Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar dalam materi gerak dan gaya melalui pendekatan saintifik di SD Kanisius Gayam 1 Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015.

(1)

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR DALAM MATERI GERAK DAN GAYA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK

DI SD KANISIUS GAYAM 1 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh: Ana Wahyuningtyas

NIM: 111134105

Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya keaktifan dan prestasi belajar siswa pada materi gerak dan gaya di SD Kanisius Gayam I. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan kektifan belajar siswa, (2) meningkatkan prestasi belajar siswa, (3) mendeskripsikan upaya keaktifan belajar siswa dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I melalui pendekatan saintifik.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus, dimana setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 37 siswa dan objek penelitian ini adalah keaktifan dan prestasi belajar siswa. Penelitian dilakukan selama 10 bulan dimulai pada bulan April 2014 sampai bulan Januari 2015. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan dan tes tertulis, sedangkan analisis data yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan saintifik dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I tahun pelajaran 2014/2015. Upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa ditempuh menggunakan pendekatan saintifik. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pendekatan saintifik diantaranya mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Pada keakifan siswa dengan persentase kondisi awal 35,55% meningkat pada siklus I 43,91% dan pada siklus II menjadi 85,13%. Prestasi belajar siswa menunjukkan peningkatan dari kondisi awal nilai siswa 53,13 meningkat pada siklus I menjadi 69,72 dan pada siklus II meningkat menjadi 87,64. Persentase siswa yang tuntas kondisi awal sebanyak 29,46%, pada siklus I menjadi 67,57% dan siklus II menjadi 89,19%. Jadi, pendekatan saintifik meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.


(2)

IMPROVING STUDENT’S ACTIVITY AND LEARNING ACHIEVEMENT MOTION AND

FORCE MATERIAL THROUGH A SCIENTIFIC APPROACH OF IV GRADE STUDENTS OF I KANISIUS GAYAM ELEMENTARY SCHOOL 2014/2015 LEARNING YEAR

By:

Ana Wahyuningtyas 111134105

The background of the research was the lack of students’ activity and achievement on the movement and force material. The purposes of the research were: (1) to increase the students’ activity, (2) to increase students’ achievement, (3) a description of scientific approach to increase the students’ activity and achievement of the forth grades students of SD Kanisius Gayam I.

The research was a class action research that consist of two cycles. Every cycle consist of two meetings. The subject of the research were 37 students of grade 4 SD Kanisius Gayam I in academic year 2014/2015 and the object of the research were the students’ activity and achievement. The research was started on April 2014 until January 2015, it needs 10 months to be finished. The instruments used in the research are observation and written test sheets, whereas, the data analysis used in the research are qualitative and quantitative.

The result of the research shows that scientific approach could increase the students’ activity and achievement of forth grades students of SD Kanisius Gayam I in academic year 2014/2015. The activity of students in the initial condition is 35,55%, in the first cycle it increases to 43,91% and 85,13% in the second cycle. The students achievement shows that it increases from the initial condition of students point 53,13 to 67,72 in the first cycle and 87,64 in the second cycle. The percentage of students who pass is 29,46% in the initial condition, in the first cycle it increases to 67,57% and in the second cycle it becomes 89,19%. So, the scientific approach increases the activities and achievement of the students.


(3)

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR DALAM MATERI GERAK DAN GAYA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK

DI SD KANISIUS GAYAM 1 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh : Ana Wahyuningtyas

111134105

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(4)

i

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR DALAM MATERI GERAK DAN GAYA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK

DI SD KANISIUS GAYAM 1 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun oleh : Ana Wahyuningtyas

111134105

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2015


(5)

ii SKRIPSI

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR DALAM MATERI GERAK DAN GAYA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK

DI SD KANISIUS GAYAM 1 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh :

Ana Wahyuningtyas NIM : 111134105

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I,

Rusmawan, S.Pd., M.Pd. Tanggal, 23 Februari 2015

Pembimbing II,


(6)

iii SKRIPSI

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR DALAM MATERI GERAK DAN GAYA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK

DI SD KANISIUS GAYAM 1 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Dipersiapkan dan disusun oleh : Ana Wahyuningtyas

NIM : 111134105

Telah dipertahankan di depan panitia penguji pada tanggal 5 Maret 2015

dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. ... Sekretaris : Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. ... Anggota : Rusmawan, S.Pd., M.Pd. ... Anggota : Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. ... Anggota : Wahyu Wido Sari, M. Biotech. ...

Yogyakarta, 5 Maret 2015

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,


(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Seiring dengan rasa syukur kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria, skripsi ini ku persembahkan kepada:

 Kedua orang tuaku Remigius Kardiyo dan Yustina Maryanti yang senantiasa mendoakan dan memberi dukungan.

 Romo Lukas Heri Purnawan MSF yang selalu memberikan doa dan semangat.

 Kakakku Yohanes Lilik Rahmadi dan Chrisensia Novitasari yang selalu memberi semangat.

 Teman-teman payung Hera, Ita, Maha, Ika, Desi, Yuli, Putri, Ririn, Tyas, Mario yang selalu memberikan semangat dan bantuannya.

 Sahabat-sahabatku Vivin, Ayu, Avi, Chandra, Hasto, dan Ucup yang selalu memberikan keceriaan dan semangat.

 Kesayanganku Arifka, Eci, Rita dan Ita yang selalu memberikan doa dan semangat.

 Teman-teman PGSD kelas B angkatan 2011 yang menemani saya selama berproses di bangku perkuliahan.


(8)

v

HALAMAN MOTTO

Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman

(2 Tim:7)

Sesulit apapun keadaanmu dan keadaan orangtuamu jangan pernah lelah untuk tetap bersemangat dalam menyelesaikan

studimu, karena di titik itulah yang nantinya akan menghasilkan sebuah kebanggaan


(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 5 Maret 2015 Yang menyatakan

Ana Wahyuningtyas NIM : 111134105


(10)

vii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Ana Wahyuningtyas

Nomor Mahasiswa : 111134105

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR DALAM MATERI GERAK DAN GAYA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK

DI SD KANISIUS GAYAM 1 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 5 Maret 2015 Yang menyatakan


(11)

viii ABSTRAK

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR DALAM MATERI GERAK DAN GAYA MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK

DI SD KANISIUS GAYAM 1 YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh: Ana Wahyuningtyas

NIM: 111134105

Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya keaktifan dan prestasi belajar siswa pada materi gerak dan gaya di SD Kanisius Gayam I. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) meningkatkan kektifan belajar siswa, (2) meningkatkan prestasi belajar siswa, (3) mendeskripsikan upaya keaktifan belajar siswa dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I melalui pendekatan saintifik. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus, dimana setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I tahun pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 37 siswa dan objek penelitian ini adalah keaktifan dan prestasi belajar siswa. Penelitian dilakukan selama 10 bulan dimulai pada bulan April 2014 sampai bulan Januari 2015. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan dan tes tertulis, sedangkan analisis data yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pendekatan saintifik dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I tahun pelajaran 2014/2015. Upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa ditempuh menggunakan pendekatan saintifik. Langkah-langkah yang ditempuh dalam pendekatan saintifik diantaranya mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan. Pada keakifan siswa dengan persentase kondisi awal 35,55% meningkat pada siklus I 43,91% dan pada siklus II menjadi 85,13%. Prestasi belajar siswa menunjukkan peningkatan dari kondisi awal nilai siswa 53,13 meningkat pada siklus I menjadi 69,72 dan pada siklus II meningkat menjadi 87,64. Persentase siswa yang tuntas kondisi awal sebanyak 29,46%, pada siklus I menjadi 67,57% dan siklus II menjadi 89,19%. Jadi, pendekatan saintifik meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa.


(12)

ix

ABSTRACT

IMPROVING STUDENT’S ACTIVITY AND LEARNING ACHIEVEMENT

MOTION AND FORCE MATERIAL THROUGH A SCIENTIFIC APPROACH OF IV GRADE STUDENTS OF I KANISIUS GAYAM ELEMENTARY

SCHOOL 2014/2015 LEARNING YEAR By:

Ana Wahyuningtyas 111134105

The background of the research was the lack of students’ activity and achievement on the movement and force material. The purposes of the research

were: (1) to increase the students’ activity, (2) to increase students’ achievement, (3) a description of scientific approach to increase the students’ activity and achievement of the forth grades students of SD Kanisius Gayam I.

The research was a class action research that consist of two cycles. Every cycle consist of two meetings. The subject of the research were 37 students of grade 4 SD Kanisius Gayam I in academic year 2014/2015 and the object of the

research were the students’ activity and achievement. The research was started on

April 2014 until January 2015, it needs 10 months to be finished. The instruments used in the research are observation and written test sheets, whereas, the data analysis used in the research are qualitative and quantitative.

The result of the research shows that scientific approach could increase the

students’ activity and achievement of forth grades students of SD Kanisius Gayam I in academic year 2014/2015. The activity of students in the initial condition is 35,55%, in the first cycle it increases to 43,91% and 85,13% in the second cycle. The students achievement shows that it increases from the initial condition of students point 53,13 to 67,72 in the first cycle and 87,64 in the second cycle. The percentage of students who pass is 29,46% in the initial condition, in the first cycle it increases to 67,57% and in the second cycle it becomes 89,19%. So, the scientific approach increases the activities and achievement of the students.


