Analisis Performa Jaringan dengan TCP dan UDP Analisis Performa Keseluruhan terhadap Kualitas Sinyal pada

Gambar 4.20 Mapping kuat sinyal dan coverage access point SMAN1SEWON, SMA1SEWON, dan TU-SEWON.

4.4 Analisis Performa Jaringan dengan TCP dan UDP

Dalam scenario yang sudah di sebutkan pada bab III, akan dilakukan pengiriman paket TCP dan UDP sebanyak-banyaknya dari client ke server dalam interval waktu 60s. Pengujian menggunakan paket generator Iperf yang dapat menghasilkan dan mengirimkan paket-paket TCP dan UDP dengan ketentuan sesuai scenario pengujian. Berikut adalah sintaks yang digunakan untuk pengujian ini. 1.Pengiriman paket TCP Server Client 2. Pengiriman paket UDP Server Client

4.5 Pengujian Access Point

Pengujian yang dilakukan adalah pengujian dengan paket TCP dan UDP pada semua access point. TCP dan UDP adalah dua protocol yang banyak digunakan dalam jaringan internet berbasis IP. Keduanya dibuat dengan tujuan yang berbeda. TCP Transmission Control Protocol misalnya, bersifat connection oriented, artinya protocol ini memiliki kemampuan untuk menjamin transfer dan control data hingga node tujuan. Sebaliknya UDP User Datagram Protocol. Bersifat connectionless oriented , yang berarti protokol ini tidak memiliki mekanisme yang dapat menjamin sampainya paket ke node tujuan. Penggunaan Iperf pada mode TCP akan menghasilkan keluaran parameter throughput jaringan. Pada koneksi TCP, windows size menentukan jumlah maksimum data yang dapat berada dalam jaringan pada saat bersamaan. Sedangkan penggunaan mode UDP akan menghasilkan keluaran parameter jitter dan packet loss. Pada koneksi UDP, pengujian dilakukan dengan mengirim datagram[13]. Pada pengujian ini menggunakan Iperf secara default pada pengujian TCP dan UDP tanpa mengubah windows size dan datagram yang dikirim. Data lengkap hasil pengujian dapat di lihat di lampiran. 4.5.1 Kondisi Access Point-Wifi-sewon 4.5.1.1 Throughput Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-rata throughput access point-Wifi- Sewon dapat digambarkan seperti Gambar 4.21. Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat pengujian pada sinyal good, fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan throughput menjadi kecil. Tabel 4.2 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran throughput terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari. Wifi-SEWON Kuat Sinyal Throughput Mbps Sepi Normal Sibuk Excellent 20.783 17.483 8.0183 Good 13.783 8.255 2.206 Fair 7.678 2.095 0.227 Poor 2.121 0.228 0.047 Tabel. 4.2. Rata-rata throughput access point-Wifi- SEWON Selama enam hari dalam Mbps. Dari hasil throughput terhadap kualitas sinyal perbedaan antara kondisi sepi, normal, dan sibuk mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat throughput lebih besar daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran throughput menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori, semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya kualitas sinyal membuat throughput lebih jelek daripada jam sepi pada kualitas sinyal excellent. Hasil throughput sebesar 20.783 Mbps pada kualitas sinyal excellent pada saat jam sepi sudah cukup baik untuk standart 802.11g. 5 10 15 20 25 Excellent Good Fair Poor Throughput Mbps Sepi Throughput Mbps Normal Throughput Mbps Sibuk Gambar 4.21. Grafik rata-rata throughput access point- Wifi-SEWON

4.5.1.2 Packet Loss

Berdasarkan hasil pengukuran besaran rata-rata packet loss access point-Wifi-Sewon pada saat pengujian dapat digambarkan seperti Gambar 4.22. Kualitas sinyal keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih kecil dari pada saat pengujian access point- Wifi-Sewon pada sinyal good, fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan packet loss menjadi besar. Tabel 4.3 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari. Wifi-Sewon Kuat Sinyal Packet Loss Sepi Normal Sibuk Excellent Good 0.075 0.983 Fair 0.191 0.631 2.566 Poor 0.371 2.15 3.483 Tabel. 4.3. Rata-rata packet loss access point-Wifi- SEWON Selama enam hari dalam . Dari hasil packet loss terhadap kualitas sinyal perbedaan antara kondisi sepi, normal, dan sibuk mempengaruhi besaran rata-rata packet loss. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat packet loss lebih kecil daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss semakin besar. Kinerja packet loss pada Gambar 4.22 menunjukan trendline packet loss semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka semakin naik besaran packet loss. Hal ini menggambarkan bahwa kualitas sinyal semakin rendah pada kondisi sibuk akan mudah terkena interfensi sehingga 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 Excellent Good Fair Poor Packet Loss Sepi Packet Loss Normal Packet Loss Sibuk paket data yang dikirim menjadi hilang. Besaran packet loss terhadap kualitas sinyal excellent pada kondisi sepi, normal, dan sibuk dalam kategori sangat bagus sesuai dengan standart THIPON yaitu 0. Packet loss terhadap kualitas sinyal good kondisi sepi masuk dalam kategori sangat bagus. Packet loss pada kualitas sinyal fair dan poor saat sepi, good, fair, dan poor saat normal, dan pada kualitas sinyal good dan fair saat sibuk dalam kategori bagus yaitu kurang dari 3. Sedangkan untuk kualitas sinyal poor saat kondisi sibuk dalam kategori sedang. Gambar 4.22. Grafik rata-rata packet loss access point- Wifi-SEWON

4.5.1.3 Jitter

Tabel 4.4 menunjukan data berupa rata-rata dari jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk selama enam hari. Gambar 4.23 menunjukan jitter berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Wifi-SEWON Kuat Sinyal Jitter ms Sepi Normal Sibuk Excellent 0.800 5.576 11.376 Good 4.624 11.886 25.435 Fair 14.702 32.626 51.576 Poor 27.747 59.993 105.452 Tabel. 4.4. Rata-rata jitter access point-Wifi-Sewon Selama enam hari dalam ms. Sesuai dengan standart THIPON jitter access point- Wifi-Sewon terhadap kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor pada kondisi sepi dan normal dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms. Hasil jitter terhadap kualitas sinyal excellent, good, dan fair pada kondisi sibuk 20 40 60 80 100 120 140 Excellent Good Fair Poor Jitter ms Sepi Jitter ms Normal Jitter ms Sibuk juga termasuk dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms, sedangkan untuk kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang. Trendline Jitter access point- Wifi-SEWON pada Gambar 4.23 menunjukan bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka nilai jitter semakin besar . Hal ini terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas sinyal pada kondisi sibuk akan menyebabkan semakin besar peluang terjadinya congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar. Gambar 4.23. Grafik rata-rata jitter access point-Wifi- SEWON 4.5.2 Kondisi access point-Smase-01 4.5.2.1 Throughput Berdasarkan hasil pengukuran terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata- rata throughput access point-Smase-01 pada saat pengujian dapat digambarkan seperti Gambar 4.24. Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat sinyal good, fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan throughput menjadi kecil. Tabel 4.5 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran throughput terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari. Smase-01 Kuat Sinyal Throughput Mbps Sepi Normal Sibuk Excellent 17.2 14.366 5.948 Good 9.321 6.416 1.242 Fair 3.05 1.543 0.1720 Poor 0.465 0.279 0.036 Tabel. 4.5. Rata-rata throughput access point-Smase-01 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 Excellent Good Fair Poor Throughput Mbps Sepi Throughput Mbps Normal Throughput Mbps Sibuk Selama enam hari dalam Mbps. Dari hasil throughput terhadap kualitas sinyal perbedaan antara kondisi sepi, normal, dan sibuk mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat throughput lebih besar daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran throughput menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori, semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya kualitas sinyal membuat throughput lebih jelek daripada jam sepi pada kualitas sinyal excellent. Hasil throughput sebesar 17.2 Mbps pada kualitas sinyal excellent dan pada jam sepi sudah cukup baik untuk standar 802.11g. Gambar 4.24. Grafik rata-rata throughput access point- Smase-01

