10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Excellent Good Fair
Poor Jitter ms Sepi
Jitter ms Normal Jitter ms Sibuk
router server ke switch ke access point mengakibatkan
kualitas dari kinerja WLAN juga menurun akan menyebabkan
semakin besar
peluang terjadinya
congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar.
Gambar 4.47. Grafik rata-rata jitter WLAN- SMAN1SEWON
4.6.4 Kondisi WLAN-SMA1SEWON
Access point -SMA1SEWON ini berada di ruang guru SMA
Negeri 1 Sewon. Access point-SMA1SEWON terkoneksi kabel melalui switch yang berada di ruang tata usaha dan dari switch
terkonesi kesebuah router server yang berada di ruang PSB Pusat Siswa Belajar. Jarak antara router server ke switch + 55 m dan
jarak switch ke access point-Smase-01 + 10 m. Access point ini dipakai hanya oleh guru dan jika ada pertemuan atau rapat.
4.6.4.1 Throughput
Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi,
normal, dan sibuk. Besaran rata-rata throughput WLAN- SMA1SEWON dapat digambarkan seperti Gambar 4.48.
Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat pengujian
pada sinyal good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan hasil pengukuran access point yang telah dilakukan hasil
throughput dari WLAN mengalami penurunan disemua
kualitas sinyal pada semua kondisi. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan throughput menjadi kecil
dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun.
Tabel 4.29 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran throughput
terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
SMA1SEWON
Kuat Sinyal Throughput Mbps
Sepi Normal
Sibuk Excellent
24.666 18.25
10.35 Good
15.733 9.4
3.88
Fair 7.586
4.463 0.8465
Poor 3.615
0.916 0.235
Tabel. 4.29. Rata-rata throughput WLAN-SMA1SEWON Selama enam hari dalam Mbps.
Dari hasil throughput terhadap kualitas sinyal perbedaan antara kondisi sepi, normal, dan sibuk
mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat throughput lebih besar
daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran
throughput menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori,
semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya
kualitas sinyal membuat throughput lebih jelek daripada jam sepi pada kualitas sinyal excellent. Hasil throughput
WLAN sebesar 24.666 Mbps pada kualitas sinyal excellent pada jam sepi sudah cukup baik untuk standar 802.11n.
5 10
15 20
25 Throughput Mbps
Sepi Throughput Mbps
Normal Throughput Mbps
Sibuk
Gambar 4.48. Grafik rata-rata throughput WLAN- SMA1SEWON
4.6.4.2 Packet Loss
Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi,
normal, dan sibuk. Besaran rata-rata packet loss jaringan WLAN-SMA1SEWON pada saat pengujian dapat
digambarkan seperti Gambar 4.49. Kualitas sinyal keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal
excellent lebih kecil dari pada saat pengujian access point-
SMA1SEWON pada sinyal good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan hasil pengukuran yang telah
dilakukan pada access point-SMA1SEWON hasil packet loss
untuk pengukuran jaringan WLAN-SMA1SEWON mengalami penurunan terjadi pada kualitas sinyal good,
fair, dan poor pada semua kondisi baik sibuk, normal, dan
sepi. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan packet loss
menjadi besar dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch mengakibatkan kualitas dari
kinerja WLAN juga menurun. Perbedaan lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana besaran packet loss lebih kecil
daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran
packet loss semakin besar. Tabel 4.30 menunjukan besaran
rata-rata data pengukuran packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan
selama enam hari.
Tabel. 4.30. Rata-rata packet loss WLAN-SMA1SEWON selama enam hari dalam .
SMA1SEWON
Kuat Sinyal Packet Loss
Sepi Normal
Sibuk Excellent
0.075 Good
0.02 0.121667
0.688333 Fair
0.48 1.185
1.21 Poor
1.145 2.121667
3.15
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5
Excellent Good
Fair Poor
Packet Loss Sepi
Packet Loss Normal
Packet Loss Sibuk
Kinerja packet loss pada Gambar 4.49 menunjukan trendline packet loss
bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka packet loss semakin naik
besaran nilai packet loss. Hal ini menggambarkan bahwa kualitas sinyal semakin rendah pada kondisi sibuk akan
mudah terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim menjadi hilang. Besaran packet loss terhadap kualitas
sinyal pada semua kondisi termasuk dalam kategori bagus baik kondisi sepi, normal. Dan sibuk karena berada pada
besaran kurang dari 3. Pada kualitas siyal poor pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang karena
lebih dari 3.
Gambar 4.49. Grafik rata-rata packet loss WLAN- SMA1SEWON
4.6.4.3 Jitter
Tabel 4.31 menunjukan data berupa rata-rata dari jitter
terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Gambar 4.50 menunjukan kinerja jitter
berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk selama enam hari.
SMA1SEWON
Kuat Sinyal Jitter ms
Sepi Normal
Sibuk Excellent
1.100 5.267
10.024 Good
5.070 10.447
21.505 Fair
9.228 20.167
34.087 Poor
17.440 31.540
45.652
Tabel. 4.31. Rata-rata jitter WLAN-SMA1SEWON Selama enam hari dalam ms.
Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access point-
SMA1SEWON terhadap kualitas sinyal excellent, good, fair,
dan poor pada kondisi semua kodisi rata-rata dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms.
Dibandingkan dengan pengukuran yang telah dilakukan
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
Excellent Good
Fair Poor
Jitter ms Sepi Jitter ms Normal
Jitter ms Sibuk
pada access point-SMAN1SEWON nilai jitter dari pengukuran WLAN mengalamai peningkatan untuk semua
kategori kuat sinyal dan pada semua kondisi baik sepi, normal, dan sibuk.
Trendline Jitter
WLAN-SMA1SEWON pada
Gambar 4.50 menunjukan semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk maka nilai jitter semakin besar .Hal ini
terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal
ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas sinyal pada kondisi sibuk dan jarak yang cukup jauh antara
router server ke switch ke access point mengakibatkan
kualitas dari kinerja WLAN juga menurun akan menyebabkan
semakin besar
peluang terjadinya
congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar.
Gambar 4.50. Grafik rata-rata jitter WLAN- SMA1SEWON
4.6.5 Kondisi WLAN-TU-SEWON