1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa, bukan suatu kegiatan yang dilakukan kepada siswa, sedangkan proses belajar mengajar
adalah suatu interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk mempelajari suatu materi tertentu. Keberhasilan pembelajaran ditentukan beberapa faktor,
diantaranya adalah faktor guru dan faktor peserta didiknya. Keberhasilan pembelajaran siswa merupakan suatu tujuan yang diharapkan oleh guru. Guru
yang profesional tidak cukup menguasai materi ajar, tetapi guru perlu memperhatikan hal-hal yang mendukung keberhasilan pembelajaran.
Pendukung keberhasilan yang dimaksud yaitu pemilihan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran. Pendekatan yang dipilih harus sesuai dengan
materi pokok yang akan dipelajari. Salah satu materi pokok yang diajarkan di SD yaitu IPA. Mata
pelajaran IPA adalah mata pelajaran yang memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk memahami dan menyesuaikan
diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar siswa. Mata pelajaran IPA sangat bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri
sendiri dan alam sekitar. Pembelajaran IPA menekankan pemberian
pengalaman langsung dan kegiatan praktis pada siswa untuk mengembangkan kompetensi agar dapat menjelajahi dan mengerti alam sekitar secara ilmiah.
Pengalaman langsung dan kegiatan praktis yang dimaksud dilakukan dalam proses pembelajaran. Untuk mendapatkan pengalaman langsung siswa
dituntut untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Siberman dalam Goa dan Sunarto, 2009 keaktifan dalam belajar adalah mempelajari dengan
cepat, menyenangkan, penuh semangat, dan keterlibatan secara pribadi untuk mempelajari sesuatu yang baik, harus mendengar, melihat, menjawab
pertanyaan, dan mendiskusikannya dengan orang lain. Kenyataan yang terjadi sampai saat ini siswa masih menganggap IPA
sebagai salah satu mata pelajaran yang sulit. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil temuan pada saat observasi selama proses pembelajaran di SD Kanisius
Gayam I yaitu pada siswa kelas IV pada materi gerak dan gaya masih menunjukkan sebagian besar siswa merasa kesulitan mengerti materi tersebut.
Berdasarkan data hasil wawancara dan observasi yang dilakukan kepada guru kelas IV SD Kanisius Gayam I pada hari Senin tanggal 22
September 2014, guru menyatakan bahwa dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas siswa cenderung pasif. Khususnya pada materi gerak dan
gaya, guru mengatakan mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi ini. Menurut guru kelas IV hal tersebut terjadi karena menurut beliau tidak mudah
menyampaikan materi IPA hanya dengan berceramah, karena apabila guru menyampaikan materi di kelas dengan ceramah siswa cepat bosan dan akan
melakukan hal-hal lain yang tidak menyangkut pelajaran, sedangkan pada materi gerak dan gaya siswa dituntut untuk dapat membedakan macam-
macam gaya dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Pada kenyataannya yang terjadi siswa lebih sering diam dan menghafal materi yang disampaikan
oleh guru. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas IV SD
Kanisius Gayam I tahun pelajaran 20142015 dengan jumlah 37 siswa menunjukkan bahwa yang bertanya kepada teman atau guru terkait materi
hanya 30,23, sedangkan siswa yang terlibat dalam diskusi yaitu 36,40, siswa yang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru hanya 35,10,
sedangkan siswa yang mencari informasi untuk pemecahan masalah yaitu 40,50.
Berdasarkan data di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran IPA di SD Kanisius Gayam I, tingkat keaktifan siswa masih tergolong rendah.
Rendahnya tingkat keaktifan siswa tersebut sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hal tersebut diperkuat dengan data yang diperoleh dari
sekolah bahwa pada tahun ajaran 20122013 hanya 8 dari 25 siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal dengan persentase 32 sedangkan
pada tahun ajaran 20132014 hanya 7 dari 26 siswa dengan persentase 26,92 yang berhasil mencapai KKM.
Tabel 1.1. Data Awal Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Kanisius Gayam I Tahun
Pelajaran Jumlah Siswa yang
Mencapai KKM Jumlah Siswa yang
Belum Mencapai KKM
KKM Rata-
rata Nilai
2012 2013 8 Siswa
32 17 Siswa
68 68
65,6 2013 2014
7 Siswa 26,92
19 Siswa 73,08
68 53,15
Rata-rata 59,37
Peneliti menduga penyebab rendahnya prestasi belajar siswa tersebut disebabkan karena penggunaan pendekatan maupun metode pembelajaran
yang kurang tepat, sehingga menyebabkan pengajaran yang dilakukan oleh guru kurang maksimal. Metode ceramah yang diterapkan oleh guru di kelas
membuat siswa diam dan mendengarkan semua yang disampaikan guru. Guru di kelas juga lebih menekankan siswa untuk terus membaca materi tetapi
kadang siswa justru menghafalkannya. Metode hafalan ini yang membuat siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran di kelas. Kurang terlibat aktif
siswa di kelas dapat dilihat ketika proses pembelajaran siswa kurang aktif dalam hal tanya jawab, mengamati lingkungan sekitar, dan melakukan hal-hal
yang menuntut siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru perlu melatih siswa untuk belajar lebih mandiri agar siswa berlatih untuk aktif
mencari pengetahuannya.
Peran guru dalam kegiatan pembelajaran yaitu sebagai pembimbing dan fasilitator. Selain itu guru juga berperan penting dalam memilih
pendekatan pembelajaran yang tepat. Pendekatan pembelajaran ini dapat dipilih dan ditentukan oleh guru dengan cara memperhatikan tujuan
pembelajaran dan materi yang akan disampaikan. Sehingga nantinya tujuan pembelajaran dapat tercapai dan prestasi belajar siswa dapat meningkat.
Pemilihan pendekatan pembelajaran yang sesuai akan membuat siswa berkemabang sesuai dengan potensi mereka. Selain itu pemilihan pendekatan
yang tepat akan membuat siswa lebih mengenal berbagai macam cara belajar, sehingga siswa sendiri tidak akan merasa bosan dalam mengikuti proses
pembelajaran di kelas. Upaya untuk meningkatkan keaktifan siswa kelas IV di SD Kanisius
Gayam I pada mata pelajaran IPA semester gasal tahun ajaran 2014 2015, guru menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik adalah
pendekatan yang berpusat pada peserta didik, pendekatan saintifik meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan
mencipta untuk semua mata pelajaran Permendikbud, 2013. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk membahas penerapan model pembelajaran dengan
pendekatan saintifik untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar.
B. Pembatasan Masalah