4.5.2.2 Packet Loss

Berdasarkan hasil pengukuran yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-rata packet loss access point-Smase- 01 pada saat pengujian dapat digambarkan seperti Gambar 4.25. Kualitas sinyal keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih kecil dari pada saat pengujian access point-Smase-01 pada sinyal good, fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan packet loss menjadi besar. Perbedaan lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana besaran packet loss lebih kecil daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss semakin besar. Tabel 4.6 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari. Smase-01 Kuat Sinyal Packet Loss Sepi Normal Sibuk Tabel. 4.6. Rata-rata packet loss access point-Smase-01 Selama enam hari dalam . Kinerja packet loss pada Gambar 4.25 menunjukan trendline packet loss bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka packet loss semakin naik besaran nilai packet loss. Hal ini menggambarkan bahwa kualitas sinyal semakin rendah pada kondisi sibuk akan mudah terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim menjadi hilang. Besaran packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi dan normal dalam kategori bagus sesuai dengan standart THIPON yaitu kurang dari 3. Packet loss terhadap kualitas sinyal excellent, good, dan fair pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori bagus, karena kurang dari 3. Sedangkan kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk dalam kategori sedang. Excellent Good 0.1295 0.606 Fair 0.321 0.388 2.816 Poor 0.871 1.533 4.233 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 Excellent Good Fair Poor Packet Loss Sepi Packet Loss Normal Packet Loss Sibuk Gambar 4.25. Grafik rata-rata packet loss access point- Smase-01

4.8.2.3 Jitter

Tabel 4.7 menunjukan data berupa rata-rata dari jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk selama enam hari. Gambar 4.26 menunjukan kinerja jitter berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Smase-01 Kuat Sinyal Jitter ms Sepi Normal Sibuk Excellent 2.862 5.944 14.724 Good 6.333 13.4075 30.921 Fair 18.447 29.624 88.267 Poor 30.1715 68.690 163.794 Tabel. 4.7. Rata-rata jitter access point-Smase-01 Selama enam hari dalam ms. Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access point- Smase-01 terhadap kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor pada kondisi sepi dan normal dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms. Hasil jitter terhadap kualitas sinyal excellent dan good, pada kondisi sibuk juga termasuk dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms, untuk kualitas sinyal fair pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang, dn untuk kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori jelek. Trendline Jitter access point- Smase-01 pada Gambar 4.26 menunjukan semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka nilai jitter semakin besar .Hal ini terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas sinyal pada kondisi sibuk akan menyebabkan semakin besar peluang terjadinya congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar. 20 40 60 80 100 120 140 160 180 Excellent Good Fair Poor Jitter ms Sepi Jitter ms Normal Jitter ms Sibuk Gambar 4.26. Grafik rata-rata jitter access point-Smase-01 4.5.3 Kondisi access point-Smase-02 4.5.3.1 Throughput Berdasarkan hasil pengukuran terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata- rata throughput access point-Smase-02 pada saat pengujian dapat digambarkan seperti Gambar 4.27. Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat sinyal good, fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan nilai throughput menjadi kecil. Tabel 4.8 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran throughput terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari. Smase-02 Kuat Sinyal Throughput Mbps Sepi Normal Sibuk Excellent 23.9 17.9 7.18 Good 18.183 11.833 2.118 Fair 8.036 2.145 0.567 Poor 1.742 0.443 0.051 Tabel. 4.8. Rata-rata throughput access point-Smase-02 Selama enam hari dalam Mbps. Dari hasil throughput menunjukan perbedaan kondisi sepi, normal, dan sibuk mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat throughput lebih besar daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk dan beban jaringan bertambah, sehingga besaran throughput menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori, semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya kualitas sinyal membuat throughput lebih. Hasil throughput sebesar 23.9 Mbps 5 10 15 20 25 30 Excellent Good Fair Poor Throughput Mbps Sepi Throughput Mbps Normal Throughput Mbps Sibuk pada kualitas sinyal excellent pada jam sepi sudah cukup baik untuk standar 802.11g. Gambar 4.27. Grafik rata-rata throughput access point- Smase-02

4.5.3.2 Packet Loss

Berdasarkan hasil pengukuran besaran rata-rata packet loss access point-Smase-02 pada saat pengujian dapat digambarkan seperti Gambar 4.28. Kualitas sinyal keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih kecil dari pada saat pengujian sinyal good, fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan packet loss menjadi besar. Perbedaan lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana besaran packet loss lebih kecil daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss semakin besar. Tabel 4.9 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari. Tabel. 4.9. Rata-rata packet loss access point-Smase-02 Selama enam hari dalam . Besaran packet loss pada sinyal excellent dan good saat kondisi sepi dan besaran packet loss pada sinyl excellent saat kondisi normal termasuk dalam kategori sangat bagus sesuai dengan standar THIPON yaitu 0. Besaran packet loss pada kualitas sinyal fair dan poor saat kondisi sepi, pada kualitas sinyal good, fair, dan poor saat kondisi normal, dan kualitas sinyal excellent, good, dan Smase-02 Kuat Sinyal Packet Loss Sepi Normal Sibuk Excellent 0.036 Good 0.1 0.25 Fair 0.176 0.51 2.066 Poor 0.371 1.983 3.466 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 Excellent Good Fair Poor Packet Loss Sepi Packet Loss Normal Packet Loss Sibuk fair saat kondisi sibuk dalam kategori bagus sesuai dengan standart THIPON yaitu kurang dari 3. Sedangkan kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk dalam kategori sedang. Kinerja packet loss menunjukan trendline packet loss bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka nilai packet loss semakin naik. Hal ini menggambarkan bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk akan mudah terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim menjadi hilang. Gambar 4.28. Grafik rata-rata packet loss access point- Smase-02

