Setelah dana yang ada pada tiap tahun anggaran, kemudian disalurkan pada pekerjaan yang dibuat, dengan terlebih dahulu menentukan lokasi pekerjaan dapat
dilihat pada Gambar 5.4.
Gambar 5.4 Skema Penentuan Lokasi Pekerjaan.
5.3 Analisis Peran Masyarakat
Keterlibatan partisipasi masyarakat yang dimulai dari proses inisiasi awal melalui sosialiasasi dalam pembangunan jalan. Hal ini dimaksudkan sebagai bentuk
transfer pengetahuan dan kemampuan. Keterlibatan masyarakat dalam pembangunan lingkungan merupakan bukti terjalinnya hubungan baik relationship antara
masyarakat dengan stakeholder dalam hal ini Pemerintah Kota Medan dan konsultan pendamping. Peran masyarakat dimulai dari pembentukan tenaga fasilitator lapangan
TFL dan perekrutan kader masyarakat. Pembinaan yang dilakukan kepada fasilitator dan kader masyarakat itu berupa
pelatihan-pelatihan teknis pembangunan dan administrasi keuangan. Dari hasil
BKM
Kepala lingkungan
KSM Merak 1
KSM Merak 2
tak pernah dapat
KSM Merak 3
KSM Melati
KSM Mawar
Universitas Sumatera Utara
pembinaan ini nantinya fasilitator dan kader masyarakat ini menjadi pioner, dan mampu menularkan pengetahuan dan pemahaman ke lingkungan sekitarnya.
Keikutsertaan masyarakat di Kampung nelayan secara umum diwakili oleh unsur tokoh masyarakat, kepala lingkungan, kader PKK, Ketua BKM dan aparat
kelurahan dimulai dengan adanya undangan sosialisasi yang diprakarsai dan difasilitasi oleh pemerintah daerah. Konsultan pendamping sendiri menjadi
narasumber bagi pengetahuan dan pemahaman tentang pembangunan yang ada di Kota Medan didampingi oleh TFL dan kader masyarakat. Dengan dipahaminya
rencana pembangunan BKM akan melihat dan menggali bersama masyarakat seperti apakah kondisi kerusakan jalan lingkungan yang ada melalui survei kampung
sendiri. Keterlibatan masyarakat lebih tertarik lagi pada saat penyebaran kuesioner
yang dilakukan oleh konsultan pendamping bersama-sama dengan, TFL, kader masyarakat, perangkat kelurahan dan lingkungan, guna mengetahui seberapa jauh
pemahaman masyarakat tentang pembangunan lingkungan. Dan berapa banyak jalan yang masih baik atau sudah rusak. Juga seberapa besar keinginan mereka untuk dapat
berpartisipasi dalam pembangunan. Pada proses penjaringan minat masyarakat ini, masyarakat yang menjadi narasumbernya adalah masyarakat di sekitar jalan yang
jalannya sangat rusak parah, sehingga kegiatan ini begitu menarik dan memotivasi mereka untuk ikut terlibat dalam pengisian kuesioner dan wawancara karena kegiatan
tersebut merupakan hal baru bagi masyarakat dalam berperan serta pada kegiatan yang dilaksanakan pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
Didalam memudahkan dalam tabusasi data peneliti membuat pengkodean pada informan saat wawancara dalam Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Kode Singkatan Informan
No Uraian
Kode
1. Kepala Lingkungan
KL 2.
Kepala Blok Kampung KBK
3. Kepala Tukang
KT 4.
Warga Kampung Nelayan WR
5. Ketua BKM
BKM
Sumber: Analisis Peneliti, 2014
Wawancara pertama pada tokoh masyarakat dan organisasi yang bersangkuatn mengenai pendanaan pekerjaan dan selanjutnya yang dapat terlibat pekerjaan tersebut
dalam program yang ada: “dalam pelaksanaan pembangunan di Linkungan XII ini sebenarnya masih
ada dana yang belum terserap, seperti dana Tahun Anggaran 2011, Tahun Anggaran 2012 dan Tahun Anggaran 2013, ya karena warga yang kurang antusias dalam
program pembangunan sehingga dana pekerjaan belum dapat terlaksana seluruhnya“ BKM.