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar dalam Materi Gerak dan Gaya Melalui Pendekatan Saintifik Di SD Kanisius Gayam I Yogyakarta Tahun Pelajaran 2014/2015”

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat adanya bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, pekenankanlah peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dengan setulus hati kepada :

1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A., selaku ketua Program

Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

4. Rusmawan, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah membimbing peneliti dengan baik dan memberikan nasehat serta waktunya dalam penyusunan tugas akhir ini.

5. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd.,M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang membimbing peneliti.

6. Keluarga SD Kanisius Gayam I yang telah banyak membantu berproses untuk menjadi seorang guru.

7. Para ahli yang telah melakukan uji keterbacaan dan uji validitas terhadap penelitian saya yang tidak dapat saya sebut satu per satu.

8. Semua pihak yang telah banyak berjasa yang tidak dapat peneliti sebut satu per satu.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan menuju lebih sempurna


(14)

xi

dari skripsi ini. Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat untuk dunia pendidikan. Terima Kasih.

Peneliti,


(15)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ASTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Pembatasan Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Pemecahan Masalah ... 7

E. Batasan Pengertian ... 7

F. Tujuan Penelitian ... 8

G. Manfaat Penelitian ... 9

H. Identifikasi Masalah ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

A. Kajian Teori ... 13

B. Penelitian yang Relevan ... 34


(16)

xiii

D. Hipotesis Tindakan ... 39

BAB III METODE PENELITIAN ... 40

A. Jenis Penelitian ... 40

B. Setting Penelitian ... 43

C. Rencana Tindakan ... 44

D. Teknik Pengumpulan Data ... 54

E. Instrumen Penelitian ... 56

F. Validitas dan Reliabilitas ... 58

G. Teknik Analisis Data ... 66

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 70

A. Hasil Penelitian ... 70

B. Pembahasan ... 93

BAB V PENUTUP ... 101

A. Kesimpulan ... 101

B. Keterbatasan Penelitian ... 102

C. Saran ... 102

DAFTAR REFERENSI ... 103 LAMPIRAN


(17)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Kondisi Awal Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas IV ... 4

Tabel 3.1 Indikator Keaktifan Siswa ... 55

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Evaluasi Sebelum Diujikan ... 58

Tabel 3.3 Hasil Validasi Silabus ... 60

Tabel 3.4 Hasil Validasi RPP ... 61

Tabel 3.5 Hasil Validasi LKS ... 62

Tabel 3.6 Hasil Validasi Soal Evaluasi ... 63

Tabel 3.7 Hasil Validasi Soal Evaluasi ... 64

Tabel 3.8 Kualifikasi Reliabilitas ... 65

Tabel 3.9 Hasil Reliabilitas Soal dengan Cronbach’s Alpha ... 65

Tabel 3.10 Indikator Keberhasilan Keaktifan Siswa... 67

Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Observasi Keaktifan Siswa Siklus I ... 83

Tabel 4.3 Ketercapaian Keaktifan Siswa Siklus I ... 85

Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Keaktifan siswa Siklus II ... 87

Tabel 4.6 Ketercapaian Keaktifan siswa Siklus II ... 89

Tabel 4.7 Hasil Prestasi Belajar Siswa Siklus I ... 90

Tabel 4.8 Rangkuman Prestasi Belajar Siklus I ... 91

Tabel 4.9 Hasil Prestasi Belajar Siklus II ... 92

Tabel 4.10 Rangkuman Prestasi Belajar Siswa Siklus II ... 93


(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Langkah-langkah Pendekatan Saintifik ... 22

Gambar 2.2 Literatur Map ... 36

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir ... 37

Gambar 3.1 Siklus Model Kemmis & Mc Taggart ... 41

Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Keaktifan Siswa ... 89

Gambar 4.2 Grafik Keaktifan ... 96

Gambar 4.3 Grafik Rata-rata Nilai Ulangan ... 98


(19)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ... 106

Lampiran 2 RPP ... 128

Lampiran 3 Kondisi Awal Keaktifan Siswa ... 178

Lampiran 4 Hasil Rangkuman Keaktifan Siswa Siklus I ... 180

Lampiran 5 Hasil Rangkuman KeaktifanSiawa Siklus II ... 182

Lampiran 6 Nilai Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 184

Lampiran 7 Nilai Tahun Pelajaran 2013/2014 ... 185

Lampiran 8 Tabulasi Soal Siklus I ... 186

Lampiran 9 Tabulasi Soal Siklus II ... 187

Lampiran 10 Hasil SPSS ... 188

Lampiran 11 Soal dan Kunci Jawaban Siklus I ... 202

Lampiran 12 Soal dan Kunci Jawaban Siklus II ... 206

Lampiran 13 Pekerjaan Siswa ... 210

Lampiran 14 Validasi Instrumen oleh Ahli ... 216

Lampiran 15 Foto ... 240

Lampiran 16 Surat Izin Penelitian ... 242

Lampiran 17 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 243


(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa, bukan suatu kegiatan yang dilakukan kepada siswa, sedangkan proses belajar mengajar adalah suatu interaksi yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk mempelajari suatu materi tertentu. Keberhasilan pembelajaran ditentukan beberapa faktor, diantaranya adalah faktor guru dan faktor peserta didiknya. Keberhasilan pembelajaran siswa merupakan suatu tujuan yang diharapkan oleh guru. Guru yang profesional tidak cukup menguasai materi ajar, tetapi guru perlu memperhatikan hal-hal yang mendukung keberhasilan pembelajaran. Pendukung keberhasilan yang dimaksud yaitu pemilihan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran. Pendekatan yang dipilih harus sesuai dengan materi pokok yang akan dipelajari.

Salah satu materi pokok yang diajarkan di SD yaitu IPA. Mata pelajaran IPA adalah mata pelajaran yang memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk memahami dan menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan sekitar siswa. Mata pelajaran IPA sangat bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pembelajaran IPA menekankan pemberian


(21)

pengalaman langsung dan kegiatan praktis pada siswa untuk mengembangkan kompetensi agar dapat menjelajahi dan mengerti alam sekitar secara ilmiah. Pengalaman langsung dan kegiatan praktis yang dimaksud dilakukan dalam proses pembelajaran. Untuk mendapatkan pengalaman langsung siswa dituntut untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Siberman (dalam Goa dan Sunarto, 2009) keaktifan dalam belajar adalah mempelajari dengan cepat, menyenangkan, penuh semangat, dan keterlibatan secara pribadi untuk mempelajari sesuatu yang baik, harus mendengar, melihat, menjawab pertanyaan, dan mendiskusikannya dengan orang lain.

Kenyataan yang terjadi sampai saat ini siswa masih menganggap IPA sebagai salah satu mata pelajaran yang sulit. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil temuan pada saat observasi selama proses pembelajaran di SD Kanisius Gayam I yaitu pada siswa kelas IV pada materi gerak dan gaya masih menunjukkan sebagian besar siswa merasa kesulitan mengerti materi tersebut.

Berdasarkan data hasil wawancara dan observasi yang dilakukan kepada guru kelas IV SD Kanisius Gayam I pada hari Senin tanggal 22 September 2014, guru menyatakan bahwa dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas siswa cenderung pasif. Khususnya pada materi gerak dan gaya, guru mengatakan mengalami kesulitan dalam menyampaikan materi ini. Menurut guru kelas IV hal tersebut terjadi karena menurut beliau tidak mudah menyampaikan materi IPA hanya dengan berceramah, karena apabila guru menyampaikan materi di kelas dengan ceramah siswa cepat bosan dan akan


(22)

melakukan hal-hal lain yang tidak menyangkut pelajaran, sedangkan pada materi gerak dan gaya siswa dituntut untuk dapat membedakan macam-macam gaya dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari. Pada kenyataannya yang terjadi siswa lebih sering diam dan menghafal materi yang disampaikan oleh guru.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I tahun pelajaran 2014/2015 dengan jumlah 37 siswa menunjukkan bahwa yang bertanya kepada teman atau guru terkait materi hanya 30,23%, sedangkan siswa yang terlibat dalam diskusi yaitu 36,40%, siswa yang mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru hanya 35,10%, sedangkan siswa yang mencari informasi untuk pemecahan masalah yaitu 40,50%.

Berdasarkan data di atas dapat dikatakan bahwa pembelajaran IPA di SD Kanisius Gayam I, tingkat keaktifan siswa masih tergolong rendah. Rendahnya tingkat keaktifan siswa tersebut sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hal tersebut diperkuat dengan data yang diperoleh dari sekolah bahwa pada tahun ajaran 2012/2013 hanya 8 dari 25 siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal dengan persentase 32% sedangkan pada tahun ajaran 2013/2014 hanya 7 dari 26 siswa dengan persentase 26,92% yang berhasil mencapai KKM.