4.5.3.3 Jitter

Tabel 4.10 menunjukan data besaran rata-rata dari jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk selama enam hari. Gambar 4.29 menunjukan kinerja jitter berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Smase-02 Kuat Sinyal Jitter ms Sepi Normal Sibuk Excellent 1.591 5.444 13.391 Good 6.022 12.128 28.594 Fair 16.016 27.791 77.325 Poor 30.171 60.023 146.128 Tabel. 4.10. Rata-rata jitter access point-Smase-02 Selama enam hari dalam ms. Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access point- Smase-02 pada kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor pada kondisi sepi dan normal dan kualitas sinyal excellent dan good pada saat kondisi sibuk dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms. Hasil jitter untuk kualitas 20 40 60 80 100 120 140 160 Excellent Good Fair Poor Jitter ms Sepi Jitter ms Normal Jitter ms Sibuk sinyal fair pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang, dan untuk kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori jelek. Hasil trendline Jitter access point-Smase-02 menunjukan semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka nilai jitter semakin besar . Hal ini terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas sinyal pada kondisi sibuk akan menyebabkan semakin besar peluang terjadinya congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar. Gambar 4.29. Grafik rata-rata jitter access point-Smase-02 4.5.4 Kondisi access point-SMAN1SEWON 4.5.4.1 Throughput Berdasarkan hasil pengukuran terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata- rata throughput access point-SMAN1SEWON pada saat pengujian dapat digambarkan seperti Gambar 4.30. Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat sinyal good, fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan nilai throughput menjadi kecil. Tabel 4.11 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran throughput terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari. SMAN1SEWON Kuat Sinyal Throughput Mbps Sepi Normal Sibuk Excellent 22.383 17.983 12.1 Good 18.266 11.866 6.603 Fair 6.633 2.14 0.676 Poor 1.251 0.648 0.154 5 10 15 20 25 Excellent Good Fair Poor Throughput Mbps Sepi Throughput Mbps Normal Throughput Mbps Sibuk Tabel. 4.11. Rata-rata throughput access point- SMAN1SEWON Selama enam hari dalam Mbps. Dari hasil throughput menunjukan perbedaan kondisi sepi, normal, dan sibuk mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat throughput lebih besar daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk dan beban jaringan bertambah, sehingga besaran throughput menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori, semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya kualitas sinyal membuat throughput lebih. Hasil throughput sebesar 22.38 Mbps pada kualitas sinyal excellent pada jam sepi sudah cukup baik untuk standar 802.11g. Gambar 4.30. Grafik rata-rata throughput access point- SMAN1SEWON

4.5.4.2 Packet Loss

Berdasarkan hasil pengukuran besaran rata-rata packet loss access point-SMAN1SEWON pada saat pengujian dapat digambarkan seperti Gambar 4.31. Kualitas sinyal keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih kecil dari pada saat pengujian sinyal good, fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan packet loss menjadi besar. Perbedaan lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana besaran packet loss lebih kecil daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss semakin besar. Tabel 4.12 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari. SMAN1SEWON Kuat Sinyal Packet Loss Sepi Normal Sibuk Excellent Tabel. 4.12. Rata-rata packet loss access point- SMAN1SEWON Selama enam hari dalam . Besaran packet loss pada sinyal excellent, good, dan fair saat kondisi sepi dan pada kualitas sinyal excellent saat normal termasuk dalam kategori sangat bagus sesuai dengan standar THIPON yaitu 0. Besaran packet loss pada kualitas sinyal poor saat kondisi sepi, pada kualitas sinyal good, fair, dan poor saat kondisi normal, dan kualitas sinyal excellent, good, dan fair saat kondisi sibuk dalam kategori bagus sesuai dengan standart THIPON yaitu kurang dari 3. Sedangkan kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk dalam kategori sedang. Kinerja packet loss pada Gambar 4.31 menunjukan trendline packet loss bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka nilai packet loss semakin naik. Semakin baik kualitas sinyal pada kondisi sepi nilai packet loss semakin rendah bahkan 0. Hal ini menggambarkan bahwa semakin rendah kualitas sinyal Good 0.1 0.161 Fair 0.355 1.8 Poor 0.125 1.983 3.466 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 Excellent Good Fair Poor Packet Loss Sepi Packet Loss Normal Packet Loss Sibuk pada kondisi sibuk akan mudah terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim menjadi hilang. Gambar 4.31. Grafik rata-rata packet loss access point- SMAN1SEWON

4.5.4.3 Jitter

Tabel 4.13 menunjukan data besaran rata-rata dari jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk selama enam hari. Gambar 4.32 menunjukan kinerja jitter berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access point- SMAN1SEWON pada kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor pada kondisi sepi dan normal dan kualitas sinyal excellent, good, dan fair saat kondisi sibuk dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms. Hasil jitter untuk kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang. SMAN1SEWON Kuat Sinyal Jitter ms Sepi Normal Sibuk Excellent 1.070 5.536 11.934 Good 5.911 12.656 24.482 Fair 13.767 24.550 41.049 Poor 22.723 40.629 91.085 Tabel. 4.13. Rata-rata jitter access point-SMAN1SEWON Selama enam hari dalam ms. Hasil trendline Jitter access point-SMAN1SEWON pada Gambar 4.32 menunjukan semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka nilai jitter semakin besar . Hal ini terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas sinyal pada kondisi sibuk akan menyebabkan semakin besar peluang terjadinya congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Excellent Good Fair Poor Jitter ms Sepi Jitter ms Normal Jitter ms Sibuk Gambar 4.32. Grafik rata-rata jitter access point- SMAN1SEWON 4.5.5 Kondisi access point-SMA1SEWON 4.5.5.1 Throughput Berdasarkan hasil pengukuran terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata- rata throughput access point-SMA1SEWON dapat digambarkan seperti Gambar 4.33. Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat sinyal good, fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan nilai throughput menjadi kecil. Tabel 4.14 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran throughput terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari. Dari hasil throughput menunjukan bahwa selain kualitas sinyal perbedaan kondisi sepi, normal, dan sibuk mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat throughput lebih besar daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk dan beban jaringan bertambah, sehingga besaran throughput menjadi semakin kecil. Tabel. 4.14. Rata-rata throughput access point- SMA1SEWON Selama enam hari dalam Mbps. Sesuai dengan teori, semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya kualitas sinyal membuat SMA1SEWON Kuat Sinyal Throughput Mbps Sepi Normal Sibuk Excellent 28.316 21.25 12.683 Good 18.616 11.9 4.046 Fair 9.753 5.296 1.095 Poor 3.615 1.321 0.285 5 10 15 20 25 30 Excellent Good Fair Poor Throughput Mbps Sepi Throughput Mbps Normal Throughput Mbps Sibuk throughput lebih. Hasil throughput sebesar 28.166 Mbps pada kualitas sinyal excellent pada jam sepi sudah cukup baik untuk standar 802.11n. Gambar 4.33. Grafik rata-rata throughput access point- SMA1SEWON

4.5.5.2 Packet Loss

Pengujian besaran rata-rata packet loss access point- SMA1SEWON dapat digambarkan seperti Gambar 4.34. Kualitas sinyal keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih kecil dari pada saat pengujian sinyal good, fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan packet loss menjadi besar. Perbedaan lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana besaran packet loss lebih kecil daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss semakin besar. Tabel 4.15 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari. . Tabel 4.15. Rata-rata packet loss access point- SMA1SEWON Selama enam hari dalam . Secara keseluruhan besaran packet loss pada kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor saat kondisi sepi, normal, dan sibuk termasuk dalam kategori bagus sesuai dengan standar THIPON yaitu kurang dari 3. Namun besaran packet loss kualitas sinyal excellent saat sepi, normal, dan sibuk, pada kualitas sinyal good saat SMA1SEWON Kuat Sinyal Packet Loss Sepi Normal Sibuk Excellent Good 0.043 Fair 0.106 0.535 Poor 0.125 0.855 2.033333 0.5 1 1.5 2 2.5 Excellent Good Fair Poor Packet Loss Sepi Packet Loss Normal Packet Loss Sibuk kondisi sepi dan sibuk, pada kualitas sinyal fair saat kondisi sepi termasuk dalam kategori sangat bagus sesuai standar THIPON yaitu 0. Kinerja packet loss pada Gambar 4.34 menunjukan trendline packet loss bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka nilai packet loss semakin naik. Semakin baik kualitas sinyal pada kondisi sepi nilai packet loss semakin rendah bahkan 0. Hal ini menggambarkan bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk akan mudah terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim menjadi hilang. Gambar 4.34. Grafik rata-rata packet loss access point- SMA1SEWON.

