerja. Aspek nilai kerja yang  diterapkan  oleh  informan  adalah  bagaimana  menanggapi  masalah
tanggungjawab  kerja  yang  harus  mereka  hadapi  dan  mereka  selesaikan, kemudian  bekerja  sebagai  wujud  untuk  menyalurkan  ilmu  atau  membagikan
ilmu  yang  sudah  pernah  didapat  kepada  rekan  kerja  yang  membutuhkan bantuan.  Bukan  hanya  dikalangan  lingkungan  kantor  saja,  tetapi  kedua
informan membagi informasi dan ilmu mereka kepada masyarakat sekitar yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
                                            
                