“dalam pengerjaan jalan rabat beton melibatkan partisipasi masyarakat, dimana dananya dari PNPM tetapi untuk pengerjaanya menggunakan tenaga
Universitas Sumatera Utara
masyarakat tetapi tetap mennggunakan satu orang tukang sebagai pemandu dengan cara diberi upahnya”KL.
Wawancara kepada masyarakat melalui sosialisasi dan pelibatan masyarakat dalam mencari tahu seberapa besar partisipasi masyarakat serta seberapa besar minat
mereka untuk terlibat dalam pembangunan. Masyarakat yang terlibat pada pembangunan merupakan masyarakat yang tinggal pada blok kampung masing-
masing. “dalam pembangunan jalan rabat beton, saya selalu dilibatkan sebagai kepala
tukang oleh BKM dengan membantu menghitung kira-kira berapa banyak bahan yang akan digunakan sesuai volume yang akan dikerjakan, tetapi untuk membeli bahan
langsung dari BKM, yang kami terima disini berupa bahan dari BKM sehingga berapa banyak dana yang masuk dan keluar kami tidak tahu”TK.
Untuk pelaksanaan pembangunan jalan lingkungan rabat beton, BKM mewakili PNPM Mandiri perkotaan sangat dominan dalam pengaturan keuangan dan
pembelian bahan karena BKM tidak pernah memberikan dana kepada masyarakat tetapi masyarakat hanya diberi bahan berupa pasir, semen, besi bangunan, pipa
paralon untuk tiang, papan dan kayu serta alat pertukangan. Sehingga masyarakat hanya terlibat dalam pengerjaan fisiknya tanpa tahu berapa dana yang digunakan dan
diterima dari pemerintah. “pada pengerjaan jalan rabat beton, saya selaku kepala blok kampung taruna
mengajak masyarakat untuk berpartisipasi, tapi umumnya masyarakat hanya
Universitas Sumatera Utara
membantu hari-hari pertama saja dengan alasan pergi melaut mencari ikan dan lagi pula kan sudah tukang yang dapat melanjutkan alasan mereka”KP.
Dalam partisipasi masyarakat dalam pembangunan jalan lingkungan rabat beton belum begitu mengembirakan, karena masyarakat hanya pada hari-hari pertama
saja ikut terlibat membantu tetapi pengerjaan selanjutnya mereka tidak membantu dengan alasan kesibukan mencari nafkah untuk kebutuhan sehari-hari dan dengan
adanya sikap bahwa dana pembangunan tidak transparansi berapa dana sesungguhnya digunakan. Disamping itu pihak BKM sudah memberdayakan satu orang tukang dan
satu orang kernek dalam pengerjaannya. “Kami selaku warga merasa kurang adil diberlakukan dalam pembangunan
karena dananya tak jelas juga pembangunnanya tidak merata, itulah sebabnya warga tidak begitu antusias dalam partisipasi pembanguan jalan lingkungan”WR
Untuk tukang dan kenek yang digunakan tersebut memang sudah dari dulu diberdayakan pada setiap pembangunan yang ada dikampung nelayan, baik dari
pembangunan pemasangan listrik, pembangunan rumah warga dan pemasangan sumber air bersih yang ada di lingkungan kampung nelayan, oleh sebab itu tukang ini
memang memahami betul kondisi lapangan baik perhitungan bahan yang akan digunakan maupun sketsa bentuk gambar kerja akan dibangun sesuai dengan medan
yang ada maupun bahan yang cocok digunakan dilingkungan kampung nelayan. Bila ada pembangunan yang akan diadakan dikampung nelayan, kepala
lingkungan selalu merekomendasikan kepala tukang tersebut kepada BKM, sehingga setiap pembangunan yang ada tak lepas dari karya tangannya dan masukan-masukan
Universitas Sumatera Utara
serta saran yang diperlukan dalam pelaksanaan, untuk peran masyarakat dalam pembangunan dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3 Peran masyarakat dalam pembangunan jalan lingkungan
Peran yang dijalankan pelaku
informasi
Fasilitator, pemberdayaan dan pendampingan.
a. Memberikan persetujuan
pembangunan. b. Mendampingi LPM dengan
masyarakat. c. Kepanjangan tangan pada
pemerintahan.
d.Sosialisasi dan pengawasan pelaksaan.