4.5.5.3 Jitter

Tabel 4.16 menunjukan data besaran rata-rata dari jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk selama enam hari. Gambar 4.35 menunjukan kinerja jitter berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access point- SMA1SEWON secara kesuluruhan pada kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor pada kondisi sepi, normal, dan sibuk dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms. Tabel. 4.16. Rata-rata jitter access point-SMA1SEWON Selama enam hari dalam ms. SMA1SEWON Kuat Sinyal Jitter Mbps Sepi Normal Sibuk Excellent 0.933 4.600 9.524 Good 4.070 9.447 20.172 Fair 8.061 19.1675 33.087 Poor 16.273 30.207 44.652 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Excellent Good Fair Poor Jitter ms Sepi Jitter ms Normal Jitter ms Sibuk Hasil trendline Jitter access point-SMA1SEWON pada Gambar 4.35 menunjukan semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka nilai jitter semakin besar . Hal ini terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas sinyal pada kondisi sibuk akan menyebabkan semakin besar peluang terjadinya congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar. Gambar 4.35. Grafik rata-rata jitter access point- SMA1SEWON 4.5.6 Kondisi access point-TU-SEWON 4.5.6.1 Throughput Berdasarkan hasil pengukuran terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata- rata throughput access point-TU-SEWON dapat digambarkan seperti Gambar 4.36. Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat sinyal good, fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan nilai throughput menjadi kecil. Tabel 4.17 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran throughput terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari. Dari hasil throughput menunjukan bahwa selain kualitas sinyal perbedaan kondisi sepi, normal, dan sibuk mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat throughput lebih besar daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk dan beban jaringan bertambah, sehingga besaran throughput menjadi semakin kecil. TU-SEWON Kuat Sinyal Throughput Mbps Sepi Normal Sibuk Excellent 4.878 3.38 2.873 Good 3.241 2.646 1.54 Fair 2.811 1.596 0.438 Poor 0.626 0.218 0.0581 Tabel. 4.17. Rata-rata throughput access point-TU- SEWON Selama enam hari dalam Mbps. Sesuai dengan teori, semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya kualitas sinyal membuat throughput lebih. Hasil throughput sebesar 4.878 Mbps pada kualitas sinyal excellent pada jam sepi sudah cukup baik untuk standar 802.11b. 1 2 3 4 5 6 Excellent Good Fair Poor Throughput Mbps Sepi Throughput Mbps Normal Throughput Mbps Sibuk Gambar 4.36. Grafik rata-rata throughput access point-TU- SEWON

4.5.6.2 Packet Loss

Pengujian besaran rata-rata packet loss access point- TU-SEWON dapat digambarkan seperti Gambar 4.37. Kualitas sinyal keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih kecil dari pada saat pengujian sinyal good, fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan packet loss menjadi besar. Perbedaan lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana besaran packet loss lebih kecil daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss semakin besar. Tabel 4.18 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari. Tabel. 4.18. Rata-rata packet loss access point-TU- SEWON Selama enam hari dalam . Secara keseluruhan besaran packet loss pada kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor saat kondisi sepi, normal, dan sibuk termasuk dalam kategori bagus sesuai dengan standar THIPON yaitu kurang dari 3, kecuali pada sinyal poor saat kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang. Namun besaran packet loss kualitas sinyal excellent saat sepi, normal, dan sibuk dan kualitas sinyal good saat sepi termasuk dalam kategori sangat bagus sesuai standar THIPON yaitu 0. TU-SEWON Kuat Sinyal Packet Loss Sepi Normal Sibuk Excellent Good 0.05 0.138 Fair 0.063 0.388 2.816 Poor 0.601 1.766 4.8 1 2 3 4 5 6 Excellent Good Fair Poor Packet Loss Sepi Packet Loss Normal Packet Loss Sibuk Kinerja packet loss pada Gambar 4.37 menunjukan trendline packet loss bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka nilai packet loss semakin naik. Semakin baik kualitas sinyal pada kondisi sepi nilai packet loss semakin rendah bahkan 0. Hal ini menggambarkan bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk akan mudah terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim menjadi hilang. Gambar 4.37. Grafik rata-rata packet loss access point-TU- SEWON

4.5.6.3 Jitter

Tabel 4.19 menunjukan data besaran rata-rata dari jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk selama enam hari. Gambar 4.38 menunjukan kinerja jitter berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access point-TU-SEWON secara kesuluruhan pada kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor pada kondisi sepi, normal, dan sibuk dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms. Tabel. 4.19. Rata-rata jitter access point-TU-SEWON Selama enam hari dalam ms. Hasil trendline Jitter access point-TU-SEWON pada Gambar 4.38 menunjukan semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka nilai jitter semakin besar . Hal ini terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. TU-SEWON Kuat Sinyal Jitter ms Sepi Normal Sibuk Excellent 1.084 3.089 4.830 Good 3.341 6.461 8.274 Fair 8.525 13.510 16.331 Poor 16.156 25.434 36.563 5 10 15 20 25 30 35 40 Excellent Good Fair Poor Jitter ms Sepi Jitter ms Normal Jitter ms Sibuk Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas sinyal pada kondisi sibuk akan menyebabkan semakin besar peluang terjadinya congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar. Gambar 4.38. Grafik rata-rata jitter access point-TU- SEWON

4.6 Pengujian WLAN

Pengujian yang dilakukan adalah pengujian dengan paket TCP dan UDP pada semua WLAN. TCP dan UDP adalah dua protocol yang banyak digunakan dalam jaringan internet berbasis IP. Keduanya dibuat dengan tujuan yang berbeda. TCP Transmission Control Protocol misalnya, bersifat connection oriented, artinya protocol ini memiliki kemampuan untuk menjamin transfer dan control data hingga node tujuan. Sebaliknya UDP User Datagram Protocol. Bersifat connectionless oriented , yang berarti protokol ini tidak memiliki mekanisme yang dapat menjamin sampainya paket ke node tujuan. Penggunaan Iperf pada mode TCP akan menghasilkan keluaran parameter throughput jaringan. Pada koneksi TCP, windows size menentukan jumlah maksimum data yang dapat berada dalam jaringan pada saat bersamaan. Sedangkan penggunaan mode UDP akan menghasilkan keluaran parameter jitter dan packet loss. Pada koneksi UDP, pengujian dilakukan dengan mengirim datagram. Pada pengujian ini menggunakan Iperf secara default pada pengujian TCP dan UDP tanpa mengubah windows size dan datagram yang dikirim. Data lengkap hasil pengujian dapat di lihat di lampiran.

