Pengertian Partisipasi KAJIAN PUSTAKA

6

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Partisipasi

Partisipasi berasal dari bahasa Inggris participation yang berarti mengambil bagiankeikutsertaan John M Echols Hasan Shadily 1976. Dalam kamus besar bahasa Indonesia dijelaskan partisipasi berarti hal turut berperan serta dalam suatu kegiatan. Secara umum pengertian partisipasi masyarakat dalam pengembangan pembangunan merupakan keperansertaan semua anggota atau wakil-wakil masyarakat untuk ikut dalam proses pembangunan termasuk didalamnya memutuskan tentang rencana yang akan dilaksanakan, manfaat yang akan diperoleh serta bagaimana pelaksanaan dan mengevaluasi hasil pelaksanaannya. Canter 1981 mendefinisikan partisipasi sebagai feed-forward information and feedback information. Dengan definisi ini partisipasi masyarakat sebagai proses komunikasi dua arah yang terus menerus dapat diartikan bahwa partisipasi masyarakat merupakan komunikasi antara pihak pemerintah sebagai pemegang kebijakan dan masyarakat di pihak lain sebagai pihak yang merasakan langsung dampak dari kebijakan tersebut. Dari pendapat Canter juga tersirat bahwa masyarakat dapat memberikan respon positif dalam arti mendukung atau memberikan masukan terhadap program atau kebijakan yang diambil oleh pemerintah namun dapat juga menolak kebijakan. Universitas Sumatera Utara Begitu pentingnya peran partisipasi dalam masyarakat diharapkan dapat menimbulkan rasa kepemilikan yang kuat didalam masyarakat terhadap hasil-hasil pembangunan yang ada. Soemarmo 2005 mengemukakan bahwa pada dasarnya masyarakat dapat dilibatkan secara aktif sejak tahap awal penyusunan rencana. Keterlibatan masyarakat dapat berupa: pertama pendidikan melalui pelatihan, kedua partisipasi aktif dalam pengumpulan informasi dan partisipasi dalam memberikan alternatif rencana usulan kepada pemerintah, secara skematis dapat digambarkan pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Alur Rencana Sumber Soemarno 2005 Bentuk lain dari partisipasi masyarakat adalah seperti yang kemukakan oleh Robert 2001. Robert pada dasarnya sependapat dengan Geddesian, ia mengemukan pada dasarnya partisipasi diperlukan sejak awal dalam perencanaan pembangunan, sehingga masyarakat seharusnya sudah diajak sejak awal perencanaan pembangunan yang akan dilaksanakan agar pembangunan menjadi tepat sasaran setelah pembangunan selesai dilaksanakan baik secara fungsi maupun secara kebutuhan bagi masyarakat. Peluang partisipasi masyarakat dalam penentuan alternatif kebijakan dan program dimana perencana dengan masyarakat harus sejalan, sehingga program pembangunan dapat sejalan antara pemerintah dan kebutuhan mayarakat sebagai pengguna yang dapat dilihat pada Gambar 2.2. SURVEY ANALISIS RENCANA Universitas Sumatera Utara Masyarakat Perencana Gambar 2.2 Peluang Partisipasi Sumber: Robert 2001 Pada Gambar 2.2 partisipasi masyarakat berada pada tahap pemilihan alternatif kebijakan dan program sementara penetapan tujuan, sasaran dan kebijakan dilakukan secara bersama dengan perencana. Adanya partisipasi masyarakat dalam penetapan tujuan, sasaran dan kebijakan secara bersama antara masyarakat dan perencana menurut Soemarmo 2005 merupakan input sekaligus sebagai ekspresi dan aspirasi masyarakat. Pertimbangan : - Kerangka kerja - Sasaran tujuan Penentuan Sasaran dan tujuan Evaluasi Pemilihan alternatif Penyempurnaan Tujuan dan Sasaran Pengumpulan data analisis Penetapan standar Penyiapan alternatif Pemantauan pelaksanaan Universitas Sumatera Utara Menurut Juliantara 2002 subtansi dari partisipasi adalah bekerjanya suatu sistim pemerintahan dimana tidak ada kebijakan yang diambil tanpa ada persetujuan dari rakyat, sedangkan arah dasar yang akan dikembangkan adalah proses pemberdayaan lebih lanjut dikatakan bahwa tujuan pengembangan partisipasi adalah: a. Partisipasi akan memungkinkan rakyat secara mandiri otonom, mengorganisasikan diri dan demikian akan memudahkan masyarakat situasi yang sulit serta mampu menolak kecendrungan yang merugikan. b. Suatu partisipasi tidak hanya menjadi cermin konkrit peluang ekpresi aspirasi dan jalan memperjuangkanya, tetapi yang lebih penting lagi bahwa partisipasi menjadi sebagai garansi menjadi tidak diabaikannya kepentingan masyarakat. c. Bahwa persoalan dalam dinamika pembangunan bahwa akan dapat diatasi dengan adanya partisipasi masyarakat Juliantara 2002. Literatur klasik selalu menunjukkan bahwa Partisipasi masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan sampai evaluasi program dalam pembangunan, tetapi makna substantif yang terkandung dalam sekuen-sekuen partisipasi adalah voice, akses dan control Juliantara 2002 pengertian dari masing-masing sekuen tersebut adalah: 1. Voice: maksudnya hak dan tindakan masyarakat dalam menyanpaikan aspirasi, gagasan, kepentingan dan tuntutan terhadap komunitas terdekatnya maupun pemerintah. Universitas Sumatera Utara 2. Akses: Maksudnya mempengaruhi dan menentukan kebijakan serta terlibat aktif dalam mengelola barang-barang publik termasuk didalamnya akses warga dalam pelayanan publik. 3. Control: Maksudnya adalah bagaimana warga masyarakat mau dan mampu terlibat dalam mengawasi tugas-tugas pemerintah, sehingga nantinya akan terbentuk pemerintahan yang transparan, akuntabel dan responsif terhadap kebutuhan berbagai masyarakatnya. Sastropoetro 1988 mendefenisikan partisipasi sebagai keterlibatan mentalpikiran dan emosiperasaan seseorang di dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta turut bertanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan. Hal ini menegaskan bahwa seseorang yang berpartisipasi sebenarnya mengalami keterlibatan dirinyaegonya yang sifatnya lebih dari pada keterlibatan dalam pekerjaan atau tugas saja. Selain itu, Sastropoetro 1988 juga mengemukakan pendapat bahwa partisipasi adalah keterlibatan yang bersifat spontan yang disertai kesadaran dan tanggung jawab terhadap kepentingan kelompok untuk mencapai tujuan bersama.

2.2 Fungsi Partisipasi dalam Pembangunan