(23)

Tabel 1.1. Data Awal Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Kanisius Gayam I Tahun

Pelajaran

Jumlah Siswa yang Mencapai KKM

Jumlah Siswa yang Belum Mencapai

KKM

KKM

Rata-rata Nilai 2012/ 2013 8 Siswa

(32%)

17 Siswa (68%)

68 65,6

2013/ 2014 7 Siswa (26,92%)

19 Siswa (73,08%)

68 53,15

Rata-rata 59,37

Peneliti menduga penyebab rendahnya prestasi belajar siswa tersebut disebabkan karena penggunaan pendekatan maupun metode pembelajaran yang kurang tepat, sehingga menyebabkan pengajaran yang dilakukan oleh guru kurang maksimal. Metode ceramah yang diterapkan oleh guru di kelas membuat siswa diam dan mendengarkan semua yang disampaikan guru. Guru di kelas juga lebih menekankan siswa untuk terus membaca materi tetapi kadang siswa justru menghafalkannya. Metode hafalan ini yang membuat siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran di kelas. Kurang terlibat aktif siswa di kelas dapat dilihat ketika proses pembelajaran siswa kurang aktif dalam hal tanya jawab, mengamati lingkungan sekitar, dan melakukan hal-hal yang menuntut siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru perlu melatih siswa untuk belajar lebih mandiri agar siswa berlatih untuk aktif mencari pengetahuannya.


(24)

Peran guru dalam kegiatan pembelajaran yaitu sebagai pembimbing dan fasilitator. Selain itu guru juga berperan penting dalam memilih pendekatan pembelajaran yang tepat. Pendekatan pembelajaran ini dapat dipilih dan ditentukan oleh guru dengan cara memperhatikan tujuan pembelajaran dan materi yang akan disampaikan. Sehingga nantinya tujuan pembelajaran dapat tercapai dan prestasi belajar siswa dapat meningkat. Pemilihan pendekatan pembelajaran yang sesuai akan membuat siswa berkemabang sesuai dengan potensi mereka. Selain itu pemilihan pendekatan yang tepat akan membuat siswa lebih mengenal berbagai macam cara belajar, sehingga siswa sendiri tidak akan merasa bosan dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas.

Upaya untuk meningkatkan keaktifan siswa kelas IV di SD Kanisius Gayam I pada mata pelajaran IPA semester gasal tahun ajaran 2014/ 2015, guru menggunakan pendekatan saintifik. Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang berpusat pada peserta didik, pendekatan saintifik meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan dan mencipta untuk semua mata pelajaran (Permendikbud, 2013). Oleh karena itu peneliti tertarik untuk membahas penerapan model pembelajaran dengan pendekatan saintifik untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar.


(25)

B. Pembatasan Masalah

Peneliti dalam hal ini perlu membatasi masalah-masalah yang dikaji untuk memudahkan dalam penelitian, batasan masalah dikhususkan pada:

1. Peneliti melakukan penelitian terhadap siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I pada tahun ajaran 2014/ 2015.

2. Variabel yang penulis teliti yaitu keaktifan dan prestasi belajar siswa. 3. Mata pelajaran yang terkait yaitu mata pelajaran IPA dengan materi gerak

dan gaya.

4. Peneliti menggunakan salah satu pendekatan yaitu pendekatan saintifik.

C. Rumusan Masalah

Peneliti menentukan rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini. Dari latar belakang masalah di atas maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah upaya pendekatan saintifik dalam meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar dalam materi gerak dan gaya melalui pendekatan saintifik pada siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015?

2. Apakah pendekatan saintifik dapat meningkatkan keaktifan belajar dalam meteri gerak dan gaya pada siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015?


(26)

3. Apakah pendekatan saintifik dapat meningkatkan prestasi belajar dalam materi gerak dan gaya pada siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015?

D. Pemecahan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, peneliti memilih menggunakan pendekatan saintifik sebagai alternatif untuk mengatasi permasalahan tersebut. Pendekatan saintifik akan diterapkan pada pembelajaran IPA dengan materi gerak dan gaya terkait dengan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I tahun pelajaran 2014/2015.

E. Batasan Pengertian

Berikut ini adalah batasan pengertian yang peneliti ambil.

1. Keaktifan adalah kegiatan yang memperlihatkan sikap siswa yang aktif banyak melakukan suatu kegiatan yang melibatkan fisik, mental, intelektual, dan emosional dalam aspek kognitif, efektif dan psikomotorik. 2. Prestasi belajar adalah hasil suatu proses aktivitas belajar yang membawa

perubahan tingkah laku pada diri siswa atau seseorang. Dalam penelitian ini perubahan tersebut meliputi aspek pengetahuan (kognitif).


(27)

3. Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang melibatkan keterampilan proses seperti mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.

4. Gaya adalah sesuatu yang bekerja pada benda sehingga benda tersebut mengalami perubahan bentuk, arah, atau perubahan kedudukan. Sedangkan gerak adalah perpindahan posisi benda dari tempat asalnya karena adanya gaya.

F. Tujuan Penelitian

Melihat rumusan masalah yang ditemukan di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah untuk:

1. Mendeskripsikan upaya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar melaui pendekatan saintifik pada materi gerak dan gaya untuk siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015. 2. Meningkatkan keaktifan belajar dalam materi gerak dan gaya dengan

pendekatan saintifik pada siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015.

3. Meningkatkan prestasi belajar siswa dalam materi gerak dan gaya dengan pendekatan saintifik pada siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015.


(28)

G. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Secara Toeritis

Hasil dari penelitian ini merupakan pengalaman yang berharga dalam menerapkan pendekatan saintifik. Selain itu penelitian ini diharapkan menjadi referensi atau masukan dalam bidang pendidikan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar pada mata pelajaran IPA dalam materi gaya dan gerak.

2. Secara Praktis a. Bagi peneliti

1) Mengetahui peningkatan keaktifan dan prestasi belajar mata pelajaran IPA siswa kelas IV di SD Kanisius Gayam dengan menggunakan pendekatan saintifik.

2) Memiliki alternatif pendekatan pembelajaran yang bervariasi sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik.

3) Menambah pengalaman baru yang dapat dikembangkan untuk pembelajaran materi atau bidang studi lain.

4) Menambah wawasan baru tentang pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran.

b. Bagi sekolah

1) Prestasi sekolah dapat meningkat seiring dengan meningkatnya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.


(29)

2) Pendekatan ini dapat dijadikan sebagai contoh pembelajaran inovatif yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. 3) Memberikan inspirasi bagi guru untuk memilih model

pembelajaran inovatif.

4) Menambah masukan kepada sekolah tentang model pembelajaran inivatif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran.

5) Guru menjadi lebih kreatif dalam merancang pembelajaran. 6) Pihak sekolah memiliki wawasan baru dalam menindak

kesulitan belajar yang terjadi di kelas. c. Bagi siswa

1) Memberikan pembelajaran yang bermakna.

2) Siswa mampu mengembangkan keterampilan yang dimiliki dan pengetahuannya dengan terlibat aktif dalam pembelajaran. d. Bagi Program Studi

1) Menambah masukan koleksi penelitian kepada Program Studi yang dapat menambah bacaan sehingga dapat memberikan inspirasi.

2) Memberikan masukan tentang penerapan pembelajaran inovatif dengan menggunakan pendekatan saintifik.


(30)

H. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang muncul di atas, maka penulis mengidentifikasi permasalahan yang ada, yaitu:

1. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran dengan materi gerak dan gaya siswa kelas IV masih kurang diminati siswa.

2. Rendahnya keaktifan belajar siswa dalam proses pembelajaran pada materi gerak dan gaya di kelas IV SD Kanisius Gayam I.

3. Rendahnya prestasi belajar pada materi gaya dan gerak siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I.

4. Penggunaan media yang belum optimal dalam pembelajaran pada materi gerak dan gaya.


(31)

12 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori 1. Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Burton (dalam Anisah 2011) menyatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan dalam diri individu sebagai hasil interaksinya dengan lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan dan menjadikannya lebih mampu melestarikan lingkungannya secara memadahi dan membuatnya lebih bisa menghadapi lingkungan.

Hosnan (2014) berpendapat bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang sengaja dilakukan peserta didik untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, secara sadar, dan perubahan tersebut relatif menetap serta membawa pengarauh dan manfaat yang positif bagi siswa dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Burton (dalam Hosnan, 2014) mendefinisikan belajar merupakan sebuah perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya sehingga mereka dapat berinteraksi dengan lingkungannya. Cronbach (dalam Hosnan, 2014) mengemukakan lebih dalam lagi,


(32)

yaitu belajar bukanlah semata-mata perubahan dan penemuan, tetapi sudah mencakup kecakapan yang dihasilkan akibat perubahan dan penemuan tadi.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) menyatakan bahwa belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, serta berubahnya tingkah laku yang disebabkan oleh pengalaman. Jadi, perilaku seseorang akan berubah selama proses belajar karena pengalaman yang telah mereka peroleh. Perubahan yang dimaksud adalah perubahan ke arah yang positif atau ke arah yang lebih baik.