4.6.1 Kondisi WLAN-Smase-01

Access point -Smase-01 ini berada di sebelah utara lingkungan SMA Negeri 1 Sewon tepatnya berada dideretan kelas bagian utara. Access point-Smase-01 terkoneksi kabel melalui switch yang berada di ruang perpustakaan dan dari switch terkonesi kesebuah router server yang berada di ruang PSB Pusat Siswa Belajar. Jarak antara router server ke switch + 15m dan jarak switch ke access point-Smase-01 + 35m.

4.6.1.1 Throughput

Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-rata throughput WLAN- Smase-01 dapat digambarkan seperti Gambar 4.39. Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat pengujian pada sinyal good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan hasil pengukuran access point yang telah dilakukan hasil throughput dari WLAN mengalami penurunan disemua kualitas sinyal pada semua kondisi. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan throughput menjadi kecil dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun. Tabel 4.20 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran throughput terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari. Smase-01 Kuat Sinyal Throughput Mbps Sepi Normal Sibuk Excellent 16.866 14.033 5.448 Good 8.915 6.083 1.149 Fair 2.943 1.3745 0.172 Poor 0.381 0.246 0.036 Tabel. 4.20. Rata-rata throughput WLAN-Smase-01 Selama enam hari dalam Mbps. Dari hasil throughput terhadap kualitas sinyal perbedaan antara kondisi sepi, normal, dan sibuk mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat throughput lebih besar daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran throughput menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori, semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya kualitas sinyal membuat throughput lebih jelek daripada jam sepi pada kualitas sinyal excellent. Hasil throughput WLAN sebesar 16.8 Mbps pada kualitas sinyal excellent dan pada jam sepi sudah cukup baik untuk standar 802.11g. 2 4 6 8 10 12 14 16 18 Excellent Good Fair Poor Throughput Mbps Sepi Throughput Mbps Normal Throughput Mbps Sibuk Gambar 4.39. Grafik rata-rata throughput WLAN-Smase- 01

4.6.1.2 Packet Loss

Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-rata packet loss access point -Smase-01 pada saat pengujian dapat digambarkan seperti Gambar 4.40. Kualitas sinyal keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih kecil dari pada saat pengujian access point-Smase-01 pada sinyal good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan hasil pengukuran yang telah dilakukan pada access point- Smase-01 hasil packet loss untuk pengukuran jaringan WLAN-Smase-01 mengalami penurunan terjadi pada kualitas sinyal good, fair, dan poor pada semua kondisi baik sibuk, normal, dan sepi. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan packet loss menjadi besar dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun. Perbedaan lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana besaran packet loss lebih kecil daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss semakin besar. Tabel 4.21 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari. Tabel. 4.21. Rata-rata packet loss WLAN-Smase-01 Selama enam hari dalam . Smase-01 Kuat Sinyal Packet Loss Sepi Normal Sibuk Excellent 0.075 Good 0.038 0.167 0.911 Fair 0.341 0.538 3.066 Poor 1.205 1.75 4.433 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 Excellent Good Fair Poor Packet Loss Sepi Packet Loss Normal Packet Loss Sibuk Kinerja packet loss pada Gambar 4.40 menunjukan trendline packet loss bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka packet loss semakin naik besaran nilai packet loss. Hal ini menggambarkan bahwa kualitas sinyal semakin rendah pada kondisi sibuk akan mudah terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim menjadi hilang. Besaran packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi dan normal dalam kategori bagus sesuai dengan standart THIPON yaitu kurang dari 3. Packet loss terhadap kualitas sinyal excellent, good, dan fair pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori bagus, karena kurang dari 3. Sedangkan kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk dalam kategori sedang. Gambar 4.40. Grafik rata-rata packet loss WLAN-Smase- 01

4.6.1.3 Jitter

Tabel 4.22 menunjukan data berupa rata-rata dari jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Gambar 4.41 menunjukan kinerja jitter berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk selama enam hari. Smase-01 Kuat Sinyal Jitter ms Sepi Normal Sibuk Excellent 3.028 6.277 15.058 Good 6.936 14.094 31.754 Fair 19.260 32.438 88.600 Poor 34.004 70.523 164.338 Tabel. 4.22. Rata-rata jitter WLAN-Smase-01 Selama enam hari dalam ms. Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access point- Smase-01 terhadap kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor pada kondisi sepi dan normal dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms. Hasil jitter terhadap kualitas sinyal excellent dan good pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms, untuk kualitas sinyal fair pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang, dn untuk kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori jelek. Dibandingkan dengan pengukuran yang telah dilakukan pada access point-Smase-01 nilai jitter dari pengukuran WLAN mengalamai peningkatan untuk semua kategori kuat sinyal dan pada semua kondisi baik sepi, normal, dan sibuk. Trendline Jitter WLAN-Smase-01 pada Gambar 4.41 menunjukan semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk maka nilai jitter semakin besar .Hal ini terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas sinyal pada kondisi sibuk dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch ke access point mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun akan menyebabkan semakin besar peluang terjadinya congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar. 20 40 60 80 100 120 140 160 180 Excellent Good Fair Poor Jitter ms Sepi Jitter ms Normal Jitter ms Sibuk Gambar 4.41. Grafik rata-rata jitter WLAN-Smase-01

4.6.2 Kondisi WLAN-Smase-02

Access point -Smase-02 ini berada di sebelah selatan lingkungan SMA Negeri 1 Sewon tepatnya berada dideretan kelas bagian selatan. Access point-Smase-02 terkoneksi kabel melalui switch yang berada di ruang perpustakaan dan dari switch terkonesi kesebuah router server yang berada di ruang PSB Pusat Siswa Belajar. Jarak antara router server ke switch + 15m dan jarak switch ke access point-Smase-01 + 25m.

4.6.2.1 Throughput

Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-rata throughput WLAN- Smase-02 dapat digambarkan seperti Gambar 4.42. Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat pengujian pada sinyal good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan hasil pengukuran access point yang telah dilakukan hasil throughput dari WLAN mengalami penurunan disemua kualitas sinyal pada semua kondisi. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan throughput menjadi kecil dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun. Tabel 4.23 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran throughput terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari. Smase-02 Kuat Sinyal Throughput Mbps Sepi Normal Sibuk Excellent 19.75 17.9 7.18 Good 15.816 11.833 2.118 Fair 7.7016 2.145 0.567 Poor 1.742 0.443 0.051 Tabel. 4.23. Rata-rata throughput WLAN-Smase-02 Selama enam hari dalam Mbps. 5 10 15 20 25 Excellent Good Fair Poor Throughput Mbps Sepi Throughput Mbps Normal Throughput Mbps Sibuk Dari hasil throughput terhadap kualitas sinyal perbedaan antara kondisi sepi, normal, dan sibuk mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat throughput lebih besar daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran throughput menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori, semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya kualitas sinyal membuat throughput lebih jelek daripada jam sepi pada kualitas sinyal excellent. Hasil throughput WLAN sebesar 16.8 Mbps pada kualitas sinyal excellent dan pada jam sepi sudah cukup baik untuk standar 802.11g. Gambar 4.42. Grafik rata-rata throughput WLAN-Smase- 02

