20 40
60 80
100 120
140 160
180
Excellent Good Fair
Poor Jitter ms Sepi
Jitter ms Normal Jitter ms Sibuk
Gambar 4.41. Grafik rata-rata jitter WLAN-Smase-01
4.6.2 Kondisi WLAN-Smase-02
Access point -Smase-02 ini berada di sebelah selatan
lingkungan SMA Negeri 1 Sewon tepatnya berada dideretan kelas bagian selatan. Access point-Smase-02 terkoneksi kabel melalui
switch yang berada di ruang perpustakaan dan dari switch
terkonesi kesebuah router server yang berada di ruang PSB Pusat Siswa Belajar. Jarak antara router server ke switch + 15m dan
jarak switch ke access point-Smase-01 + 25m.
4.6.2.1 Throughput
Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi,
normal, dan sibuk. Besaran rata-rata throughput WLAN- Smase-02 dapat digambarkan seperti Gambar 4.42.
Kualitas sinyal keseluruhan throughput yang dihasilkan
pada sinyal excellent lebih besar dari pada saat pengujian pada sinyal good, fair, dan poor. Dibandingkan dengan
hasil pengukuran access point yang telah dilakukan hasil throughput
dari WLAN mengalami penurunan disemua kualitas sinyal pada semua kondisi. Kualitas sinyal yang
semakin rendah menyebabkan throughput menjadi kecil dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch
mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun. Tabel 4.23 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran
throughput terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi,
normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
Smase-02
Kuat Sinyal Throughput Mbps
Sepi Normal
Sibuk Excellent
19.75 17.9
7.18 Good
15.816 11.833
2.118 Fair
7.7016 2.145
0.567 Poor
1.742 0.443
0.051
Tabel. 4.23. Rata-rata throughput WLAN-Smase-02 Selama enam hari dalam Mbps.
5 10
15 20
25
Excellent Good
Fair Poor
Throughput Mbps Sepi
Throughput Mbps Normal
Throughput Mbps Sibuk
Dari hasil throughput terhadap kualitas sinyal perbedaan antara kondisi sepi, normal, dan sibuk
mempengaruhi besaran rata-rata throughput. Perbedaan antara kondisi sepi terlihat throughput lebih besar
daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada kondisi sibuk, sehingga besaran
throughput menjadi semakin kecil. Sesuai dengan teori,
semakin besar throughput, semakin baik kualitas jaringan tersebut. Kepadatan pada jam sibuk dan rendahnya
kualitas sinyal membuat throughput lebih jelek daripada jam sepi pada kualitas sinyal excellent. Hasil throughput
WLAN sebesar 16.8 Mbps pada kualitas sinyal excellent dan pada jam sepi sudah cukup baik untuk standar
802.11g.
Gambar 4.42. Grafik rata-rata throughput WLAN-Smase- 02
4.6.2.2 Packet Loss
Berdasarkan hasil pengukuran WLAN yang telah dilakukan terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi,
normal, dan sibuk. Besaran rata-rata packet loss access point
-Smase-02 pada saat pengujian dapat digambarkan seperti Gambar 4.43. Kualitas sinyal keseluruhan packet
loss yang dihasilkan pada sinyal excellent lebih kecil dari
pada saat pengujian access point-Smase-02 pada sinyal good, fair,
dan poor. Dibandingkan dengan hasil pengukuran yang telah dilakukan pada access point-
Smase-02 hasil packet loss untuk pengukuran jaringan WLAN-Smase-02 mengalami penurunan terjadi pada
kualitas sinyal good, fair, dan poor pada semua kondisi baik sibuk, normal, dan sepi. Kualitas sinyal yang semakin
rendah menyebabkan packet loss menjadi besar dan jarak yang cukup jauh antara router server ke switch
mengakibatkan kualitas dari kinerja WLAN juga menurun. Perbedaan lainnya terlihat pada kondisi sepi dimana
besaran packet loss lebih kecil daripada kondisi normal dan sibuk. Hal ini dikarenakan banyaknya pengguna pada
kondisi sibuk, sehingga besaran packet loss semakin besar. Tabel 4.24 menunjukan besaran rata-rata data pengukuran
packet loss terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi,
normal, dan sibuk yang dilakukan selama enam hari.