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses kognitif yang terjadi antara individu satu dengan individu lain atau individu dengan lingkungannya untuk memperoleh pengetahuan atau pengalaman baru sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku ke arah yang lebih positif. Perubahan tersebut bersifat relatif dan berbekas.

b. Pengertian Prestasi

Prestasi adalah hasil yang dicapai dari apa yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya (Poerwadarminta 1990). Nasution (dalam Prasetiyo 2011) mengatakan bahwa prestasi adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berpikir, merasa, berbuat, dan prestasi belajar dikatakan sempurna jka memenuhi tiga aspek yakni: kognitif, afektif, dan psikomotor.


(33)

Sardiman (2001) mengatakan bahwa prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang berpengaruh baik dari dalam maupun luar individu dalam belajar. Setiap individu memiliki potensi yang dapat dikembangkan melalui interaksi dalam proses belajar. Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) menyatakan bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai dari yang telah dilakukan atau dikerjakan.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil belajar yang dicapai siswa setelah ia mengikuti atau melakukan kegiatan belajar.

c. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal (Arifin 1988). Masidjo (1995) mengatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil proses belajar yang khas yang dilakukan secara sengaja sebagai hasil suatu pengukuran.

Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah menempuh kegiatan belajar, sedangkan belajar pada hakekatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya (Mulyasa 2013).

Berdasarkan pengertian dan pendapat beberapa ahli di atas, maka peneliti menyimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar akademik yang dicapai siswa selama mengikuti proses


(34)

pembelajaran yang diukur menggunakan tes atau non tes dan hasilnya berupa angka. Prestasi belajar siswa dalam penelitian ini adalah prestasi yang dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar pada materi gerak dan gaya dengan pendekatan saintifik terkait dengan keterampilan melakukan eksperimen. Prestasi belajar diukur dengan tes yang hasilnya berupa nilai yang diwujudkan dalam bentuk angka.

d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Keberhasilan seseorang dalam mencapai suatu prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Syah (2002), diantaranya: faktor internal siswa dan faktor internal. Pada faktor internal ini terdiri dari dua aspek yaitu aspek fisiologis dan psikologis. Aspek fisiologis mencakup organ-organ tubuh pada manusia. Kebugaran organ-organ tubuh dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Jika kondisi organ tubuh lemah maka kemampuan siswa untuk menerima materi pelajaran tidak maksimal, sehingga kualitas kognitifnya menurun, sedangkan pada aspek psikologi terdiri dari faktor-faktor yaitu intelegensi siswa, sikap siswa, dan bakat siswa. Pada faktor eksternal siswa terdiri dari lingkungan sosial dan non sosial. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi belajar siswa adalah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sedangkan lingkungan non sosial adalah


(35)

gedung sekolah dan letaknya, rumah keluarga tempat siswa tinggal dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.

Slameto (2003) mengatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal tediri dari faktor jasmaniah dan psikologis, sedangkan faktor eksternal terdiri dari faktor keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Dari berbagi pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam sebuah pembelajaran yaitu faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut saling melengkapi satu sama lain, jika salah satu dari faktor tersebut terganggu maka proses pembelajaran maupun hasilnya tidak akan maksimal.

e. Manfaat Prestasi Belajar

Prestasi belajar mempuyai manfaat dalam dunia pendidikan. Arifin (1990) menyebutkan bahwa manfaat prestasi belajar antara lain: prestasi belajar sebagai suatu indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dikuasai anak didik. Jadi kemampuan siswa dapat diukur dengan melihat belajar, prestasi sebagai lambang pemusatan hasrat ingin tahu. Seseorang akan puas jika melihat hasil kegiatan yang sudah dilakukan, prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Dengan melihat prestasi


(36)

belajar dapat diketahui sejauh mana peningkatan kualitas sumber daya manusia dan penambahan sarana prasana dilakukan. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu intuisi pendidikan. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik.

2. Keaktifan

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (1990) mengemukakan keaktifan diartikan sebagai suatu hal atau keadaan dimana siswa dapat aktif. Yamin (2007) menyebutkan bahwa keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dapat merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berpikir kritis, dan dapat memecahkan permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, sedangkan menurut Silberman dalam Goa dan Sunarto, (2009) menyatakan keaktifan dalam belajar adalah mempelajari dengan cepat, menyenangkan, penuh semangat, dan keterlibatan pibadi untuk mempelajai sesuatu yang baik, harus mendengar, melihat, menjawab pertanyaan dan mendiskusikannya dengan orang lain.

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa keaktifan adalah suatu kondisi yang menggambarkan siswa yang aktif dalam kegiatan pembelajaran ditunjukkan dengan siswa terlibat dalam setiap kegiatan. Hal tersebut dilakukan untuk mencapai suatu hasil belajar dan mengembangkan potensi siswa. Hasil belajar yang akan dicapai


(37)

merupakan perpaduan dari tiga aspek yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Beberapa keaktifan siswa yang tampak dalam kegiatan belajar menurut (Burhanudin, 2007) adalah :

1. Berbuat sesuatu untuk memahami materi pelajaran dengan penuh keyakinan

2. Mempelajari, mengalami dan menemukan sendiri bagaimana memperoleh suatu pengetahuan.

3. Merasakan sendiri bagaimana tugas-tugas yang diberikan oleh guru kepadanya.

4. Belajar dalam kelompok.

5. Mencoba sendiri konsep-konsep tertentu

6. Mengkomunikasikan hasil pikiran, penemuan, dan penghayatan nilai-nilai secara lisan atau penampilan

Proses belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran. Tujuan yang akan dicapai yaitu hasil belajar. Salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran yaitu keaktifan. Hamalik (2011) menyatakan bahwa terdapat nilai-nilai aktivitas dalam pengajaran. Nilai-nilai tersebut diantaranya:

1. Mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri 2. Mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa


(38)

4. Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuan sendiri 5. Memupuk disiplin kelas dan suasana wajar menjadi demokratis 6. Mempererat hubungan masyarakat, sekolah dan orang tua 7. Mengembangkan berpikir kritis

8. Pengajaran di seolah menjadi hidup

Dimyati dan Mudjono (2009) menyatakan bahwa keaktifan memiliki keanekaragaman bentuk diantaranya kegiatan fisik yang mudah diamati dan kegiatan psikis yang susah diamati. Kegiatan fisik yang dimaksud dapat berupa membaca, menulis, mendengar, dan berlatih keterampilan, sedangkan kegiatan psikis yang dimaksud berupa berdiskusi dalam kelompok, melibatkan diri dalam tanya jawab dan turut serta dalam menyimpulkan pembelajaran.

Sudjana (2010) menyatakan keaktifan belajar siswa dapat dilihat berdasarkan 8 indikator yaitu (1) turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya; (2) terlibat dalam pemecahan masalah; (3) bertanya kepada siswa lain atau guru bila belum memahami persoalan; (4) mencari berbagai informasi untuk pemecahan masalah; (5) mampu melaksanakan diskusi kelompok; (6) menilai kemampuan dirinya dan hasil yang diperoleh; (7) melatih diri dalam memecahkan soal atau masalah; (8) kesempatan menggunakan/menerapkan yang diperoleh nya dalam memecahkan masalah.

Berdasarkan beberapa indikator keaktifan yang diungkapkan oleh para ahli tersebut maka dapat disimpulkan indikator keaktifan yang


(39)

akan digunakan dalam penelitian ini adalah: (1) bertanya kepada teman atau guru terkait materi yang belum jelas; (2) terlibat dalam diskusi; (3) mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru; (4) mencari informasi untuk memecahkan masalah. Indikator 1 yaitu bertanya kepada teman atau guru terkait materi meliputi bertanya tentang mateti pembelajaran IPA yang belum dipahami dan keterlibatan siswa dalam melakukan tanyajawab di kelas. Indikator 2 yaitu terlibat dalam diskusi meliputi keterlibatan siswa dalam kelompok dan mengemukakan pendapat. Indikator keaktifan 3 yaitu mengerjakan tugas yang diberikan guru meliputi mencatat tugas yang diberikan oleh guru dan mengerjakan soal. Indikator 4 yaitu mencari informasi untuk memecahkan masalah meliputi mencari informasi melalui buku untuk memecahkan masalah atau mengerjakan soal.

3. Pendekatan Saintifik a. Pengertian Saintifik

Sumantoro (dalam Putra 2013) menyebut pendekatan saintifik adalah langkah-langkah yang tersusun secara sistematik untuk memperoleh satu kesimpulan ilmiah. Metode saintifik juga sering disebut sebagai metode induktif karena, dalam prosesnya metode saintifik dimulai dari hal-hal yang bersifat general.

Saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahap-tahap mengamati (untuk mengidentifikasi atau


(40)

menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan (Daryanto, 2014). Artinya dalam proses pembelajaran siswa dibelajarkan dan dibiasakan untuk menemukan kebenaran ilmiah dalam melihat suatu fenomena. Pendekatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman peserta didik dalam mengenal dan memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah. Informasi yang diterima bisa berasal dari mana saja, kapan saja, dan tidak bergantung pada informasi yang diberikan guru.

Jadi pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah), merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang ditemukan. Dengan pendekatan ini diharapkan peserta didik dapat mengalami langsung hal yang mereka pelajarai dengan sebuah eksperimen, tidak hanya menerima informasi dari guru.