Kepala Lingkungan
“dalam pengerjaan jalan rabat beton melibatkan partisipasi
masyarakat, dimana dananya dari PNPM tetapi untuk
pengerjaanya menggunakan tenaga masyarakat tetapi tetap
mennggunakan satu orang tukang sebagai pemandu
dengan cara diberi upahnya”KL
Fasilitator, pendampingan, mengerjakan pembangunan.
a. Membuat desain. b. Menghitung penggunaan
bahan yang akan digunakan. c. Menerima bahan masuk.
d. Mengarahkan pekerjaan fisik dilapangan pada masyarakat.
Kepala Tukang
“Pada pembangunan jalan rabat beton, saya selalu
dilibatkan sebagai kepala tukang oleh BKM dengan
membantu menghitung kira – kira berapa banyak bahan
yang akan digunakan sesuai volume yang akan dikerjakan,
tetapi untuk membeli bahan langsung dari BKM, yang
kami terima disini berupa bahan dari BKM sehingga
berapa banyak dana yang masuk dan keluar kami tidak
tahu”TK
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3 Lanjutan
Peran yang dijalankan pelaku
informasi
Berikut merupakan peran yang dijalankan masyarakat dalam pembangunan jalan lingkungan sebagai wujud partisipasi masyarakat dalam pembuiatan jalan rabat
beton dilingkunanganya dalam program PNPM-Mandiri perkotaan, masyarakat yang mengerjakan merupakan warga yang tinggal di blok kampung masing-masing dengan
dipandu oleh kepala tukang yang ditunjuk dan satu orang kenek. Dalam hal ini masyarakat hanya membantu dalam pengerjaan secara suka rela
dan gotongroyong yang di koordinir oleh kepala blok kampung masing-masing dimana pembangunan dilaksanakan, sementara bahan material pembangunan
Menghimbau, pendampingan, membina.
a. Menentukan lokasi pekerjaan b. Mengumpulkan dan mengajak
masyarakat c. Menerima hasil pekerjaan
d.Menjaga keamanan dan kelancaran pekerjaan
Ketua Blok
Kampung Taruna
“ Dalam pengerjaan jalan rabat beton, saya selaku kepala blok kampong
taruna mengajak masyarakat untuk berpartisipasi, tapi umumnya
masyarakat hanya membantu hari – hari pertama saja dengan alasan pergi
melaut mencari ikan dan lagi pula kan sudah tukang yang dapat
menlanjutkan alasan mereka”KP
Pekerja, mitra, pemanfaat a. Ikut mengerjakan program
yang ada. b. Menyediakan makanan
ringan bagi pekerja. Guru
warga
“Kami selaku warga merasa kurang adil diberlakukan dalam pembangunan
karena dananya tak jelas juga pembangunnanya tidak merata, itulah
sebabnya warga tidak begitu antusias dalam partisipasi pembanguan jalan
lingkunga”WR
Universitas Sumatera Utara
langsung di suplai oleh BKM kepada ketua Blok kampong untuk menyimpan bahan yang di suplai dari seberang, dalam pelaksanaan dilapangan tidak bisa dikerjakan
secara bersamaan tetapi harus dengan waktu yang berbeda karena pekerjaannya menunggu tukang yang telah ditunjuk untuk menyelesaikan pekerjaan pada blok
kampong yang lain selesai atau secara bergantian.
Gambar 5.5 Diagram partisipasi masyarakat dalam pembangunan.
Organisasi BKM
Kepala Lingkungan
Kepala tukang Ketua Kelompok
Blok Kampung
masyarakat membantu secara
gotong royong
Pekerjaan dilaksanakan
Kepala tukang, dibantu kenek
memandu dalam pengerjaan
pekerjaan Ketua kelompok
mengumpulkan dan mengkoordinir
warga masyarakat dan menerima
bahan material
Universitas Sumatera Utara
Disimpulkan bahwa peran pelaku yang paling dominan ada pada masyarakat yang berfungsi sebagai kepala tukang dalam pembangunan:
1. Dimulai dengan kedatangan BKM ke kepala lingkungan dan kepala
lingkungan menunjuk kepala tukang yang sudah pengalaman, kemudian kepala tukang menghitung berapa banyak bahan yang akan digunakan
dengan volune yang ditentukan. 2.
Peran kepala lingkungan hanya sebagai mengetahui bahwa sanya di setujui adanya program pembangunan disekitar lingkungannya.
5.4. Analisis Keterlibatan Masyarakat dalam Pembangunan