Sistem Perdagangan Komoditi LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

A. Sistem Perdagangan Komoditi

Komoditi adalah barang dagangan atau bahan yang memiliki nilai ekonomis yang ditawarkan atau disediakan oleh produsen untuk memenuhi kebutuhan konsumen Ricky Ferlianto, 2008:11. Mayoritas penduduk Indonesia hidup dari sektor pertanian, karena itu diperlukan berbagai pemikiran dan aktivitas untuk mendukung usaha petani sehingga dapat meningkatkan kesejahteraannya. Selain membantu dalam usaha produksi, yang tidak kalah penting adalah membantu mereka dalam hal memasarkan hasil produksinya. Secara agronomis, Indonesia memiliki daerah yang luas dan masing-masing memiliki potensi sebagai penghasil komoditas agro yang spesifik, yang secara geografis tersebar di berbagai wilayah kabupaten atau kota. Untuk itu perlu diupayakan pembangunan pertanian dalam arti luas mulai dari hulu sampai hilir dalam rangka peningkatan kesejahteraan rakyat di setiap kabupaten atau kota itu kemenperin.go.id. Masalah yang saat ini sering terjadi dan belum dapat teratasi dalam proses pembangunan ekonomi berbasis pertanian itu adalah sering terjadinya harga menurun pada saat pan en raya, dan harga melambung tinggi di saat “paceklik”. Selain jumlah panen yang tidak teratur, naik-turunnya harga secara tajam itu juga disebabkan oleh mutu produksi yang kurang baik, pelaku dan penyelenggaraan pasar yang belum terorganisasi, sehingga harga yang diterima petani tidak 7 menguntungkan. Mekanisme pemasaran yang selama ini terjadi, petani mengirim barang kepasar dengan kesepakatan harga tertentu. Jika harga di pasar stabil, semua akan berjalan lancar, petani atau pemasok akan memperoleh pembayaran sesuai kesepakatan. Tetapi kalau harga d ipasar tiba-tiba turun, biasanya pedagang akan menurunkan harga kesepakatan sebelumnya. Jadi harga turun yang terjadi lebih merugikan petani atau pemasok. Posisi petani atau pemasok sangat lemah. Untuk mengatasi masalah tersebut, banyak hal yang harus dilakukan dan salah satu solusi yang memiliki pengaruh paling besar terhadap penyelesaian masalah itu adalah dengan membenahi dan mengembangkan institusi pasar induk, pasar penunjang, jaringan informasi dan merevitalisasi pasar tradisional. Pasar induk yang rata-rata posisinya berada di kota , berfungsi sebagai media paling berpengaruh dalam pembentukan harga secara nasional. Menurut Kemenperin 2014 ada empat hal yang perlu dibenahi dalam penyelenggaraan jaringan pemasaran dalam memasarkan hasil pertanian komoditi, yaitu: 1. Membangun jaringan antar pasar induk di kota-kota besar yang potensial mempengaruhi terbentuknya harga secara nasional. 2. Pengelolaan pelaku pasar induk agar berperilaku adil, konsisten, dan terbuka terhadap para pemasok produk yang berasal dari daerah. 3. Memberikan informasi kepada petani atau kelompok tani di daerah produsen tentang jenis, mutu, dan jumlah produk pertanian yang dibutuhkan oleh masing-masing pasar induk setiap waktu tertentu dan memberi kesempatan untuk memasok produknya langsung kepasar induk sehingga memperpendek jalur distribusi. 4. Pemanfaatan jaringan pasar induk untuk memberikan informasi harga harian dan memasarkan komoditi pertanian milik kelompok tani yang diresi gudangkan agar mendapatkan harga yang lebih baik Dalam menghadapi era perdagangan bebas dan sejalan dengan kesepakatan Indonesia dalam WTO, APEC, dan AFTA serta Paket Reformasi 15 Januari 1998, pemerintah Indonesia telah mengurangi campur tangan di bidang tata niaga komoditi dan menyerahkannya pada mekanisme pasar. Kehadiran Bursa Berjangka di Indonesia sebagai tempat diselenggarakannya perdagangan Kontrak Berjangka Komoditi sangatlah relevan,karena Kontrak Berjangka merupakan instrumen apsar yang telah dikenal luas di