(41)

b. Langkah-langkah Pembelajaran Saintifik

Dalam pembelajaran saintifik terdapat beberapa langkah yang harus dilakukan. Pada gambar 2.1 adalah langkah-langkah dalam pembelajaran saintifik (Daryanto, 2014):

Gambar 2.1 Langkah-langkah Pendekatan Saintifk

Daryanto (2014) menyebutkan bahwa dalam proses pembelajaran saintifik terdapat lima pengalaman belajar pokok antara lain mengamati, menanya, menalar, mencoba, dan mengkomunikasikan. dalam menerapkannya tidak harus urut. Penjabaran kelima pengalaman belajar tersebut, sebagai berikut:

a) Mengamati

Mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran. Hal ini memiliki keunggulan tertentu, seperti menyajikan media obyek secara nyata, peserta didik senang dan tertantang, dan mudah pelaksanaannya. Mengamati sangat bermanfaat bagi pemenuhan rasa ingin tahu peserta didik, sehingga proses pembelajaran memiliki kebermaknaan yang tinggi. Dengan mengamati peserta didik menemukan fakta bahwa ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran yang digunakan.


(42)

Kegiatan mengamati dalam pembelajaran dilakukan dengan menempuh langkah-langkah seperti berikut ini:

1) Menentukan objek apa yang akan diobservasi.

2) Membuat pedoman observasi sesuai dengan lingkup objek yang akan diobservasi.

3) Menentukan secara jelas data-data apa yang perlu diobservasi, baik primer maupun sekunder.

4) Menentukan di mana tempat objek yang akan diobservasi. 5) Menentukan secara jelas bagaimana observasi akan dilakukan

untuk mengumpulkan data agar berjalan mudah dan lancar. 6) Menentukan cara dan melakukan pencatatan atas hasil

observasi, seperti menggunakan buku catatan, kamera, tape recorder, video perekam, dan alat-alat tulis lainnya.

Kegiatan belajar pada tahap ini adalah: Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat).

Kompetensi yang dikembangkan adalah; melatih kesungguhan, ketelitian, mencari informasi.

b) Menanya

Di dalam kegiatan mengamati, guru membuka kesempatan bagi peserta didik untuk bertanya mengenai apa yang sudah dilihat, disimak, dan dibaca. Siswa dibimbing untuk mengajukan pertanyaan, pertanyaan terkait hasil pengamatan objek yang konkrit kepada yang abstrak berkenaan dengan fakta, konsep, prosedur,


(43)

atau hal lain yang lebih abstrak. Melalui bertanya, dikembangkan rasa ingin tahu peserta didik. Pertanyaan tersebut menjadi dasar untuk mencari informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber tunggal sampai yang beragam.

Guru yang efektif mampu menginspirasi peserta didik untuk meningkatkan dan mengembangkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Pada saat guru bertanya, pada saat itu pula dia membimbing atau memandu peserta didiknya belajar dengan baik. Ketika guru menjawab pertanyaan peserta didiknya, ketika itu pula guru mendorong peserta didik itu untuk menjadi penyimak dan pembelajar yang baik.

Kegiatan belajar pada tahap ini adalah: mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).

Kompetensi yang dikembangkan adalah: Mengembangkan kreativitas, rasa ingin tahu, kemampuan merumuskan pertanyaan untuk membentuk pikiran kritis yang perlu untuk hidup cerdas dan belajar sepanjang hayat.


(44)

Untuk memperoleh hasil belajar yang nyata atau otentik, peserta didik harus mencoba atau melakukan percobaan, terutama untuk materi yang sesuai. Pada materi IPA, misalnya, peserta didik harus memahami konsep-konsep IPA dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari juga memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan tentang alam sekitar, serta mampu menggunakan metode ilmiah dan bersikap ilmiah untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya sehari-hari.

Aktivitas pembelajaran yang nyata untuk ini adalah:

1) Menentukan tema atau topik sesuai dengan kompetensi dasar menurut tuntutan kurikulum;

2) Mempelajari cara-cara penggunaan alat dan bahan yang tersedia dan harus disediakan;

3) Mempelajari dasar teoritis yang relevan dan hasil-hasil eksperimen sebelumnya;

4) Melakukan dan mengamati percobaan;

5) Mencatat fenomena yang terjadi, menganalisis, dan menyajikan data;

6) Menarik simpulan atas hasil percobaan; dan

7) Membuat laporan dan mengkomunikasikan hasil percobaan. d) Menalar

Penalaran adalah proses berpikir yang logis dan sistematis atas fakta-fakta empiris yang dapat diobservasi untuk memperoleh


(45)

simpulan berupa pengetahuan. Penalaran yang maksud merupakan penalaran ilmiah, meski penalaran non ilmiah tidak selalu tidak bermanfaat.

Aplikasi pengembangan aktivitas pembelajaran untuk meningkatkan daya menalar guru dapat dilakukan dengan cara berikut ini.

1) Guru menyusun bahan pembelajaran dalam bentuk yang sudah siap sesuai dengan tuntutan kurikulum.

2) Guru tidak banyak menerapkan metode ceramah atau metode kuliah. Tugas utama guru adalah memberi instruksi singkat tapi jelas dengan disertai contoh-contoh, baik dilakukan sendiri maupun dengan cara simulasi.

3) Bahan pembelajaran disusun secara berjenjang atau hierarkis, dimulai dari yang sederhana (persyaratan rendah) sampai pada yang kompleks (persyaratan tinggi).

4) Kegiatan pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati.

5) Setiap kesalahan harus segera dikoreksi atau diperbaiki. 6) Perlu dilakukan pengulangan dan latihan agar perilaku yang

diinginkan dapat menjadi kebiasaan atau pelaziman.

7) Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang nyata atau otentik.


(46)

8) Guru mencatat semua kemajuan peserta diklat untuk kemungkinan memberikan tindakan pembelajaran perbaikan.

Kegiatan belajar pada tahap ini adalah: (1) Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi; (2) Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.

Kompetensi yang dikembangkan adalah: Mengembangkan sikap jujur, teliti, disiplin, taat aturan, kerja keras, kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan berpikir induktif serta deduktif dalam menyimpulkan.

e) Mengkomunikasikan

Guru yang menggunakan pendekatan saintifik diharapkan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengkomunikasikan apa yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui menuliskan atau menceritakan apa yang ditemukan dalam kegiatan mencari informasi, mengasosiasikan dan menemukan pola. Hasil tersebut disampaikan di kelas dan dinilai oleh guru sebagai hasil belajar peserta didik atau kelompok. Kegiatan mengkomunikasikan dalam kegiatan pembelajaran


(47)

sebagaimana disampaikan dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

Kegiatan belajar pada tahap ini adalah: Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

Kompetensi yang dikembangkan adalah: Mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan berbahasa yang baik dan benar. c. Prinsip-prinsip pembelajaran dengan pendekatan saintifik

Adapun prinsip-prinsip dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah sebagai berikut:

1) Pembelajaran berpusat pada siswa. 2) Pembelajaran membentuk konsep siswa. 3) Pembelajaran terhindar dari verbalisme.

4) Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip. 5) Pemelajaran mendorong terjadinya kemampuan berpikir siswa. 6) Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dengan

motivasi guru.

7) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan dalam komunikasi.


(48)

8) Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.

d. Karakteristik Pendekatan Saintifik Kriteria utama:

1. Pembelajaran berbasis fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan secara logika atau nalar.

2. Penjelasan guru, respon siswa dan interaksi edukatif antara guru dengan siswa terbebas dari prasangka atau pemikiran subyektif. 3. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir kritis, analitis dan

tepat dalam mengidentifikasi, memecahkan masalah dan mengaplikasikan materi pembelajaran.

4. Pembelajaran IPA di SD

a. Pengertian dan Hakekat Ilmu Pengetahuan Alam

Sumanto (2007), sains merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Secara harafiah, IPA dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan tentang alam dan segala sesuatu yang ada di dalamnya.

Berdasarkan Webster Collegiate Dictionary dalam (Putra, 2013), definisi sains adalah pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian, atau pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran umum dari hukum-hukum alam yang terjadi, yang didapatkan dan dibuktikan melalui metode ilmiah. Dari literatur yang


(49)

berbeda, sains adalah suatu cara untuk mempelajari aspek-aspek tertentu daria alam secara terorganisir, sistematik, dan melalui metode metode saintifik yang terbakukan.

Dalam bukunya, Trianto (2010) menuliskan bahwa IPA adalah suatu kumpulan pengetahuan tersusun secara sistematik dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-gejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya.

IPA adalah suatu pengetahuan tentang alam yang dapat diperoleh melalui proses ilmiah dan didasari oleh sikap ilmiah. Menurut Wisudawati (2014), terdapat empat unsur utama IPA, yaitu :

1) Sikap : IPA memunculkan rasa ingin tahu tentang benda, fenomena, alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat. 2) Proses : proses pemecahan masalah pada IPA memungkinkan

adanya prosedur yang runtut dan sistematis melalui metode ilmiah. Metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan.

3) Produk : IPA menghasilkan produk berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum.

4) Aplikasi : penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari.


