Konsep Partisipasi Masyarakat Pendekatan Partisipasi Masyarakat

Sejak tahun 1999 dikeluarkan berbagai instrument hukum berupa undang- undang UU atau Peraturan Pemerintah PP yang membuka lebar ruang bagi partisipasi masyarakat dalam pembuatan kebijakan publik dan monitoring pembangunan. Undang-undang no 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah, secara substansif menempatkan partisipasi masyarakat sebagai instrument yang sangat penting dalam system pemerintahan daerah dan berguna untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan sosial, menciptakan rasa memiliki pemerintahan, menjamin keterbukaan, akuntabilitas dan kepentingan umum, mendapatkan aspirasi masyarakat, dan sebagai wahana untuk agregasi kepentingan dan mobilisasi dana.

2.3 Konsep Partisipasi Masyarakat

Dari berbagai kajian dan tafsiran mengenai partisipasi oleh Koentjaningrat 1994 membuat suatu rangkuman mengenai konsep partisipasi tersebut yaitu: a. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa mengikut sertakan dalam pengambilan keputusan. b. Partisipasi adalah pemekaan membuat peka pihak masyarakat untuk meningkat kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi proyek-proyek pembangunan. c. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan hal itu. d. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan para staf yang melakukan persiapan, monitoring proyek supaya Universitas Sumatera Utara memperoleh informasi mengenai kontek sosial dan dampak - dampak sosial. e. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan yang ditentukan sendiri. f. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan dan lingkungan mereka. Sehingga dengan demikian berbagai pandangan dan tafsiran mengenai konsep partisipasi secara umum kita dapat melihat bahwa partisipasi masyarakat diartikan adalah sebagai keikutsertaan, peran serta atau keterlibatan yang berkaitan dengan keadaan lahiriahnya saja, padahal partisipasi masyarakat hendaknya melibatkan emosional dan perasaan jiwa yang dapat melahirkan ketulusan dan kejujuran dalam pelaksanaanya secara terbuka dan musyawarah.

2.4 Pendekatan Partisipasi Masyarakat

Dalam partisipasi masyarakat perlu diadakan pendekatan-pendekatan seperti yang disebutkan Mikkelsen 2006 menyebutkan secara garis besar ada 2 hal dalam pendekatan partisipasi yaitu: 1. Partisipasi datang dari masyarakat sendiri, merupakan tujuan dari proses demokrasi, namun demikian sedikit saja masyarakat yang mau melakukan pendekatan sukarela dalam kegiatan pembangunan. 2. Partisipasi dengan motivasi yang positif yang bersifat memaksa. Dengan pendekatan ini masyarakat dipaksa untuk berpartisipasi dalam Universitas Sumatera Utara pembangunan dengan motivasi agar dapat melaksanakan dan menikmati hasil pembangunan secara lebih baik. Selanjutnya disebutkan bahwa partisipasi dapat dilaksanakan dengan tingkat paksaan dan sukarela yang berbeda-beda serta tingkat keaktivan masyarakat yang berbeda-beda pula, namun demikian guna mencapai keberhasilan pembangunan partisipasi aktif dan sukarela hal yang harus diupayakan. Club Du Sahel 1988 mendeskripsikan pendekatan-pendekatan dalam pelaksanaan partisipasi sebagaimana dalam Tabel 2.1. Tabel 2.1 Pendekatan Partisipasi No Jenis pola Pendekatan Keterangan Partisipasi 1. Partisipasi Pendekatan Komunikasi satu arah seperti pasif, tanpa guru dan murid yang diterap- pendekatan pelatihan kan antara staf proyek dan dan informasi masyarakat 2. Partisipasi Pendekatan Dialog dan komunikasi dua aktif, pelatihan dan arah memberikan kepada kunjungan masyarakat kesempatan untuk berinteraksi dengan petugas penyuluh dan pelatih luar 3. Partisipasi Pendekatan Masyarakat setempat baik dengan, kontrak tugas secara pribadi maupun keterikatan yang dibayar bila sekelompok kecil diberikan anda melakukan ini pilihan untuk terikat pada maka proyek akan sesuatu dengan tanggung jawab melakukan itu atas setiap kegiatan pada Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Lanjutan No Jenis pola Pendekatan Keterangan Partisipasi masyarakat atau proyek model ini memungkinkan untuk beralih dari model klasik kepada model yang diberi subsidi dimana panitia setempat bertanggung jawab atas pengorganisasian pelaksa- naan tugas. Manfaatnya dapat dibuat modifikasi seiring tujuan yang di inginkan. 4. Partisipasi Kegiatan yang Kegiatan yang berfokus untuk atas didorong oleh menjawab kebutuhan masya- permintaan permintaan kat setempat bukan kebutuhan yang dirancang dan disuarakan pihak luar kegiatan bukanlah proyek yang tipikal. Tidak ada sasaran untuk suatu periode tertentu. Sumber: Club Du Sahel 1988

2.5 Dukungan Masyarakat