ROO +ROO non radikal
R + ROO non radikal
R + R non radikal Winarsi, 2007.
E. Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa kimia yang dapat menangkal radikal bebas karena dapat menyumbangkan satu atau lebih elektron kepada radikal bebas
Suhartono, 2002 cit., Sunardi, 2007. Antioksidan dapat menghambat ROS Reactive Oxygen Species dan radikal lainnya sehingga dapat mencegah
terjadinya penyakit yang disebabkan oleh radikal bebas seperti kardiovaskuler, karsinogenesis, dan penuaan Gutteridge dan Halliwell, 2000.
Karakteristik antioksidan, yaitu kemampuannya untuk menangkap radikal bebas. Komponen antioksidan yang terdapat pada tanaman seperti asam
fenolat, polifenol dan flavanoid akan menangkap radikal bebas seperti peroksida, hidroperoksida atau lipid peroksil dan juga menghambat mekanisme oksidatif
yang menyebabkan penyakit degeneratif Prakash dkk., 2001.
F. Metode DPPH
Metode DPPH merupakan metode yang sangat mudah dan cepat untuk mengevaluasi aktivitas antiradikal pada antioksidan, tetapi juga menyajikan model
kinetika reaksi DPPH yang stabil. Prinsip metode ini dengan melihat kemampuan antioksidan dengan cara mengukur pengurangan intensitas warna dari DPPH
akibat penangkapan elektron radikal DPPH oleh antioksidan yang berikatan
dengan hidrogennya DPPH-H. Hasil dari pengurangan intensitas warna adalah stokiometri terhadap jumlah dari elektron yang ditangkap Bondet, Brand-
Williams dan Berset, 1997. Parameter yang digunakan untuk uji penangkapan radikal DPPH adalah
IC
50
yaitu konsentrasi ekstrak atau fraksi uji yang dibutuhkan untuk menangkap radikal DPPH sebesar 50 Zou dkk., 2004. Menurut Rohman, Riyanto,
Dahliyanti dan Pratomo 2009 menyatakan bahwa nilai IC
50
diperoleh dari persamaan regresi linier yang menyatakan hubungan antara konsentrasi ekstrak
atau fraksi uji dan penangkapan radikal. Semakin kecil nilai IC
50
maka semakin aktif ekstrak atau fraksi senyawa uji tersebut sebagai penangkap radikal DPPH
dan semakin aktif sebagai antioksidan.
Gambar 5. A : 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl radikal bebas dan B : 1,1-diphenyl-2-
picrylhydrazyl non radikal Molyneux, 2004
G. Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau cairan dengan bantuan pelarut. Pada ekstraksi cair-cair, satu
komponen bahan atau lebih dari suatu campuran dipisahkan dengan bantuan pelarut. Ekstraksi cair-cair digunakan bila pemisahan campuran dengan cara
destilasi tidak mungkin dilakukan. Ekstraksi cair-cair selalu terdiri dari sedikitnya dua tahap, yaitu pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut dan
pemisahan kedua fase cair itu sesempurna mungkin Wibawa, 2007. Maserasi merupakan suatu teknik penyarian yang sederhana, dilakukan
dengan cara merendam serbuk simplisia ke dalam cairan penyari. Maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung zat aktif yang mudah larut
dalam cairan penyari, tidak mengandung zat yang mudah mengembang di dalam cairan penyari dan tidak mengandung benzoin. Cairan penyari akan menembus
dinding sel dan akan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif kemudian zat aktif akan menjadi larut. Larutan yang paling pekat akan terdesak
keluar karena adanya perbedaan konsentrasi dari larutan zat aktif yang ada di dalam dan di luar sel. Peristiwa tersebut akan terjadi secara berulang-ulang
hingga tercapai kesetimbangan konsentrasi antara larutan di dalam dan di luar sel Depkes RI, 1986.
Keuntungan dari teknik penyarian dengan cara maserasi yaitu cara pengerjaan dan peralatan yang digunakan sangat sederhana. Namun, kerugian cara
maserasi adalah butuh waktu yang lama untuk proses pengerjaan dan penyarian yang kurang sempurna Depkes RI, 1986.
H. Spektrofotometri Visibel