(50)

b. Tujuan Pembelajaran IPA di SD

Srini (2001) menyatakan bahwa tujuan utama dari pembelajaran IPA di SD adalah agar siswa memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari, memiliki keterampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang alam sekitarnya, mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, dan agar siswa mengenal serta dapat memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar mereka sehingga dapat menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.

c. Keterampilan Melakukan Eksperimen dalam Pembelajaran IPA.

Keterampilan melakukan eksperimen dalam pembelajaran IPA yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu keterampilan siswa dalam melakukan eksperimen yang meliputi kemampuan siswa untuk menggunakan akal, pikiran, ide, dan kreativitas dalam melakukan eksperimen sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna dan membuahkan hasil yang lebih baik. Dalam pembelajaran siswa dilibatkan aktif untuk menemukan hal-hal baru melalui eksperimen yang mereka lakukan, selain itu siswa dapat menguji kebenaran tentang hal-hal yang sedang mereka pelajari. Dengan eksperimen diharapkan siswa lebih mudah memahami tentang hal yang sedang mereka pelajari.


(51)

5. Gerak dan Gaya a. Gaya

1) Pengertian gaya

Gaya adalah sesuatu yang bekerja pada benda shingga benda tersebut mengalami perubahan bentuk, arah, atau perunahan kedudukan. (Sutanto, 2004). Suatu benda dikatakan bergerak jika benda tersebut berubah dari kedudukannya semula.

2) Jenis-jenis gaya

Dalam kehidupan sehari-hari kita dapat menemukan berbagai bentuk gaya. Gaya tarik dan dorong atau gaya otot, gaya gesek, gaya gravitasi, dan gaya magnet merupakan beberapa jenis gaya yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan sumber tenaga yang diperlukan, gaya dibedakan menjadi beberapa macam diantaranya adalah sebagai berikut (Sulistyanto, 2008):

a) Gaya tarik dan dorong atau gaya otot

Gaya tarik dan dorong atau gaya otot adalah gaya yang dihasilkan oleh tenaga otot. Contohnya menarik atau mendorong meja, menendang bola, membuka pintu, menutup jendela.


(52)

b) Gaya gesek

Gaya gesek merupakan gaya yang terjadi karena bersentuhannya dua permukaan benda. Contohnya adalah gaya yang bekerja pada rem sepeda.

c) Gaya gravitasi

Gaya gravitasi adalah gaya yang ditimbulkan oleh tarikan bumi. Contohnya adalah buah jatuh dari pohon dengan sendirinya, semua benda yang dilempar ke atas akan tetep kembali ke bawah karena pengaruh gravitasi bumi.

d) Gaya magnet

Gaya magnet merupakan gaya yang ditimbulkan oleh tarikan atau dorongan dari magnet. Contohnya adalah tertariknya paku saat didekatkan dengan magnet.

b. Gerak

Gerak adalah perpindahan posisi benda dari tempat asalnya karena adanya gaya (Sutanto, 2004). Setiap benda yang bergerak mengalami perubahan kedudukan terhadap titik acuan tertentu.

c. Hubungan gerak dan gaya

Gaya adalah sesuatu yang bekerja pada benda shingga benda tersebut mengalami perubahan bentuk, arah, atau perunahan kedudukan. Sedangkan gerak adalah perpindahan posisi benda dari tempat asalnya karena adanya gaya (Sutanto, 2004).


(53)

Jadi, hubungan antara gaya dan gerak adalah dengan adanya gaya maka suatu benda akan bergerak atau mengalami perubahan kedudukan. Benda tidak akan bergerak jika tidak ada gaya yang bekerja pada benda tersebut. Gaya dapat mempengaruhi benda diam maupun benda bergerak.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu tentang Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar dalam Materi Gerak dan Gaya Melalui Pendekatan Saintifik Di SD Kanisius Gayam I Yogyakarta Tahun

Pelajaran 2014/2015. Sebagai acuan penelitian tentang keaktifan, prestasi belajar dan pendekatan saintifik, peneliti menggunakan acuan penelitian terdahulu yaitu:

1. Setiawan pada tahun 2013 melakukan penelitian tentang keaktifan dan prestasi belajar IPA Siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1 Menggunakan Metode Inkuiri Terbimbing. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan metode inkuiri terbimbing mendorong keaktifan siswa dalam bertanya jawab kepada siswa yang lain maupun kepada guru, mengemukakan pendapat dalam diskusi kelompok, dan mengerjakan tugas dalam pelajaran IPA. Peningkatan keaktifan dibuktikan dari persentase siswa yang bertanya kepada guru atau teman 28% dan mengerjakan tugas dalam pelajaran IPA. Peningkatan keaktifan dibuktikan dari persentase siswa yang


(54)

bertanya kepada guru atau teman 28% meningkat menjadi 32%. Persentase mengemukakan pendapat saat berdiskusi kelompok dari 16% meningkat menjadi 40%. Siswa yang mengerjakan tugas meningkat dari 16% menjadi 44%.

2. Khasanah pada tahun 2013 melakukan penelitian tindakan kelas yaitu peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa Kelas IV SD Negeri Plaosan 1 menggunakan metode inkuiri terbimbing. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV di SD Negeri Plaosan dengan persentase 33,33% menjadi 50% dan ketuntasan KKM 50% menjadi 80%.

3. Judul penelitian tahun 2013 Penerapan Pendekatan Scientific Dalam Pembelajaran Matematika SMP Kelas VII Materi Bilangan (pecahan) yang disusun oleh. Atsnan dan Gazali bertujuan mengetahui bagaimana langkah–langkah pembelajaran berdasarkan pendekatan scientific diterapkan dalam pembelajaran matematika kelas VII SMP pada materi bilangan. Penelitian ini berisi Penerapan Pendekatan scientific pada Pembelajaran Matematika Kelas VII SMP Materi Pecahan yang mengaitkan antara matematika dengan ilmu pengetahuan, sehingga siswa akan mempelajari matematika dengan cara yang menarik. Belajar dengan berkegiatan akan berkontribusi terhadap pemahaman matematika siswa. Dengan kata lain, belajar matematika yang baik adalah mengalami sendiri atau berkegiatan. Hasil dari penelitian ini adalah pendekatan saintifik merupakan suatu


(55)

pendekatan berpikir dan berbuat yang diawali dengan mengamati dan menanya sampai berupaya untuk mencoba, mengolah, menyaji, menalar dan akhirnya mencipta. Tahap saintifik inilah yang memotivasi siswa lebih aktif berkegiatan selama proses pembelajaran matematika.

Literatur map penelitian-penelitian terdahulu dapat dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2. Literature Map Penelitian-penelitian Terdahulu Setiawan (2013)

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA Siswa kelas V SD Negeri Plaosan 1 Menggunakan Metode

Inkuiri Terbimbing

Khasanah (2013)

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA Siswa kelas IV SD Negeri Plaosan 1 Menggunakan Metode

Inkuiri Terbimbing

Atsnan dan Gazali (2013)

Penerapan Pendekatan Scientific Dalam Pembelajaran Matematika SMP Kelas VII Materi

Bilangan (pecahan)

Keaktifan dan Prestasi Pendekatan Saintifik

Ana Wahyuningtyas (2014)

Peningkatan keaktifan dan prestasi belajar IPA Materi Gerak dan Gaya Melalui Pendekatan Saintifik di SD Kanisius Gayam I Tahun


(56)

C. Kerangka Berpikir

Pada kerangka berpikir peneliti menjelaskan variabel penelitian dan objek yang akan diteliti. Variabel dalam penelitian ini yaitu keaktifan dan prestasi belajar siswa. Objek yang diteliti yaitu siswa kelas IV tahun pelajaran 2014/2015.

Gambar 2.3. Kerangka Berpikir

Pendidikan adalah usaha yang terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi-potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dewasa ini upaya peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan oleh berbagai pihak dan pendekatan. Upaya-upaya tersebut dilandasi suatu kesadaran betapa pentingnya peranan pendidikan dalam pengembangan sumber daya manusia untuk kemajuan masyarakat dan bangsa. Harkat dan martabat suatu bangsa sangat ditentuka oleh kualitas pendidikannya. Dalam konteks bangsa Indonesia, peningkatan mutu pendidikan

Pendekatan Saintifik

Pelajaran IPA

Materi Gaya dan gerak


(57)

merupakan sasaran pembangunan di bidang pendidikan nasional dan merupakan upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia secara menyeluruh (Mulyasa, 2005).

