20 40
60 80
100 120
140 160
180
Excellent Good Fair
Poor Jitter ms Sepi
Jitter ms Normal Jitter ms Sibuk
Gambar 4.26. Grafik rata-rata jitter access point-Smase-01
4.5.3 Kondisi access point-Smase-02 4.5.3.1 Throughput
Berdasarkan hasil pengukuran terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Besaran rata-
rata throughput access point-Smase-02 pada saat pengujian dapat digambarkan seperti Gambar 4.27.
Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat sinyal
good, fair, dan poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah
menyebabkan nilai throughput menjadi kecil. Tabel 4.8 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran throughput
terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
Smase-02
Kuat Sinyal Throughput Mbps
Sepi Normal
Sibuk Excellent
23.9 17.9
7.18 Good
18.183 11.833
2.118 Fair
8.036 2.145
0.567 Poor
1.742 0.443
0.051
Tabel. 4.8. Rata-rata throughput access point-Smase-02 Selama enam hari dalam Mbps.
Dari hasil throughput menunjukan perbedaan kondisi sepi, normal, dan sibuk mempengaruhi besaran
rata-rata throughput. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat throughput
lebih besar daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi
sibuk dan beban jaringan bertambah, sehingga besaran throughput
menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori, semakin besar throughput,
semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya kualitas sinyal membuat
throughput lebih. Hasil throughput sebesar 23.9 Mbps
5 10
15 20
25 30
Excellent Good
Fair Poor
Throughput Mbps Sepi
Throughput Mbps Normal
Throughput Mbps Sibuk
pada kualitas sinyal excellent pada jam sepi sudah cukup baik untuk standar 802.11g.
Gambar 4.27. Grafik rata-rata throughput access point- Smase-02
4.5.3.2 Packet Loss
Berdasarkan hasil pengukuran besaran rata-rata packet loss
access point-Smase-02 pada saat pengujian dapat digambarkan seperti Gambar 4.28. Kualitas sinyal
keseluruhan packet loss yang dihasilkan pada sinyal excellent
lebih kecil dari pada saat pengujian sinyal good, fair,
dan poor. Kualitas sinyal yang semakin rendah menyebabkan packet loss menjadi besar. Perbedaan
lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana besaran packet loss
lebih kecil daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini
dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss semakin besar. Tabel 4.9
menunjukan besaran rata-rata data pengukuran packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan
sibuk yang dilakukan selama enam hari.
Tabel. 4.9. Rata-rata packet loss access point-Smase-02 Selama enam hari dalam .
Besaran packet loss pada sinyal excellent dan good saat kondisi sepi dan besaran packet loss pada sinyl
excellent saat kondisi normal termasuk dalam kategori
sangat bagus sesuai dengan standar THIPON yaitu 0. Besaran packet loss pada kualitas sinyal fair dan poor saat
kondisi sepi, pada kualitas sinyal good, fair, dan poor saat kondisi normal, dan kualitas sinyal excellent, good, dan
Smase-02
Kuat Sinyal Packet Loss
Sepi Normal
Sibuk Excellent
0.036 Good
0.1 0.25
Fair 0.176
0.51 2.066
Poor 0.371
1.983 3.466
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5 4
Excellent Good
Fair Poor
Packet Loss Sepi
Packet Loss Normal
Packet Loss Sibuk
fair saat kondisi sibuk dalam kategori bagus sesuai dengan
standart THIPON yaitu kurang dari 3. Sedangkan kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk dalam kategori
sedang. Kinerja packet loss menunjukan trendline packet
loss bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi
sibuk, maka nilai packet loss semakin naik. Hal ini menggambarkan bahwa semakin rendah kualitas sinyal
pada kondisi sibuk akan mudah terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim menjadi hilang.
Gambar 4.28. Grafik rata-rata packet loss access point- Smase-02
4.5.3.3 Jitter
Tabel 4.10 menunjukan data besaran rata-rata dari jitter
terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk selama enam hari. Gambar 4.29 menunjukan
kinerja jitter berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk.
Smase-02
Kuat Sinyal Jitter ms
Sepi Normal
Sibuk Excellent
1.591 5.444
13.391 Good
6.022 12.128
28.594 Fair
16.016 27.791
77.325 Poor
30.171 60.023
146.128
Tabel. 4.10. Rata-rata jitter access point-Smase-02 Selama enam hari dalam ms.
Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access point-
Smase-02 pada kualitas sinyal excellent, good, fair, dan poor pada kondisi sepi dan normal dan kualitas sinyal
excellent dan good pada saat kondisi sibuk dalam kategori
bagus karena kurang dari 75 ms. Hasil jitter untuk kualitas
20 40
60 80
100 120
140 160
Excellent Good Fair
Poor Jitter ms Sepi
Jitter ms Normal Jitter ms Sibuk
sinyal fair pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang, dan untuk kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk
termasuk dalam kategori jelek. Hasil trendline Jitter access point-Smase-02
menunjukan semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka nilai jitter semakin besar . Hal ini terjadi
karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal ini
sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas sinyal pada kondisi sibuk akan menyebabkan semakin
besar peluang terjadinya congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar.
Gambar 4.29. Grafik rata-rata jitter access point-Smase-02
4.5.4 Kondisi access point-SMAN1SEWON 4.5.4.1 Throughput