F. Kerangka Berfikir
Mulyono  2001:26,  menyatakan  keaktifan  adalah  kegiatan  atau aktivitas  atau  segala  sesuatu  yang  dilakukan  atau  kegiatan-kegiatan  yang
terjadi  baik  fisik  maupun  non  fisik.  Sedangkan  menurut  Natawijaya Depdiknas,  2005:31  belajar  aktif  adalah  suatu  belajar  mengajar  yang
menekankan  keaktifan  siswa  secara  fisik,  intelektual  dan  emosional  guna memperoleh  hasil  belajar  yang  berupa  perpaduan  antara  aspek  kognitif,
afektif,  dan  psikomotorik.  Keaktifan  belajar  sangatlah  penting  dalam  proses kegiatan  belajar  mengajar  sebab  keaktifan  sangat  berpengaruh  terhadap
prestasi  belajar  siswa.  Mengingat  pentingnya  keaktifan  terhadap  prestasi belajar maka sebagai guru harus mampu memfasilitasi kegiatan belajar siswa
untuk  aktif  dalam  pembelajaran  sehingga  diharapkan  dengan  adanya
keaktifan tersebut prestasi siswa meningkat.
Berbicara  mengenai  kegiatan  pembelajaran,  khususnya  pembelajaran siswa  sekolah  dasar  dapat  dikategorikan  menjadi  dua  yaitu  pembelajaran
terpadu  untuk  kelas  atas  dan  pembelajaran  tematik  untuk  kelas  bawah. Membahas mengenai pembelajaran tematik, ada beberapa pengertian dari ahli
misalnya,  Hadi  Subrata  dalam  Trianto  2009:84,  pembelajaran  tematik adalah  pembelajaran  yang  diawali  dengan  suatu  pokok  bahasan  lain,  konsep
tertentu  dikaitkan  dengan  konsep  lain  yang  dilakukan  secara  spontan  atau direncanakan,  baik  dalam  satu  bidang  studi  atau  lebih,  dan  dengan  beragam
pengalaman  belajar  siswa,  maka  pembelajaran  akan  lebih  bermakna.  Dilihat dari  pengertian  tersebut  bahwa  pembelajaran  tematik  mampu  memberikan
bermacam-macam pengalaman belajar sehingga akan terbentuk pembelajaran yang  bermakna.  Namun,  semua  itu  tidak  lepas  dari  metode-metode  yang
diterapkan  dalam  pembelajaran  dimana,  metode  pembelajaran  sangat mempengaruhi  corak  belajar  siswa  baik  pada  pembelajaran  terpadu  maupun
pembelajaran  tematik.  Ada  banyak  metode  yang  bisa  diterapkan  dalam pembelajaran misalnya ceramah, diskusi, role play.
Sesuai  dengan  metode  yang  diterapkan  dalam  penelitian  ini  yaitu metode  role  play.  Metode  role  play  memiliki  berbagai  macam  karakteristik
diantaranya  yaitu  dengan  bermain  peran  atau  role  play  siswa  akan  terlibat langsung  atau  mengalami  sendiri  peristiwa  dan  juga  mengalami  masalah
sosial  dalam  kajian-kajian  mata  pelajaran  terkait.  Dari  keterlibatan  siswa dalam memainkan peran maka akan menciptakan suatu kegiatan belajar yang
bermakna.  Dimana,  kegiatan  belajar  bermakna  akan  lebih  berkesan  dan membekas atau meninggalkan pengetahuan-pengetahuan yang telah dipelajari
siswa.  Selain  itu,  sesuai  dengan  salah  satu  kelebihan  dari  metode  role  play bahwa  dengan  memainkan  peran,  siswa  dapat  berlatih,  memahami,  dan
mengingat  isi  bahan  yang  akan  dimainkan.  Sehingga  dengan  mengaktifkan siswa maka akan memudahkan siswa dalam memahami masalah sosial  yang
sedang  dipelajari  bukan  hanya  sekedar  menghafal  konsep-konsep  abstrak dalam mata pelajaran. Dengan bekal pemahaman terhadap kajian-kajian mata
pelajaran yang dipelajari maka akan memudahkan siswa dalam menjawab tes evaluasi.
G. Hipotesis Tindakan