Salah satu komponen yang penting dalam pendidikan adalah guru. Salah satu hal yang harus dikuasai guru salah satunya adalah kemampuan menyampaikan materi pelajaran melalui media, teknik, metode, pendekatan, dan model pembelajaran yang bervariasi. Adanya variasi dalam mengajar membuat siswa tidak cepat bosan dalam mengikuti pelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Terdapat mata pelajaran yang cukup banyak di SD dan tentunya guru harus pandai dalam memilih dan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menarik, sehingga siswa tidak mudah bosan dalam mengikuti pembelajaran. Mata pelajaran itu diantaranya adalah Matematika, Bahasa Indonesia, Ilmu Pengetahuan Sosial, PPKn, SBK, dan Ilmu Pengetahuan Alam. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang memegang peranan penting dalam membentuk siswa menjadi pribadi yang berkualitas, karena pembelajaran IPA berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Dalam pembelajaran IPA sekarang ini siswa kurang dilibatkan aktif dalam pembelajaran dan guru cenderung mendominasi pembelajaran. Sedangkan dalam suatu proses pembelajaran siswa seharusnya terlibat aktif membangun pengetahuannya. Hal tersebut menyebabkan prestasi belajar siswa menurun, karena siswa tidak mengalami langsung hal yang


(58)

mereka pelajari sehingga anak mudah lupa. Dari masalah tersebut, peneliti ingin melakukan sebuah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan pendekatan saintifik pada pelajaran IPA khususnyya materi gerak dan gaya. Jika pembelajaran IPA di SD Kanisius Gayam Yogyakarta menggunakan pendekatan saintifik maka keaktifan dan prestasi belajar siswa akan meningkat.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis pada penelitian ini yaitu:

1. Upaya meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar materi gerak dan gaya siswa kelas IV di SD Kanisius Gayam I Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015 ditempuh dengan melakukan penelitian tindakan kelas menggunakan pendekatan saintifik dengan langkah sebagai berikut: mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan mengkomunikasikan.

2. Penggunaan pendekatan saintifik mampu meningkatkan prestasi belajar siswa materi gerak dan gaya di SD Kanisius Gayam I Yogyakarta tahun pelajaran 2014/2015.

3. Penggunaan pendekatan saintifik mampu meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar siswa kelas IV mata pelajaran IPA materi gerak dan gaya di SD Kanisius Gayam I Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2014/2015.


(59)

40 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan salah satu penelitian kolaboratif. Penelitian ini disebut sebagai penelitian kolaboratif karena dalam pelaksanaannya dibutuhkan adanya kerjasama antara guru kelas dan pihak peneliti. Guru bertugas untuk membawakan pelajaran dan peneliti bertugas untuk mengamati jalannya pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I pada tahun pelajaran 2013/2014.

Ketika ada temuan-temuan baru di dalam pelaksanaan pembelajaran peneliti mencatatnya. Selain itu dalam penelitian ini guru dan peneliti saling bekerjasama untuk melakukan evaluasi terhadap hasil temuan yang diperoleh dan melakukan revisi terhadap pertemuan siklus berikutnya. Susilo (2007) mendeskripsikan penelitian tindakan kelas dilakukan melalui empat langkah utama yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Empat langkah utama yang saling berhubungan dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas sering disebut dengan istilah siklus. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas dilakukan minimal dua siklus.

Jenis penelitian yang dikemukakan Kemmis dan Taggart pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat dan untaian-untaian dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen, yaitu : perencanaan, tindakan,


(60)

pengamatan, dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian tersebut dipandang sebagai satu siklus, (Kusumah dan Dwitagama. 2008). Skema siklus PTK dengan menggunakan model Kemmis dan Taggart yaitu seperti pada gambar 3.1:

Gambar 3.1. Jenis Penelitian Tindakan Kelas Menurut Kemmis dan Mc Taggart

Dalam penelitian ini, Penelitian Tindakan Kelas dilakukan dalam dua siklus. Tahapan- tahapan dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut:

Refleksi

Observasi

Perencanaan

Pelaksanaan Refleksi

Observasi

Siklus Berikutnya

Perencanaan

Pelaksanaan Siklus I


(61)

1. Perencanaan

Penentuan perencanaan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perencanaan umum dan perencanaan khusus. Perencanaan umum dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan aspek yang terkait PTK antara lain identifikasi masalah, analisis penyebab adanya masalah, dan bentuk tindakan yang akan dilakuka, sedangkan perencanaan khusus dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari siklus per siklus.

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan dalam penelitian tindakan kelas dilakukan mengacu pada perencanaan yang telah dibuat. Pelaksanaan tindakan dilakukan untuk memecahkan masalah yang terjadi. Setelah ditetapkan bentuk pelaksanaan tindakan yang akan dilakukan, maka langkah berikutnya adalah menerapkan tindakan tersebut dalam proses pembelajaran yang sesuai dengan rencana pembelajaran yang sudah dibuat.

3. Pengamatan

Pengamatan dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap tentang proses pembelajaran mengenai cinta tanah air. Pengamatan atau monitoring dapat dilakukan sendiri. Pada saat monitoring pengamat haruslah mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di dalam kelas penelitian yaitu kelas IV Semester Gasal SD Kanisius Gayam Yogyakarta.


(62)

4. Refleksi

Refleksi yang dilakukan peneliti adalah mengevaluasi kembali apa yang dilakukan pada pelaksanaan siklus I, tentang apa yang berhasil, kendala dan hambatan yang dihadapi peserta didik. Membandingkan hasil tes pemahaman dan observasi yang sudah dicapai dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Merencanakan perbaikan berdasarkan hasil tes pemahaman dan observasi untuk dilakukan pada siklus II.

B. Setting Penelitian 1. Tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Kanisius Gayam I. SD tersebut terletak di Jl. Ki Mangunsarkoro No. 80 Yogyakarta.

2. Subyek penelitian

Subjek untuk penelitian ini yaitu siswa kelas IV SD Kanisius Gayam I Yogyakarta semester gasal tahun pelajaran 2014/2015. Jumlah siswa ada 37 siswa, yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 19 siswa perempuan.

3. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah keaktifan dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA dengan tema selalu berhemat energi dan subtema gerak dan gaya melalui pendekatan saintifik. Keaktifan siswa dapat dilihat dari peran serta siswa dalam mengikuti kegiatan


(63)

pembelajaran yang berlangsung, sedangkan prestasi siswa dapat dilihat dari tes yang dilaksanakan setelah pembelajaran.

4. Agenda penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam waktu sepuluh bulan. Dimulai pada bulan April 2014 sampai dengan bulan Januari 2015. Pada bulan April dan Mei peneliti memulai dengan menyusun proposal. Kemudian pada bulan Mei dan Juni peneliti menyusun instrumen penelitian. Selanjutnya pada bulan Juli dan Agustus peneliti melakukan validitas instrumen penelitian. Pada bulan Agustus, September, dan Oktober, peneliti melanjutkan dengan pengumpulan data yang dilakukan selama tiga bulan. Selanjutnya pada bulan Oktober dan November peneliti melakukan pengolahan data. Setelah itu pada bulan Desember dan Januari peneliti menyusun laporan yang dilakukan selama dua bulan. Kemudian pada bulan Maret 2015 peneliti melakukan ujian skripsi dan dilanjutkan dengan revisi.

C. Rencana Tindakan 1. Persiapan

a. Permintaan izin kepada Kepala SD Kanisius Gayam I Yogyakarta untuk melakukan kegiatan penelitian di SD tersebut.

b. Melakukan observasi pada siswa kelas IV untuk mengetahui gambaran kegiatan pembelajaran IPA dan karakteristik siswa kelas IV.


(64)

c. Melakukan wawancara kepada wali kelas dan siswa kelas IV SD Kanisius Gayam.

d. Mengidentifikasi masalah yang ada di kelas yaitu tentang keaktifan dan prestasi belajar siswa.

e. Menganalisis masalah belajar yang ada di kelas. f. Merumuskan masalah.

g. Merumuskan hipotesis.

h. Menyusun rencana penelitian dalam setiap siklus.

i. Mengkaji materi sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasarnya.

j. Menyusun silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan Instrumen Penelitian.

k. Membuat alat peraga. l. Pelaksanaan penelitian. 2. Rencana Setiap Siklus Siklus I

1. Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan peneliti sebelum memberikan tindakan kepada siswa meliputi : (a) menentukan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar terkait tindakan yang akan diberikan, yaitu pada tema selalu berhemat energi dengan subtema gerak dan gaya pada pembelajaran 1 dan 2 yaitu gaya tarik dorong dan gaya gesek , (b) mempersiapkan rancangan perangkat pembelajaran yang meliputi pembuatan silabus dan RPP yang disusun dengan


(65)

pendekatan saintifik (c) menyusun lembar observasi, dan (d ) menyusun instrumen penilaian pemahaman siswa.

2. Pelaksanaan Pertemuan 1 a. Kegiatan Inti

1) Guru menggali pengetahuan siswa tentang gaya dan gerak.

2) Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang gaya tarik dan dorong (menanya).

3) Siswa diberi kesempatan membaca ilustrasi tentang benda bergerak agar memperoleh gambaran konkret tentang gaya dan gerak di sekitar mereka (mengamati).

4) Siswa diajak untuk mencoba membuka dan menutup pintu, menyapu lantai, mendorong, dan menarik meja, serta meremas selembar kertas, seperti yang diilustrasikan pada buku (mencoba). 5) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap kelompok beranggotakan 4

siswa.

6) Siswa bekerja dalam kelompok. Setiap kelompok menuliskan macam-macam gaya tarik dan gorong dalam sebuah tabel (menalar).

7) Siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas. (mengkomunikasikan).


(66)

9) Siswa bermain lompat kelinci dan menemukan jenis gaya. Permainan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep dasar dari Kelipatan Persekutuan Terkecil (mencoba).

10) Dua orang siswa membantu guru untuk menyiapkan dan membantu jalannya permainan.