Tabel. 4.24. Rata-rata packet loss WLAN-Smase-02 Selama enam hari dalam .
Kinerja packet loss pada Gambar 4.43 menunjukan trendline packet loss
bahwa semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk, maka packet loss semakin naik
besaran nilai packet loss. Hal ini menggambarkan bahwa kualitas sinyal semakin rendah pada kondisi sibuk akan
mudah terkena interfensi sehingga paket data yang dikirim menjadi hilang. Besaran packet loss terhadap kualitas
Smase-02
Kuat Sinyal Packet Loss
Sepi Normal
Sibuk Excellent
0.166 Good
0.075 0.155
0.85 Fair
0.215 0.843
2.4 Poor
0.923 2.233
4.033
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5 4
4.5
Excellent Good
Fair Poor
Packet Loss Sepi
Packet Loss Normal
Packet Loss Sibuk
sinyal pada kondisi sepi dan normal dalam kategori bagus sesuai dengan standart THIPON yaitu kurang dari 3.
Packet loss terhadap kualitas sinyal excellent, good, dan
fair pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori bagus,
karena kurang dari 3. Sedangkan kualitas sinyal poor pada kondisi sibuk dalam kategori sedang.
Gambar 4.43. Grafik rata-rata packet loss WLAN-Smase- 02
4.6.2.3 Jitter
Tabel 4.25 menunjukan data berupa rata-rata dari jitter
terhadap kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk. Gambar 4.44 menunjukan kinerja jitter
berdasarkan kualitas sinyal pada kondisi sepi, normal, dan sibuk selama enam hari.
Smase-02
Kuat Sinyal Jitter ms
Sepi Normal
Sibuk Excellent
2.091 6.106
14.224 Good
6.355 13.128
29.428 Fair
16.849 28.624
78.161 Poor
31.791 61.190
147.628
Tabel. 4.25. Rata-rata jitter WLAN-Smase-02 Selama enam hari dalam ms.
Sesuai dengan standar THIPON nilai jitter access point-
Smase-02 terhadap kualitas sinyal excellent, good, fair,
dan poor pada kondisi sepi dan normal dalam kategori bagus karena kurang dari 75 ms. Hasil jitter
terhadap kualitas sinyal excellent dan good pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori bagus karena kurang dari
75 ms, untuk kualitas sinyal fair pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori sedang, dn untuk kualitas sinyal
poor pada kondisi sibuk termasuk dalam kategori jelek.
Dibandingkan dengan pengukuran yang telah dilakukan pada access point-Smase-02 nilai jitter dari pengukuran
WLAN mengalamai peningkatan untuk semua kategori
20 40
60 80
100 120
140 160
Excellent Good Fair
Poor Jitter ms Sepi
Jitter ms Normal Jitter ms Sibuk
kuat sinyal dan pada semua kondisi baik sepi, normal, dan sibuk.
Trendline Jitter WLAN-Smase-02 pada Gambar
4.44 menunjukan semakin rendah kualitas sinyal pada kondisi sibuk maka nilai jitter semakin besar .Hal ini
terjadi karena traffic jaringan pada kondisi sibuk lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi sepi dan normal. Hal
ini sesuai dengan teori yaitu semakin rendahnya kualitas sinyal pada kondisi sibuk dan jarak yang cukup jauh antara
router server ke switch ke access point mengakibatkan
kualitas dari kinerja WLAN juga menurun akan menyebabkan
semakin besar
peluang terjadinya
congestion, sehingga nilai jitter akan semakin besar.
Gambar 4.44. Grafik rata-rata jitter WLAN-Smase-02
4.6.3 Kondisi WLAN-SMAN1SEWON