Disimpulkan bahwa peran pelaku yang paling dominan ada pada masyarakat yang berfungsi sebagai kepala tukang dalam pembangunan:
1. Dimulai dengan kedatangan BKM ke kepala lingkungan dan kepala
lingkungan menunjuk kepala tukang yang sudah pengalaman, kemudian kepala tukang menghitung berapa banyak bahan yang akan digunakan
dengan volune yang ditentukan. 2.
Peran kepala lingkungan hanya sebagai mengetahui bahwa sanya di setujui adanya program pembangunan disekitar lingkungannya.
5.4. Analisis Keterlibatan Masyarakat dalam Pembangunan
Kajian ini dilkukan untuk melihat sejauh mana keterlibatan masyarakat dalam pembangunan jalan lingkungan dalam hal ini pemabangunan jalan rabat beton dan
motivasinya terlibat dalam setiap tahapan pelaksanaan dan pengelolaan jalan itu sendiri. Dimulai dari tahap inisiasi awal dan survei kampung, kemudian tahap
pembangunan selanjutnya adalah tahap pengelolaan dan pemeliharaan. 5.4.1
Keterlibatan tahap survey Tahap ini dilkukan sebelum penentuan lokasi mana yang akan dibangun jalan
lingkungan dengan rabat beton. Tetapi dalam hal ini tidak melibatkan masyarakat secara menyeluruh, melainkan hanya kepala lingkungan, ketua BKM, kepala tukang
dan ketua blok kampung masing-masing yang ada di kampung nelayan. “Dalam tahap survey pada lokasi mana yang akan dibangunan dengan beton
yang tadinya dari kayu, kepala lingkunagan dan BKM menanya ke saya kira-kira
Universitas Sumatera Utara
mana yang paling penting dahulu untuk dibangun tanpa perlu menanyakan kepada masyarakat”KP5.
Pada tahap survey ini ketua BKM meminta pendapat kepada kepala lingkungan, kemudian kepala lingkungan membawa BKM kepala kepala blok
kampung dan selanjuntnya kepala blok kampung menentukan dimana kira-kira lokasi yang dapat untuk dapat dibangun jalan rabat beton, berikut diagram dalam hal
penetuan lokasi Gambar 5.6.
Gambar 5.6 Diagram penentuan lokasi pekerjaan. 5.4.2
Keterlibatan Dalam Pelaksanaan Keterlibatan masyarakat pada tahap ini dilaksanakan secara suka rela, pada
lingkungannya masing-masing sehinga masyarakat pada blok kampung yang lain
BKM
Kepala Lingkungan
Ketua blok kampung
kerang
Menentukan lokasi pekerjaan jalan
rabat beton Ketua blok
kampong depan
Ketua blok kampung
banjar Ketua blok
kampung taruna
Ketua blok kampung
tengah
Universitas Sumatera Utara
tidak ikut serta membantu, tetapi cukup blok kampong yang bersangkutan saja yang ikut berpartisipasi.
“Kami hanya gotong royong dilingkungan kami aja, kalau ada program pembangunan, karena masing-masing blok lain sudah punya kelompok warga
sendiri”WR. Namun dalam keterlibatan partisipasi masyarakat dalam program
pembangunan umumnya pada hari-hari pertama saja masa pelaksanaan , karena sebagian warga tidak bisa membantu sampai selesai dengan alasan sibuk mencari
nafkah dengan pergi kelaut menjala ikan. “Pembangunan disini terlaksana sepotong-potong, mungkin karena warga
ikut mengerjakannya tidak secara penuh, tapi pada hari-hari pertama saja mereka membantu”KP.
Ini merupakan salah satu yang membuat pekerjaan dilapangan kurang optimal berjalan dengan baik karena sumber daya manusia dalam hal masyarakat setempat
partisipasi tidak dapat secara optimal ikut berpartisipasi dalam pembangunan program yang ada, sehingga mengandalkan tenaga bantuan lain seperti tukang yang
ditunjuk dalam pelaksanaan yang dibantu seorang kenek bangunan sebagai tenaga utama pada saat pelaksanaan, dalam hal dipastikan ada pengeluaran dana berupa upah
kerja kepada tenaga tukang tersebut dibantu seorang kernet sebagai pembantunya, sedangkan masyarakat tidak mendapat upah tetapi memberikan bantuan tenaga dan
membantu seperlunya dalam pelaksanaan pembangunan dilingkungan mereka
Universitas Sumatera Utara
masing-masing seperti dapat dilihat pada diagram pelaksanaan yang ada pada Gambar 5.7.