11) Guru menjelaskan cara bermain dan menyampaikan aturan permainan tersebut.

12) Dua orang siswa melakukan permainan dan mempraktekan soal yang diberikan oleh guru (mencoba).

13) Permainan dilakukan seperti yang dilakukan dua siswa tersebut, seterusnya sampai semua siswa mencoba.

14) Siswa dan guru melakukan tanya jawab atas permainan tersebut (menanya).

15)Guru memberi penguatan dari jawaban siswa.

16)Siswa membuat sebuah teks tentang pengalaman yang mereka dapatkan berhubungan dengan gaya tarik dan dorong (menalar). 17)Siswa membacakan teks yang telah dibuat di depan kelas secara

bergantian (mengkomunikasikan).

18)Guru memberikan penguatan terhadap gaya tarik dan dorong. 19) Siswa menyanyikan lagu “kring- kring ada sepeda” (mencoba). 20)Siwa menjawab pertanyaan pada buku (menalar).


(67)

Pertemuan 2 a. Kegiatan Inti

1) Siswa diminta untuk mengamati gambar dan membaca teks. (mengamati).

2) Siswa berdiskusi untuk menjawab pertanyaan yang ada dalam buku (menalar).

3) Siswa menggosokkan dua telapak tangannya (mencoba).

4) Guru mengajukan pertanyaan apa yang dirasakan saat menggosokkan telapak tangan. (menanya).

5) Guru mengajak siswa ke luar kelas dan melakukan percobaan menggelindingkan kelereng di dua tempat yang berbeda, yaitu di permukaan lantai yang halus (ubin), dan di lapangan rumput atau tanah.(mencoba).

6) Sebelum ke luar kelas, siswa diajak untuk membaca aturan permainan tradisional dengan kelereng dengan membagi kelas dalam kelompok.(mengamati).

7) Permainan berlangsung sekitar 15 – 20 menit. Apabila waktu tidak mencukupi, permainan dapat dilakukan saat waktu istirahat.

8) Siswa mengamati laju kelereng di dua tempat yaitu di lantai yang halus dan di lapangan rumput atau tanah kemudian mendiskusikan hasilnya di depan kelas.(mengamati).


(68)

9) Siswa diajak untuk mengingat kegiatan menggosok tangan dan menghubungkan dengan permainan kelereng. Guru memberikan penguatan tentang gaya gesek.

10)Melalui kegiatan mengamati gambar, siswa dapat memahami lebih jauh tentang gaya gesek.(mengamati).

11)Siswa mengamati gambar dan mendesain mobil dari kulit jeruk bali atau kardus bekas. (menalar).

12)Setelah mendesain mobil-mobilan dari kulit jeruk, siswa menuliskan pengalaman belajarnya sesuai yang tertera pada buku. (menalar).

13)Siswa menuliskan refleksi dengan menjawab pertanyaan yang ada pada buku.(mengkomunikasikan)

14)Guru dapat menambahkan pertanyaan perenungan berdasarkan perenungan di halaman 150 pada buku siswa.

3. Pengamatan/Observasi

Kegiatan observasi dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh seorang guru kelas. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan memperoleh gambaran lengkap mengenai proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Observer melakukan pengamatan dengan mengacu pada lembar pengamatan yang berisi indikator keaktifan untuk melihat keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung.


(69)

4. Refleksi

Peneliti bersama dengan guru melakukan refleksi dan menganalisis hasil tindakan yang telah dilaksanakan pada siklus I yang meliputi evaluasi terhadap pelaksanaan siklus I. Mengidentifikasi kendala-kendala, kelemahan-kelemahan yang dihadapi pada siklus I, dan apa saja yang sudah baik dan apa saja yang perlu diperbaiki. Membandingkan hasil yang telah dicapai pada siklus I dengan indikator keberhasilan yang telah ditetapkan untuk dapat memutuskan apakah siklus dilanjutkan atau berhenti. Analisis yang dilakukan yaitu dengan membandingkan antara kondisi awal, KKM, kondisi akhir,dan target ketuntasan siklus.

Siklus II 1. Perencanaan

Perencanaan yang dilakukan peneliti sebelum memberikan tindakan kepada siswa meliputi : (a) menentukan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar terkait tindakan yang akan diberikan, yaitu pada materi gaya gravitasi dan gaya magnet, (b) mempersiapkan rancangan perangkat pembelajaran yang meliputi pembuatan silabus dan RPP yang disusun dengan pendekatan saintifik (c) menyusun lembar observasi, dan (d ) menyusun instrumen penilaian pemahaman siswa.


(70)

2. Pelaksanaan Pertemuan 1

a. Kegiatan Inti

1) Siswa membaca teks yang ada pada buku tentang gaya gravitasi dalam kehidupan sehari-hari.

2) Siswa menggaris bawahi informasi-informasi penting yang ada. Informasi berhubungan dengan gaya gravitasi. (mengamati) 3) Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang gaya gravitasi

(menanya)

4) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok

5) Setiap kelompok mendapat alat dan bahan untuk melakukan percobaan

6) Siswa melakukan percobaan untuk mengetahui gaya gravitasi (mencoba)

7) Siswa bereksplorasi dengan benda-benda yang sudah dibagikan misalnya bolpoin, siswa mencoba memegang bolpoin kemudian melepaskannya. (mencoba)

8) Siswa menyimpulkan hasil percobaannya (menalar)

9) Setiap kelompok menyampaikan hasil diskusinya di depan kelas. 10) Siswa dan guru membuat kesimpulan tentang pengertian gravitasi

(menalar)

11) Siswa membuat parasut untuk membuktikan adanya gaya gravitasi (mencoba)


(71)

12) Siswa berdiskusi tentang hubungan permainan parasut dengan gaya gravitasi. (menalar)

13)Siswa menceritakan pengalamannya bermain parasut dengan memperhatikan bahasa Indonesia yang baik dan benar dan memperhatikan unsur-unsur ceritanya.

14)Siswa membuat cerita, menceritakan pengalaman setelah bermain parasut. (menalar)

15)Siswa membacakan ceritanya di depan kelas (mengkomunikasikan) 16)Dalam kegiatan bercerita, siswa juga menjelaskan tentang sikap yang

harus ditunjukan saat bermain parasut dan manfaat yang diperoleh dari mempraktikkan sikap itu.

Pertemuan 2 a. Kegiatan Inti

1) Guru menggali pengetahuan dari siswa tentang gaya dan gerak. 2) Siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang gaya gaya magnet

(menanya).

3) Siswa diberi kesempatan membaca ilustrasi tentang gaya dan gerak agar memperoleh gambaran konkret tentang gaya magnet (mengamati).

4) Siswa dibagi dalam kelompok.

5) Setiap kelompok diberi alat untuk melakukan percobaan. (Magnet batang, peniti, paku paying, karet penghapus, potongan kertas)


(1)

(2)

240

FOTO SIKLUS I

1.1 Mengamati : siswa membaca teks tentang gaya tarik dan dorong.

1.2 Menanya : Siswa tanya jawab dengan guru tentang materi gaya tarik dan dorong.

1.3 Mencoba : siswa bermain kelereng yang berkaitan dengan gaya gesek.

1.4 Menalar : siswa mengerjakan lembar kerja berkaitan dengan gaya gesek.

1.5 Mengkomunikasikan : siswa menyampaikan hasil dari eksperimen yang


(3)

241

FOTO SIKLUS II

2.1 Mengamati : siswa membaca teks tentang gaya grafitasi.

2.2 Menanya : siswa tanya jawab tentang gaya grafitasi.

2.3 Mencoba : siswa dengan bantuan peneliti mencoba menerbangkan parasut sebagai

hasil eksperimen.

2.4 Menalar : siswa mencoba mengerjakan lembar kerja siswa tentang gaya magnet.

2.5 Mengkomunikasikan : siswa mempresentasikan hasil eksperimen tantang


(4)

(5)

243 Lampiran 17


(6)

244 BIOGRAFI

Ana Wahyuningtyas lahir di Gunungkidul, 9 Januari 1993. Anak kedua dari dua bersaudara, dari Bapak Remigius Kardiyo dan Ibu Yustina Maryanti. Tinggal di Kalangbangikulon, Ngeposari, Semanu, Gunungkidul. Pendidikan Dasar di peroleh di SD Ngeposari 1 pada tahun 1999. Kemudian meneruskan Pendidikan Menengah Pertama di SMP 1 Semanu pada tahun 2005. Setelah lulus kemudian melanjutkan Pendidikan Menengah Atas di SMA Negeri 2 Wonosari pada tahun 2008. Hingga akhirnya setelah lulus Sekolah Menengah Atas memutuskan untuk menempuh Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Masa Pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan

menulis skripsi yang berjudul “Peningkatan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Dalam

Materi Gerak Dan Gaya Melalui Pendekatan Saintifik Di SD Kanisius Gayam 1 Yogyakarta Tahun Pelajaran 2014/2015”. Pengalaman yang penulis peroleh selama menempuh pendidikan S1 diantaranya pengalaman mengajar kepramukaan, bimbingan belajar, program pengakraban lingkungan sekolah, dan PPL.