Peningkatan Keaktifan Siswa Pembahasan

penelitian tindakan kelas dengan menerapkan metode role play ini, berhasil meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas II SD N Kledokan. Keberhasilan penelitian dengan menerapkan metode role play didukung oleh penelitian dari Nina Oktarina, Marimin, dan Indah Tri Lestari 2012, bahwa dengan menerapakan metode role play dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas X AP SMK Hidayah Semarang Tahun Ajaran 20112012. Selain penelitian tersebut, ada pula penelitian yang pernah dilaksanakan oleh Hartati, Tri, Widiyanti, dan Nina Oktarina, 2012, bahwa dengan menerapakan metode role play dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa SMA N 1 Wadaslintang.

2. Peningkatan Keaktifan Siswa

Berbagai aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran baik siklus I maupun siklus II sangat bervariasi. Misalnya siswa membaca, melihat gambar, mengamati video, bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, berdiskusi, menulisi materi, membuat tabel, mementaskan role play, berani berpendapat, menegur teman yang ramai, percaya diri dalam mementaskan role play, memperhatikan pembelajaran. Aktivitas diatas sangat sesuai dengan pendapat dari Dierich dalam Hamalik 2001:172, bahwa keaktifan belajar dapat diklasifikasikan dalam 8 kelompok, yaitu : a kegiatan visual; b kegiatan lisan; c kegiatan mendengarkan; d kegiatan menulis; e kegiatan mengambar; f kegiatan metrik; g kegiatan mental; h kegiatan emosional. Pra penelitian telah disusun indikator-indikator keaktifan yang akan digunakan untuk mengukur tingkat keaktifan siswa saat pembelajaran siklus I maupun siklus II. Kriteria peningkatan keaktifan ditentukan dari indikator-indikator keaktifan dalam penelitian ini. Indikator tersebut meliputi: 1 menjawab pertanyaan; 2 mengemukakan pendapat; 3 partisipasi dalam pembelajara; 4 perhatian terhadap pembelajaran; 5 mengajukan pertanyaan. Dari masing-masing indikator tersebut telah peneliti kembangkan menjadi beberapa item pernyataan. Item-item pernyataan tersebut telah termuat dalam lembar observasi keaktifan siswa. Data persentase tingkat keaktifan siswa pada keadaan awal sebelum penelitian dan juga tingkat keaktifan siswa pada siklus I maupun siklus II terdapat pada lampiran 25. Dibawah ini merupakan tabel mengenai rangkuman data ketercapaian tingkat keaktifan siswa : Tabel 4.1. Rangkuman Data Ketercapaian Tingkat Keaktifan Siswa Peubah Indikator Keadaan Awal Siklus I Siklus II Keaktifan Siswa Persentase Keaktifan Siswa 52,06 76,90 93,81 Berdasarkan data keaktifan pada tabel di atas, persentase tingkat keaktifan siswa sebelum diadakan tindakan sebesar 52,06 . Kemudian setelah diadakan tindakan siklus I meningkat sebesar 24,84 menjadi 76,90 . Hingga pada akhir siklus II tingkat keaktifan siswa menjadi 93,81 , jadi tingkat keaktifan siswa dari siklus I menuju siklus II meningkat sebesar 16,91 . Berikut ini merupakan grafik persentase keaktifan siswa dalam penelitian : Gambar 2. Grafik Persentase Keaktifan Siswa Berdasarkan tabel 3.10 tentang kriteria persentase tingkat keaktifan, keaktifan siswa pada siklus I termasuk kedalam kategori aktif sedangkan keaktifan siswa pada siklus II termasuk ke dalam kategori sangat aktif. Persentase keaktifan siswa diatas merupakan hasil perhitungan data secara keseluruhan dari semua indikator keaktifan dalam penelitian. Pada bagian ini, peneliti akan menjelaskan mengenai frekuensi terjadinya keaktifan siswa pada setiap indikator. Mengenai data frekuensi keaktifan siswa pada setiap indikator terlampir pada lampiran 22, 23, dan 24 . Berdasarkan data tersebut dapat peneliti contohkan beberapa frekuensi keaktifan siswa misalnya dalam satu siklus ada siswa yang melakuakan indikator keaktifan lebih dari satu kali namun, ada juga yang tidak melakukan sama sekali. Frekuensi keaktifan siswa sangat bervariasi baik pada siklus I maupun siklus II. Hal ini sangat bergantung pada setiap individu dalam melakukan kegiatan belajar. Hal ini sesuai dengan pendapat William dalam Usman 52.06 Kurang Aktif 76.92 Aktif 93.81 Sangat Aktif - 20 40 60 80 100 Keadaan Awal Siklus I Siklus II Persentase Keaktifan Belajar Siswa Rata-rata Persentase Keaktifan Belajar Siswa 2002:27 bahwa siswa merupakan faktor utama menentukan derajat keaktifan siswa. Jadi, frekuensi antara siswa yang satu dengan yang lainnya sangat berbeda, tergantung dari masing-masing siswa dalam melakukan kegiatan belajar.

3. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENERAPKAN MODEL WORD SQUARE PADA SISWA KELAS V SD NEGERI II Peningkatan Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran IPA Dengan Menerapkan Model Word Square Pada Siswa Kelas V SD Negeri II Sempukerep, S

0 0 15

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran PKN menggunakan media audio-visual untuk siswa kelas II SD N Kledokan.

0 0 2

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran PKn siswa kelas IIB menggunakan metode Role-Play di SD Kanisius Sorowajan.

0 0 282

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS menggunakan metode Role Play pada siswa kelas IV SD Negeri Daratan tahun ajaran 2012/2013.

0 1 285

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS menggunakan metode role play siswa kelas 3 SD Negeri Mentel II tahun ajaran 2012/2013.

0 0 2

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS kelas III SD Kanisius Ganjuran dengan menerapkan metode Role Play.

0 1 220

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar dalam pembelajaran tematik pada siswa kelas II SD Negeri Kledokan dengan menerapkan metode Role Play

0 0 272

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPS menggunakan metode Role Play pada siswa kelas IV SD Negeri Daratan tahun ajaran 2012 2013

0 0 283

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS kelas III SD Kanisius Ganjuran dengan menerapkan metode Role Play - USD Repository

0 10 218

Peningkatan minat dan prestasi belajar IPS menggunakan metode role play siswa kelas 3 SD Negeri Mentel II tahun ajaran 2012/2013 - USD Repository

0 1 310