4.6.2.2 Packet Loss

Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-rata packet loss access point -Smase-02 pada saat pengujian dapat digambarkan seperti Gambar 4.43. Kualitas sinyal keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih kecil dari pada saat pengujian access point-Smase-02 pada sinyal good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan hasil pengukuran yang telah dilakukan pada access point- Smase-02 hasil packet loss untuk pengukuran jaringan WLAN-Smase-02 mengalami penurunan terjadi pada kualitas sinyal good, fair, dan poor pada semua kondisi baik sibuk, normal, dan sepi. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan packet loss menjadi besar dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun. Perbedaan lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana besaran packet loss lebih kecil daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss semakin besar. Tabel 4.24 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari. Tabel. 4.24. Rata-rata packet loss WLAN-Smase-02 Selama enam hari dalam . Kinerja packet loss pada Gambar 4.43 menunjukan trendline packet loss bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka packet loss semakin naik besaran nilai packet loss. Hal ini menggambarkan bahwa kualitas sinyal semakin rendah pada kondisi sibuk akan mudah terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim menjadi hilang. Besaran packet loss terhadap kualitas Smase-02 Kuat Sinyal Packet Loss Sepi Normal Sibuk Excellent 0.166 Good 0.075 0.155 0.85 Fair 0.215 0.843 2.4 Poor 0.923 2.233 4.033 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 Excellent Good Fair Poor Packet Loss Sepi Packet Loss Normal Packet Loss Sibuk sinyal pada kondisi sepi dan normal dalam kategori bagus sesuai dengan standart THIPON yaitu kurang dari 3. Packet loss terhadap kualitas sinyal excellent, good, dan fair pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori bagus, karena kurang dari 3. Sedangkan kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk dalam kategori sedang. Gambar 4.43. Grafik rata-rata packet loss WLAN-Smase- 02

4.6.2.3 Jitter

Tabel 4.25 menunjukan data berupa rata-rata dari jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Gambar 4.44 menunjukan kinerja jitter berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk selama enam hari. Smase-02 Kuat Sinyal Jitter ms Sepi Normal Sibuk Excellent 2.091 6.106 14.224 Good 6.355 13.128 29.428 Fair 16.849 28.624 78.161 Poor 31.791 61.190 147.628 Tabel. 4.25. Rata-rata jitter WLAN-Smase-02 Selama enam hari dalam ms. Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access point- Smase-02 terhadap kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor pada kondisi sepi dan normal dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms. Hasil jitter terhadap kualitas sinyal excellent dan good pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms, untuk kualitas sinyal fair pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang, dn untuk kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori jelek. Dibandingkan dengan pengukuran yang telah dilakukan pada access point-Smase-02 nilai jitter dari pengukuran WLAN mengalamai peningkatan untuk semua kategori 20 40 60 80 100 120 140 160 Excellent Good Fair Poor Jitter ms Sepi Jitter ms Normal Jitter ms Sibuk kuat sinyal dan pada semua kondisi baik sepi, normal, dan sibuk. Trendline Jitter WLAN-Smase-02 pada Gambar 4.44 menunjukan semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk maka nilai jitter semakin besar .Hal ini terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas sinyal pada kondisi sibuk dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch ke access point mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun akan menyebabkan semakin besar peluang terjadinya congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar. Gambar 4.44. Grafik rata-rata jitter WLAN-Smase-02

4.6.3 Kondisi WLAN-SMAN1SEWON

Access point -SMAN1SEWON ini berada di ruang kepala sekolah SMA Negeri 1 Sewon. Access point-SMAN1SEWON terkoneksi kabel melalui switch yang berada di ruang tata usaha dan dari switch terkonesi kesebuah router server yang berada di ruang PSB Pusat Siswa Belajar. Jarak antara router server ke switch + 55m dan jarak switch ke access point-Smase-01 + 15m.

4.6.3.1 Throughput

Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-rata throughput WLAN- SMAN1SEWON dapat digambarkan seperti Gambar 4.45. Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat pengujian pada sinyal good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan hasil pengukuran access point yang telah dilakukan hasil throughput dari WLAN mengalami penurunan disemua kualitas sinyal pada semua kondisi. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan throughput menjadi kecil dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun. Tabel 4.26 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran throughput terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari. SMAN1SEWON Kuat Sinyal Throughput Mbps Sepi Normal Sibuk Excellent 18.716 16.316 10.033 Good 14.283 10.366 5.603 Fair 5.546 1.815 0.589 Poor 1.037 0.577 0.154 Tabel. 4.26. Rata-rata throughput WLAN- SMAN1SEWON Selama enam hari dalam Mbps. Dari hasil throughput terhadap kualitas sinyal perbedaan antara kondisi sepi, normal, dan sibuk mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat throughput lebih besar daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran throughput menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori, semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya 5 10 15 20 Throughput Mbps Sepi Throughput Mbps Normal Throughput Mbps Sibuk kualitas sinyal membuat throughput lebih jelek daripada jam sepi pada kualitas sinyal excellent. Hasil throughput WLAN sebesar 18.716 Mbps pada kualitas sinyal excellent pada jam sepi sudah cukup baik untuk standar 802.11g. Gambar 4.45. Grafik rata-rata throughput WLAN- SMAN1SEWON

4.6.3.2 Packet Loss

Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-rata packet loss access point -SMAN1SEWON pada saat pengujian dapat digambarkan seperti Gambar 4.46. Kualitas sinyal keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih kecil dari pada saat pengujian access point- SMAN1SEWON pada sinyal good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan hasil pengukuran yang telah dilakukan pada access point-SMAN1SEWON hasil packet loss untuk pengukuran jaringan WLAN-SMAN1SEWON mengalami penurunan terjadi pada kualitas sinyal good, fair, dan poor pada semua kondisi baik sibuk, normal, dan sepi. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan packet loss menjadi besar dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun. Perbedaan lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana besaran packet loss lebih kecil daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss semakin besar. Tabel 4.27 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari. SMAN1SEWON Kuat Sinyal Packet Loss Sepi Normal Sibuk Excellent 0.091 Good 0.018 0.155 0.561 Fair 0.091 0.495 2.066 Tabel. 4.27. Rata-rata packet loss WLAN- SMAN1SEWON selama enam hari dalam . Kinerja packet loss pada Gambar 4.46 menunjukan trendline packet loss bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka packet loss semakin naik besaran nilai packet loss. Hal ini menggambarkan bahwa kualitas sinyal semakin rendah pada kondisi sibuk akan mudah terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim menjadi hilang. Besaran packet loss terhadap kualitas sinyal pada semua kondisi termasuk dalam kategori bagus baik kondisi sepi, normal. Dan sibuk karena berada pada besaran kurang dari 3. Pada kualitas siyal poor pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang karena lebih dari 3. Poor 0.708 2.066 3.8 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 Excellent Good Fair Poor Packet Loss Sepi Packet Loss Normal Packet Loss Sibuk Gambar 4.46. Grafik rata-rata packet loss WLAN- SMAN1SEWON