negara-negara maju dan berkembang dan yang paling banyak digunakan untuk pengelolaan resiko harga yang dibutuhkan dunia usaha. Berbeda dengan pengertian kontrak dalam perdagangan biasa, Kontrak Berjangka merupakan kontrak yang standar dan waktu penyerahan telah ditetapkan terlebih dahulu. Karena bentuknya yang standar maka yang di negosiasikan hanya harganya, sedangkan performance atau terpenuhinya Kontrak Berjangka sesuai dengan spesifikasi yang tercantum dalam kontrak dijamin oleh suatu lembaga khusus yaitu Lembaga Kliring Berjangka. Berdasarkan UU No.321997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, perdagangan berjangka adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan jual beli komoditi dengan penyerahan kemudian berdasarkan Kontrak Berjangka dan Opini atas Kontrak Berjangka www.bappebti.go.id. Perdagangan berjangka dilakukan di Bursa Berjangka, yang selanjutnya disebut dengan Bursa, yang memperdagangkan Kontrak Berjangka berbagai komoditi. Tempat dimana Kontrak Berjangka diperdagangkan juga disebut pasar berjangka. Dengan demikian di Bursa akan terdapat banyak pasar berjangka sesuai dengan banyaknya komoditi yang diperdagangkan. Di bursa, pembeli dan penjual bertemu satu sama lain dan melakukan transaksi untuk membeli atau menjual sejumlah komoditi untuk penyerahan di kemudian hari sesuai isi atau spesifikasi kontrak. Harga komoditi yang terbentuk di Bursa berlangsung secara transparan dimana harga tersebut akan mencerminkan kekuatan pasokan dan permintaan yang sebenarnya. Transaksi di Bursa dilakukan oleh para anggota bursa, yang terdiri dari Pialang Berjangka dan Pedagang Berjangka, baik dengan cara open outcry atau secara eletronik automated atau electric trading system. Selanjutnya harga yang terjadi dicatat menurut bulan penyerahan masing-masing Kontrak Berjangka dan diumumkan secara luas kepada masyarakat. Dalam tahun-tahun terakhir ini, dan khususnya di Bursa-bursa yang baru, sistem perdagangan umumnya dilakukan secara elektronik menggunakan komputer yang memiliki akses ke komputer induk yang ada di Bursa. Ada 2 manfaat utama dari perdagangan berjangka komoditi, yaitu sebagai sarana pengelolaan resiko risk management melalui kegiatan hedging dan sarana pembentukan harga price discovery. Pada dasarnya harga komoditi primer sering berfluktuasi karena ketergantungannya pada faktor-faktor yang sulit dikuasai seperti kelainan musim, bencana alam, dan lain-lain. Dengan kegiatan hedging menggunakan Kontrak Berjangka, mereka dapat mengurangi sekecil mungkin dampak resiko yang diakibatkan gejolak harga tersebut. Dengan memanfaatkan Kontrak Berjangka, produsen komoditi dapat menjual komoditi yang baru akan mereka panen beberapa bulan kemudian pada harga yang telah dipastikan atau dikunci sekarang. Dengan demikian mereka dapat memperoleh jaminan harga sehingga tidak terpengaruh oleh kenaikan atau penurunan harga jual di pasar tunai. Manfaat yang sama juga dapat diperoleh pihak lain seperti eksportir yang harus melakukan pembelian komoditi di masa yang akan datang, pada saat harus memenuhi kontraknya dengan pembeli di luar negeri, atau pengolah yang harus melakukan pembelian komoditi secara berkesinambungan. Manfaat kedua adalah sebagai sarana pembentukan harga yang transparan dan wajar, yang mencerminkan kondisi pasokan dan permintaan yang sebenarnya dari komoditi yang diperdagangkan. Hal ini dimungkinkan karena transaksi hanya dilakukan oleh atau melalui anggota bursa. Kontrak Berjangka tidak saling kenal atau mengetahui secara langsung. Harga yang terjadi di bursa umumnya dijadikan sebagai harga acuan reference price oleh dunia usaha, termasuk petani dan produsen atau pengusaha kecil, untuk melakukan transaksi di pasar fisik.

B. Sistem Perdagangan Karet di Indonesia