Sumber makna kerja dari orang lain.

“Kalau hak ya kalau perlu kita ambil, kaya cuti. Saya jarang mengambil cuti, setiap tahun kita punya hak untuk ambil cuti. Saya tidak perlu, rugi kalau ambil cuti, ya itu tadi kehilangan teman bermain. Karena kita cuti nggak ada fungsinya kita kehilangan teman bermain, karena sudah dekat ya sok nggarapi sok bercanda- bercandaan, kan jadi hiburan mas.” Informan 1, line 348-352 Atasan informan 1 juga berpendapat bahwa informan 1 banyak memiliki kedekatan dengan rekan-rekan kerja dan senang bergaul dan berinteraksi. “dia bergaulnya tidak cuma di satu seksi saja dan juga dengan teman-teman dari seksi yang lain akrab, dan dia juga punya jiwa sosial yang cukup tinggi dan selalu membantu.” Atasan Informan 1, line 41-44 “ Dekat dengan teman-teman kantor? Iya dekat dan akrab semua. Kalau dirumah itu tidak ada teman atau seperti apa? Kalau tetangga biasa aja, kalau teman kantor dekat karena tiap hari keluar, kalau lingkungan rumah sih nggak ada. Saya nggak punya teman yang dekata atau spesial banget, semua temen spesial.” Informan 2, line 112-117 “Hubungannya oooo… baik-baik saja, karena cuman belum punya cucu aja, jadi tambah seneng kan. Sebenernya saya pengen momong anak yatim, tapi sulit. Untuk momongan dirumah.” Informan 2, line 119-121 Aspek makna kerja yang muncul berikutnya pada kedua informan adalah aspek orientasi intrinsik. Aspek ini menekankan kebutuhan individu, termasuk evaluasi kompetensi individu dan ketertarikan terhadap pekerjaan yang memiliki tingkat kesulitan tinggi dimotivasi oleh perasaan ingin mengaktualisasikan diri. “Saya nggak pernah mas, karena resikonya tinggi, yang biasa- biasa saja mas, sesuai dengan jalurnya saja mas, jadi nggak muluk-muluk mas. Ingin mencapai tujuan yang paling tinngi gak ada mas. Kan sudah mau pensiun mas, ra mungkin mas. Tidak ada mas, sudah tidak layak lagi memiliki keinginan yang tinggi.” Informan 1, line 371-375 “Karena ini eeeeee…… orang itu kalau ilmu disimpain sendiri, dan mestinya orang lain tahu, saya kepikiran, karena itu harusnya disampaikan ke umum, kalau sudah disampaikan kita merasa puas.” Informan 2, line 81-83 Selanjutnya, beberapa aspek yang ditemukan berbeda di masing-masing informan adalah aspek sentralisasi kerja muncul pada informan 1. Kemudian aspek koherensi dan aspek hak dan kewajiban muncul di informan 2. Aspek sentralisasi kerja yang muncul di informan 1 berbicara mengenai waktu dalam kehidupannya didominasi atau dihabiskan oleh kegiatan atau aktifitas kerja. “Kalau kita mengambil MMP itu gak enak mas, mlebu ra mlebu entuk bayar dan dapet bayar, apa enak mas, padahal pekerjaan belum selesai. Kalau pensiun kan masa tugasnya sudah selesai.” Informan 1, line 287-289 “Pak W orangnya tanggung jawab, disiplin, maksudnya pulangnya pun setelah wajib kantor jam 4 dan kadang-kadang jam 5 baru pulang. Bekerjanya bagus, kemudian dedikasinya terhadap kantor bagus, loyalitasnya tinggi, dan tekun.” Atasan Informan 1, line 10-13 “…juga jika pemohon yang datang punya masalah atau ingin penjelasan mengenai sesuatu, dia menjelaskan secara detail atau melebihi yang diinginkan malahan. Jadi ka lau menurut saya dia memberikan diatas harapan dari yang dibantu.” Atasan Informan 1, line 67-70 “Pak W itu orangnya ampuh mas, dia gigih kalau bekerja, sampai diangkat sebagai koordinator juru ukur, terus dia juga punya kompetensi di bidang itu mas, dia pinter ngukur juga, baca peta diberkas dan lain sebagainya.” Rekan kerja Informan 1, line 17-20 “Eee opo yo? Pak W itu jujur mas, kalau ke kantor juga tepat waktu, jarang bolos, soale dia orangnya seneng obah mas. Kalau meneng sedilit, diam sebentar dia pasti bosen mas. Seneng nyambut gawe mas dan juga pak W itu tipe orang yang tidak suka kesepian mas,…” Rekan kerja Informan 1, line 25-29 Kemudian aspek koherensi dan aspek hak dan kewajiban muncul di informan 2. Koherensi berbicara tentang efek dari hubungan antara informan dan pekerjaan yang dilakukannya, antara harapan, nilai-nilai, dan tindakan-tindakan di tempat kerja sehari-hari, sehingga tingkat keseimbangan dapat dicapai dalam relasinya dengan pekerjaan. Sedangkan aspek hak dan kewajiban berbicara mengenai norma hak adalah Individu memiliki hak dasar dan tanggung jawab pribadi dan sosial terhadap komitmen kerja. Sebaliknya, norma kewajiban merupakan tugas individu untuk ikut ambil bagaian dalam memberikan kontribusi pada organisasi dan masyarakat. “ Nah kalau itu biasanya masalah kebersihan, karena bisa diterapkan dimana saja, dan tanggungjawab itu tadi, dirumah sebagai ibu kalau dikantor sebagai karyawan.” Informan 2, line 147-149 “ Ya yang sudah dilakukan adalah hak untuk menerima upa h sebagai kewajiban kita sebagai PNS. Dan kalau hak cuti saya pernah mengambil cuti. Opo yo? Kalau kewajiban ya saya menyelesaikan pekerjaan saya sesuai dengan porsinya saja. Kemudian kalau bekerja jangan terlambat dan sebagainya.” Informan 2, line 163-167

g. Makna Kerja Pegawai yang Menjelang Pensiun dan Tidak

Mengambil Program Masa Persiapan Pensiun. Berdasarkan data penelitian yang diperoleh, dapat dilihat bahwa pengalaman kerja sebagai pegawai negeri sipil yang menjelang pensiun dan tidak mengambil program masa persiapan pensiun oleh kedua informan bersifat pribadi dan berbeda antara