4.6.3.3 Jitter

Tabel 4.28 menunjukan data berupa rata-rata dari jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Gambar 4.47 menunjukan kinerja jitter berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk selama enam hari. SMAN1SEWON Kuat Sinyal Jitter ms Sepi Normal Sibuk Excellent 1.571 5.870 11.934 Good 6.411 12.656 25.815 Fair 14.340 24.550 42.549 Poor 23.558 42.327 92.751 Tabel. 4.28. Rata-rata jitter WLAN-SMAN1SEWON Selama enam hari dalam ms. Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access point- SMAN1SEWON terhadap kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor pada kondisi semua kodisi rata-rata dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms. Hanya pada kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang karena besaran nilai jitter dalam 75 sd 125 ms. Dibandingkan dengan pengukuran yang telah dilakukan pada access point-SMAN1SEWON nilai jitter dari pengukuran WLAN mengalamai peningkatan untuk semua kategori kuat sinyal dan pada semua kondisi baik sepi, normal, dan sibuk. Trendline Jitter WLAN-SMAN1SEWON pada Gambar 4.47 menunjukan semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk maka nilai jitter semakin besar .Hal ini terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas sinyal pada kondisi sibuk dan jarak yang cukup jauh antara 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Excellent Good Fair Poor Jitter ms Sepi Jitter ms Normal Jitter ms Sibuk router server ke switch ke access point mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun akan menyebabkan semakin besar peluang terjadinya congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar. Gambar 4.47. Grafik rata-rata jitter WLAN- SMAN1SEWON

4.6.4 Kondisi WLAN-SMA1SEWON

Access point -SMA1SEWON ini berada di ruang guru SMA Negeri 1 Sewon. Access point-SMA1SEWON terkoneksi kabel melalui switch yang berada di ruang tata usaha dan dari switch terkonesi kesebuah router server yang berada di ruang PSB Pusat Siswa Belajar. Jarak antara router server ke switch + 55 m dan jarak switch ke access point-Smase-01 + 10 m. Access point ini dipakai hanya oleh guru dan jika ada pertemuan atau rapat.

4.6.4.1 Throughput

Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-rata throughput WLAN- SMA1SEWON dapat digambarkan seperti Gambar 4.48. Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat pengujian pada sinyal good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan hasil pengukuran access point yang telah dilakukan hasil throughput dari WLAN mengalami penurunan disemua kualitas sinyal pada semua kondisi. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan throughput menjadi kecil dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun. Tabel 4.29 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran throughput terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari. SMA1SEWON Kuat Sinyal Throughput Mbps Sepi Normal Sibuk Excellent 24.666 18.25 10.35 Good 15.733 9.4 3.88 Fair 7.586 4.463 0.8465 Poor 3.615 0.916 0.235 Tabel. 4.29. Rata-rata throughput WLAN-SMA1SEWON Selama enam hari dalam Mbps. Dari hasil throughput terhadap kualitas sinyal perbedaan antara kondisi sepi, normal, dan sibuk mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat throughput lebih besar daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran throughput menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori, semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya kualitas sinyal membuat throughput lebih jelek daripada jam sepi pada kualitas sinyal excellent. Hasil throughput WLAN sebesar 24.666 Mbps pada kualitas sinyal excellent pada jam sepi sudah cukup baik untuk standar 802.11n. 5 10 15 20 25 Throughput Mbps Sepi Throughput Mbps Normal Throughput Mbps Sibuk Gambar 4.48. Grafik rata-rata throughput WLAN- SMA1SEWON

4.6.4.2 Packet Loss

Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-rata packet loss jaringan WLAN-SMA1SEWON pada saat pengujian dapat digambarkan seperti Gambar 4.49. Kualitas sinyal keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih kecil dari pada saat pengujian access point- SMA1SEWON pada sinyal good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan hasil pengukuran yang telah dilakukan pada access point-SMA1SEWON hasil packet loss untuk pengukuran jaringan WLAN-SMA1SEWON mengalami penurunan terjadi pada kualitas sinyal good, fair, dan poor pada semua kondisi baik sibuk, normal, dan sepi. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan packet loss menjadi besar dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun. Perbedaan lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana besaran packet loss lebih kecil daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss semakin besar. Tabel 4.30 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari. Tabel. 4.30. Rata-rata packet loss WLAN-SMA1SEWON selama enam hari dalam . SMA1SEWON Kuat Sinyal Packet Loss Sepi Normal Sibuk Excellent 0.075 Good 0.02 0.121667 0.688333 Fair 0.48 1.185 1.21 Poor 1.145 2.121667 3.15 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 Excellent Good Fair Poor Packet Loss Sepi Packet Loss Normal Packet Loss Sibuk Kinerja packet loss pada Gambar 4.49 menunjukan trendline packet loss bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka packet loss semakin naik besaran nilai packet loss. Hal ini menggambarkan bahwa kualitas sinyal semakin rendah pada kondisi sibuk akan mudah terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim menjadi hilang. Besaran packet loss terhadap kualitas sinyal pada semua kondisi termasuk dalam kategori bagus baik kondisi sepi, normal. Dan sibuk karena berada pada besaran kurang dari 3. Pada kualitas siyal poor pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang karena lebih dari 3. Gambar 4.49. Grafik rata-rata packet loss WLAN- SMA1SEWON

4.6.4.3 Jitter

Tabel 4.31 menunjukan data berupa rata-rata dari jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Gambar 4.50 menunjukan kinerja jitter berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk selama enam hari. SMA1SEWON Kuat Sinyal Jitter ms Sepi Normal Sibuk Excellent 1.100 5.267 10.024 Good 5.070 10.447 21.505 Fair 9.228 20.167 34.087 Poor 17.440 31.540 45.652 Tabel. 4.31. Rata-rata jitter WLAN-SMA1SEWON Selama enam hari dalam ms. Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access point- SMA1SEWON terhadap kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor pada kondisi semua kodisi rata-rata dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms. Dibandingkan dengan pengukuran yang telah dilakukan 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Excellent Good Fair Poor Jitter ms Sepi Jitter ms Normal Jitter ms Sibuk pada access point-SMAN1SEWON nilai jitter dari pengukuran WLAN mengalamai peningkatan untuk semua kategori kuat sinyal dan pada semua kondisi baik sepi, normal, dan sibuk. Trendline Jitter WLAN-SMA1SEWON pada Gambar 4.50 menunjukan semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk maka nilai jitter semakin besar .Hal ini terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas sinyal pada kondisi sibuk dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch ke access point mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun akan menyebabkan semakin besar peluang terjadinya congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar. Gambar 4.50. Grafik rata-rata jitter WLAN- SMA1SEWON

4.6.5 Kondisi WLAN-TU-SEWON

Access point -TU-SEWON ini berada di ruang tata usaha SMA Negeri 1 Sewon. Access point-TU-SEWON terkoneksi kabel melalui switch yang berada di ruang tata usaha dan dari switch terkonesi kesebuah router server yang berada di ruang PSB Pusat Siswa Belajar. Jarak antara router server ke switch + 55 m dan jarak switch ke access point-Smase-01 + 2 m. Access point ini dipakai hanya oleh staf tata usaha.

