apel beludru. Gambar 12 merupakan gambar untuk penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak metanolik kulit batang apel beludru berdasarkan
pada persamaan regresi linier asam galat dari tiga replikasi dan dipilih replikasi III dengan y = 5,378.10
-3
x -0,0564 dan nilai r yang paling baik yaitu r= 0,9997.
Tabel III. Hasil penentuan jumlah fenolik total fraksi etil asetat ekstrak metanolik kulit batang apel beludru
Replikasi Fenolik total
mg ekivalen asam galat
rata-rata SD
I 1229,41
II 1335,80
1311,3 72,80
III 1368,71
Tabel III merupakan hasil penentuan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak metanolik kulit batang apel beludru yang dihitung dari persamaan regresi linear
yaitu y = 5,378.10
-3
x -0,0564 sehingga diperoleh kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak metanolik kulit batang apel beludru sebesar 1311,3 ± 72,80 mg
ekivalen asam galat per g fraksi etil asetat
G. Hasil Optimasi Metode Uji Aktivitas Antioksidan 1. Penentuan panjang gelombang maksimum
maks
Penentuan panjang gelombang maksimum bertujuan untuk mendapatkan absorbansi daerah serapan maksimum DPPH sehingga didapatkan hasil
linearitas dari pengukuran kurva baku. Menurut Dehpour dkk., 2009, DPPH memiliki panjang gelombang maksimum, yaitu 517 nm dan memberikan warna
violet. Hal ini tergantung dari instrumen yang digunakan untuk pengukuran, maka perlu dilakukan scanning pada panjang gelombang maksimum. Warna yang
ditimbulkan pada DPPH, karena DPPH memiliki gugus kromofor dan auksokrom. Kromofor merupakan semua gugus atau atom yang dapat menyerap sinar
ultraviolet dan sinar tampak, dimana merupakan gugus tak jenuh yang dapat menjalani transisi
π→π dan n→π dan auksokrom adalah gugus yang tidak dapat menjalani transisi π→π tetapi dapat menjalani transisi elektron n Gandjar dan
Rohman, 2007.
Gambar 13. Gugus kromofor dan auksokrom radikal DPPH
Metode DPPH digunakan dalam menentukan aktivitas antioksidan karena merupakan metode yang cepat, efisien jika dibandingkan dengan deoksiribosa yang
terlebih dahulu membentuk radikal hidroksil fenton dan perlu adanya penambahan sampel sehingga membutuhkan waktu lebih lama.
Tabel IV. Hasil scanning panjang gelombang maksimum DPPH pada berbagai
konsentrasi
Konsentrasi larutan DPPH
maksimum hasil scanningnm
maksimum yang digunakan
nm maksimum
teoritis nm 0,02 mM
516 516
517 0,04 mM
515,5 0,08 mM
516
Penentuan panjang gelombang maksimum menggunakan tiga konsentrasi yaitu 0,020; 0,040; dan 0,080 mM dengan tujuan agar dapat mempresentasikan
panjang gelombang maksimum dari setiap konsentrasi untuk pembuatan kurva baku. Absorbansi sampel dihitung dengan autozero menggunakan pelarut yang
digunakan yaitu metanol yang bertujuan agar tidak ada gangguan serapan dari metanol dan kontaminan dari metanol yang digunakan. Hasil scanning panjang
gelombang maksimum pada tiga konsentrasi diperoleh rata-rata sebesar 515,8 nm sehingga dibulatkan menjadi 516 nm dan menjadi panjang gelombang yang
digunakan untuk pengukuran. Menurut Gandjar dan Rohman 2007, alasan penggunaan panjang
gelombang maksimal, yaitu pada panjang gelombang maksimal, kepekaannya maksimal sehingga perubahan absorbansi untuk setiap satuan konsentrasi adalah
paling besar. Pada panjang gelombang maksimal jika dilakukan pengukuran ulang maka kesalahan yang disebabkan oleh pemasangan ulang panjang gelombang
sangat kecil.
Gambar 14. Scanning panjang gelombang maksimum DPPH pada beberapa
konsentrasi
2. Penentuan operating time
Penentuan operating time dilakukan untuk mengetahui waktu pengukuran yang stabil
. Operating time bertujuan untuk mendapatkan waktu optimum
reaksi antara baku pembanding, yaitu kuersetin dan larutan uji berupa fraksi etil asetat
ekstrak metanolik kulit batang apel beludru terhadap reagen DPPH .
Dasar dari penentuan operating time yaitu waktu ketika absorbansi baku pembanding dan
larutan uji terhadap reagen mulai stabil. Estimasi waktu yang dilihat, yaitu dalam waktu satu jam dengan selang waktu lima menit. Waktu akan dihitung setelah
reagen DPPH dicampurkan baik pada baku pembanding ataupun larutan uji dan absorbansi pertama dihitung setelah lima menit pertama. Panjang gelombang
maksimum yang digunakan merupakan hasil dari penetapan panjang gelombang maksimal, yaitu 516 nm.
Gambar 15 . Grafik penentuan
operating time kuersetin Replikasi 3
Gambar 16. Grafik penentuan operating time fraksi etil asetat ekstrak metanolik
kulit batang apel beludru replikasi 1
Gambar 15 dan 16 merupakan grafik yang mewakili penentuan operating time dari ketiga replikasi dan dipiilih yang memiliki nilai r paling baik. Grafik
penentuan OT kuersetin dipilih replikasi ketiga dengan nilai r = 0,9997, sedangkan fraksi etil asetat ekstrak metanolik kulit batang apel beludru dipilih
replikasi 1 dengan nilai r = 0,9924. Penentuan operating time baku pembanding kuersetin dan larutan uji fraksi etil asetat diperoleh OT 30 menit. Penentuan
waktu operating time 30 menit karena pada waktu ini reaksi sudah bereaksi sempurna dan reaksi mulai stabil. Menurut Molyneux 2004 operating time 30
menit merupakan waktu yang sering digunakan dalam mereaksikan DPPH. Makin lama waktu penentuan operating time, maka semakin besar absorbansi yang
dihasilkan.
H. Hasil Estimasi Aktivitas Antioksidan dengan Radikal DPPH