Gambar 5.7 Diagram pelaksanaan pekerjaan
5.4.3 Keterlibatan Tahap Pemeliharaan
Pada tahap ini masyarakat diharapkan memelihara untuk memelihara hasil pembangunan jalan lingkungan rabat beton yang telah dibuat. Umumnya hasil
pekerjaan rabat beton minim perawatan tidak seperti pembuatan jalan lingkungan yang tebuat dari kayu yang membutuhkan banyak perawatan dan perbaikan karena
kondisi kayu mudah lapuk dan patah terkena air. “Disini yang sering kami lakukan pemeliharaan pada jalan lingkungan dari
kayu, banyak yang sudah patah – patah dan bolong karena banyak yang rusak dengan cara meminta sumbangan warga lima ribu rupiah tiap bulan untuk membeli papan dan
Ketua blok kampung
Selesai pekerjaan Kepala tukang dan kenek
Warga masyarakat
Dari awal sampai akhir pekerjaan
Awal pekerjaan saja
Universitas Sumatera Utara
kayu, untuk itu kami harapkan ditempat kami segera di buat juga jalan dari beton”WR.
Untuk pemeliharaan jalan rabat beton ada juga mengalami kerusakan seperti permukaannya sudah mulai terkelupas bahkan ada juga jalan rabat beton yang patah
karena pondasi tidak kuat sehingga menjadi turun pada bagian tengah. Disamping itu pada pembangunan jalan lingkungan rabat beton seperti kurang mendapat
perencanaan yang matang terbukti dengan apabila air pasang jalan rabat beton tersebut ikut terendam rata dengan permukaan air laut, mungkin inilah yang
membuat jalan rabat beton mudah rusak akibat sering terendam air. “Disini ada namanya pasang air laut setiap bulan sekali, sampai air merendam
jalan lingkungan dari rabat beton sebagaian, justru jalan dari kayu yang tidak terendam”KP.
Dalam hal hasil pembangunan ini sudah saatnya stakeholder yang ada pada tahap perencanaan dan survey awal harus betul-betul melihat kondisi yang ada dalam
pembanguan pada kampong nelayan, sehingga berfungsi maksimal dan tepat sasaran. Pada hasil pembangunan tidak terdapat perawatan yang dilakukan warga
sekitar disamping karena tidak terdapat anggaran juga karena tidak ada sosialisasi dalam merawat pembanguan, namun warga hanya melakukan perawatan pada jalan
setapak yang terbuat dari kayu yang memang kondisinya sudah mulai lapuk dan patah dengan cara tambal sulam dengan dana warga sendiri secara swadaya, hal ini
dilakukan dengan cara mengutip iuran yang dipandu seorang warga, dalam hal pemeliharaan dapat dilihat pada Gambar 5.8.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 5.8. Diagram perawatan pekerjaan. Dapat disimpulkan bahwa analisis keterlibatan masyarakat dalam
pembangunan jalan lingkungan di kampung nelayan dapat diuraikan:
Pemeliharaan Jalan lingkungan
Diperlukan dana perawatan
Jalan dari rabat beton Jalan dari papan dan kayu
Masalah: -terendam air bila pasang
besar sebulan sekali -menjadi patah bagian
tengah akibat lapuk terendam air laut
-mulai terkelupas pada bagian permukaan
sehigga tampak kerikil dan besi.
Masalah: -Jalan papan sudah
banyak yang patah dan bolong-bolong karena
lapuk -belum semua lokasi
dapat program pembuatan jalan rabat
beton sehingga masih banyak jalan dari kayu
Tidak ada perawatan dari warga dan staekholder
ada perawatan dari warga sekitar saja
Universitas Sumatera Utara
1. Adanya survey dalam pembangunan jalan lingkungan rabat beton, tidak
melibatkan masyarakat tetapi hanya BKM, Kepala lingkungan, dan ketua blok kampung.
2. Pada tahap pelaksanaan pembangunan masyarakat hanya membantu pada
hari-hari pertama saja, kemudian untuk penyelesaiannya diserahkan kepada satu orang tukang dan satu orang kernek yang ditunjuk dengan
sistim gaji harian. 3.
Pada tahap pemeliharaan hasil pembangunan, masyarakat tidak melakukan pemeliharaan pada jalan rabat beton, karena tidak adanya dana yang
tersedia dari pemerintah.
5.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat dalam