4.6.5.1 Throughput

Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-rata throughput WLAN- TU-SEWON dapat digambarkan seperti Gambar 4.51. Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat pengujian pada sinyal good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan hasil pengukuran access point yang telah dilakukan hasil throughput dari WLAN mengalami penurunan disemua kualitas sinyal pada semua kondisi. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan throughput menjadi kecil dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun. Tabel 4.32 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran throughput terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari. TU-SEWON Kuat Sinyal Throughput Mbps Sepi Normal Sibuk Excellent 3.876 2.811 1.631 Good 2.908 1.648 1.282 Fair 1.975 1.1245 0.308 Poor 0.579 0.145 0.0481 Tabel. 4.32. Rata-rata throughput WLAN-TU-SEWON Selama enam hari dalam Mbps. Dari hasil throughput terhadap kualitas sinyal perbedaan antara kondisi sepi, normal, dan sibuk mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat throughput lebih besar daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 Throughput Mbps Sepi Throughput Mbps Normal Throughput Mbps Sibuk banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran throughput menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori, semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya kualitas sinyal membuat throughput lebih jelek daripada jam sepi pada kualitas sinyal excellent. Hasil throughput WLAN sebesar 3.876 Mbps pada kualitas sinyal excellent pada jam sepi sudah cukup baik untuk standar 802.11b. Gambar 4.51. Grafik rata-rata throughput WLAN-TU- SEWON

4.6.5.2 Packet Loss

Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-rata packet loss jaringan WLAN-TU-SEWON pada saat pengujian dapat digambarkan seperti Gambar 4.52. Kualitas sinyal keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih kecil dari pada saat pengujian access point- TU-SEWON pada sinyal good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan hasil pengukuran yang telah dilakukan pada access point-TU-SEWON hasil packet loss untuk pengukuran jaringan WLAN-TU-SEWON mengalami penurunan terjadi pada kualitas sinyal good, fair, dan poor pada semua kondisi baik sibuk, normal, dan sepi. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan packet loss menjadi besar dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun. Perbedaan lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana besaran packet loss lebih kecil daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss semakin besar. Tabel 4.33 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari. Tabel 4.33. Rata-rata packet loss WLAN-TU-SEWON selama enam hari dalam . Kinerja packet loss pada Gambar 4.52 menunjukan trendline packet loss bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka packet loss semakin naik besaran nilai packet loss. Hal ini menggambarkan bahwa kualitas sinyal semakin rendah pada kondisi sibuk akan mudah terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim menjadi hilang. Besaran packet loss terhadap kualitas sinyal pada semua kondisi termasuk dalam kategori bagus baik kondisi sepi, normal, dan sibuk karena berada pada besaran kurang dari 3. Pada kualitas sinyal fair dan poor pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang karena lebih dari 3. TU-SEWON Kuat Sinyal Packet Loss Sepi Normal Sibuk Excellent 0.078 Good 0.091 1.086 Fair 0.14 1.013 3.166 Poor 0.801 2.166 4.866 1 2 3 4 5 6 Excellent Good Fair Poor Packet Loss Sepi Packet Loss Normal Packet Loss Sibuk Gambar 4.52. Grafik rata-rata packet loss WLAN-TU- SEWON

4.6.5.3 Jitter

Tabel 4.34 menunjukan data berupa rata-rata dari jitter terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Gambar 4.53 menunjukan kinerja jitter berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk selama enam hari. TU-SEWON Kuat Sinyal Jitter ms Sepi Normal Sibuk Excellent 1.584 3.411 5.1638 Good 4.174 7.1283 9.274 Fair 9.192 14.010 17.164 Poor 17.478 26.267 37.063 Tabel. 4.34. Rata-rata jitter WLAN-TU-SEWON Selama enam hari dalam ms. Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access point- TU-SEWON terhadap kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor pada kondisi semua kodisi rata-rata dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms. Dibandingkan dengan pengukuran yang telah dilakukan pada access point-TU-SEWON nilai jitter dari pengukuran WLAN mengalamai peningkatan untuk semua kategori kuat sinyal dan pada semua kondisi baik sepi, normal, dan sibuk. Trendline Jitter WLAN-TU-SEWON pada Gambar 4.53 menunjukan semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk maka nilai jitter semakin besar .Hal ini terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas sinyal pada kondisi sibuk dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch ke access point mengakibatkan 5 10 15 20 25 30 35 40 Excellent Good Fair Poor Jitter ms Sepi Jitter ms Normal Jitter ms Sibuk kualitas dari kinerja WLAN juga menurun akan menyebabkan semakin besar peluang terjadinya congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar. Gambar 4.53. Grafik rata-rata jitter WLAN-TU-SEWON

4.7 Analisis Performa Keseluruhan terhadap Kualitas Sinyal pada

Kondisi Sepi, Normal, dan Sibuk Berdasarkan penghitungan yang telah dilakukan pada ketiga parameter throughput, packet loss, dan jitter. Menurut kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor yang berada pada access point dan jaringan WLAN Wifi-Sewon, Smase-01, Smase-02, SMAN1SEWON, SMA1SEWON, dan TU-SEWON saat kondisi sepi, normal, dan sibuk. Menujukan bahwa kualitas dari access point dan jaringan WLAN di SMA Negeri 1 Sewon sudah baik. Dilihat dari ketiga parameter tersebut yaitu throughput pada saat kondisi sepi lebih besar pada saat kondisi normal dan sibuk. Karena semakin besar throughput maka semakin baik kualitas jaringan tersebut. Hal ini terjadi karena banyaknya pengguna pada saat jam sibuk sehingga beban jaringan bertambah dan trafik menjadi lebih tinggi. Besar packet loss dalam kualitas sinyal excellent saat kondisi sepi, normal, dan sibuk dimasing-masing access point dan jaringan WLAN termasuk dalam kategori sangat bagus sesuai standar THIPON karena 0. Besaran rata-rata packet loss pada kualitas sinyal good dan fair saat kondisi sepi, normal,dan sibuk dimasing-masing access point dalam kategori bagus sesuai dengan standar THIPON antara 1-3. Besaran rata- rata packet loss kualitas sinyal poor saat kondisi sepi dan norml termasuk dan dalam kategori bagus, sedangkan untuk kualitas sinyal poor saat kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang antara 4-15. Secara keseluruhan besaran packet loss pada kualitas sinyal saat kondisi sepi, normal, dan sibuk termasuk dalam kategori bagus sesuai dengan standar THIPON karena antara 1-3. Jitter untuk semua kualitas sinyal dan kondisi pada masing-masing access point dan WLAN termasuk dalam kategori bagus dan sedang sesuai standar jitter THIPON. Kualitas sinyal excellent, good , fair, dan poor pada kondisi sepi dan sibuk dalam kategori bagus antara 0-75 ms. Kualitas sinyal excellent, good, dan fair pada kondisi sibuk masuk dalam kategori bagus antara 0-75 ms. Sedangkan untuk kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk masuk dalam kategori sedang yaitu antara 75-125 ms.

4.8 Kondisi Kualitas Internet SMA Negeri 1 Sewon