di tingkat pedagang besar menunjukkan adanya marjin pemasaran sebesar Rp 1.034 per kilogram.
Untuk lebih jelasnya berikut ini akan disajikan analisis biaya dan marjin pemasaran lateks dari tingkat petani besar sampai dengan pedagang
pemasok industri dapat dilihat pada tabel 5.2. Tabel 5.2
Analisis Biaya dan Marjin Pemasaran Lateks dari Tingkat Petani Skala Produksi Besar di Desa Pagar Gading pada Bulan Mei 2015
No Uraian
Nilai RpKw
Pangsa Harga
Industri 1.
Petani
2. Harga Jual Petani
Pedagang Pengepul 620.000
70,72 Biaya transportasi
Biaya Upah 8.360
4.870 0,95
0,56 Biaya Timbang
4.470 0,51
Marjin Keuntungan Pedagang Pengepul 52.300
5,97 Harga Jual Pedagang Pengepul
690.000 78,70
3. Pedagang Besar
Biaya Transportasi 8.900
1,02 Biaya Upah
5.400 0,62
Biaya Timbang 3.320
0,38 Marjin Keuntungan Pedagang Besar
65.680 7,49
Harga Jual Pedagang Besar 773.300
88,21
4. Pedagang pemasok industri
Biaya Transportasi 27.230
3,11 Biaya Upah
4.950 0,56
Biaya Timbang Marjin Keuntungan Pedagang pemasok industri
1.320 69.900
0,15 7,97
Harga Jual Pedagang pemasok industri 876.700
100 Sumber: Data Primer
Dari tabel 5.2 di atas kita bisa melihat biaya-biaya yang ditanggung oleh para pedagang. Disini terlihat bahwa pedagang pengepul, pedagang
besar, dan pedagang pemasok industri mempunyai tugas yang sama. Di dalam pemasaran ini para pedagang menanggung biaya transportasi, biaya upah, dan
biaya timbang. Biaya transportasi yang dimaksudkan disini adalah biaya pengangkutan lateks dari rumah para petani yang dibawa oleh pedagang
pengepul ke pedagang besar. Sedangkan biaya upah dan biaya timbang adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh para pedagang untuk membayar para
pekerja yang tenaga kerjanya dibutuhkan dalam proses pemasaran lateks. Biaya yang ditanggung oleh pedagang pengepul antara lain adalah biaya
transportasi sebesar Rp 8.360 per kwintal, biaya upah sebesar Rp 4.870 per kwintal, dan biaya timbang sebesar Rp 4.470 per kwintal.
Jenis-jenis biaya yang ditanggung pedagang pengepul sama halnya dengan jenis biaya yang ditanggung oleh pedagang besar. Besaranya biaya
transportasi yang dikeluarkan oleh pedagang besar tidak jauh berbeda dengan pedagang pengepul, hal tersebut dikarenakan para pedagang sudah memiliki
alat transportasi sendiri. Untuk satu kali penjualan lateks, pedagang besar mengeluarkan biaya transportasi sebesar Rp 8.900 per kwintal. Sedangkan
biaya upah yang dimaksud di sini adalah biaya yang dikeluarkan untuk tenaga kerja yang membantu. Untuk satu kali penjualan lateks, pedagang besar
memerlukan tenaga kerja sekitar 8 orang dan untuk biaya upah yang dikeluarkan sebesar Rp 800.000. Dalam hal ini pedagang besar mengeluarkan
biaya upah sebesar Rp 5.400 per kwintal dan biaya timbang sebesar Rp 3.320 per kwintal. Dari tabel 5.2 dapat kita lihat jika marjin keuntungan yang
diambil oleh pedagang besar lebih besar darpada marjin keuntungan pedagang pengepul. Pedagang besar menerima marjin keuntungan sebesar Rp
65.680 per kwintal, sedangkan marjin keuntungan yang diterima oleh pedagang pengepul hanya sebesar Rp 52.300 per kwintal.
Selain pedagang pengepul dan pedagang besar, pedagang pemasok industri juga menanggung jenis-jenis biaya yang sama. Pedagang pemasok
industri merupakan pedagang yang berhubungan langsung denga pemakai industri akhir. Biaya-biaya uang dikeluarkan oleh pedagang pemasok industri
antara lain adalah biaya transportasi sebesar 27.230 per kwintal, biaya upah sebesar 4.950 per kwintal, dan biaya timbang sebesar 1.320 per kwintal.
Dibandingkan pedagang-pedagang yang lain, pedagang pemasok industri menerima marjin keuntungan yang paling besar. Marjin keuntungan yang
terima oleh pedagang pemasok industri sebesar Rp 69.900 per kwintal. Dari perhitungan analisis biaya maka dapat diketahui bahwa marjin
keuntungan yang dinikmati oleh para pedagang berbeda-beda, hal ini dikarenakan omset penjualan yang berbeda-beda. Perbandingan antara harga
jual tingkat petani sebesar Rp 620.000 per kwintal dengan harga jual lateks di tingkat pedagang pemasok industri sebesar Rp 876.700 per kwintal, dapat kita
ketahui bagian yang diterima petani dari harga tingkat pemasok farmer’s
share yaitu sebesar 70,72.
2. Distribusi Marjin Pemasaran Lateks dari Tingkat Petani Skala Produksi