2.1.2.5 Keuntungan dan kelemahan Pembelajaran Tematik
Dalam Panduan KTSP, 2007 : 253, menyatakan bahwa pembelajaran tematik yang merupakan bagian dari pembelajaran terpadu memiliki keuntungan
yang dapat dicapai, antara lain: 1
Memudahkan pemusatan perhatian pada satu tema tertentu 2
Siswa mampu mempelajari pengetahuan dan mengembangkan berbagai kompetensi antara isi mata pelajaran dalam tema yang sama.
3 Pemahaman materi mata pelajaran lebih mendalam dan berkesan.
4 Kompetensi dasar dapat dikembangkan lebih baik dengan mengaitkan mata
pelajaran lain dengan pengalaman pribadi siswa. 5
Lebih dapat dirasakan manfaat dan makna belajar karena materi disajikan dalam konteks tema yang jelas.
6 Siswa lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi nyata,
untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam suatu mata pelajaran dan sekaligus dapat empelajari mata pelajaran lain.
7 Guru dapat menghemat waktu sebab mata pelajaran yang disajikan secara
tematik dapat dipersiapkan sekaligus, dan diberikan dalam dua atau tiga pertemuan, dan waktu selebihnya dapat dimanfaatkan untuk kegiatan
remedial, pemantapan atau pengayaan materi. Pembelajaran tematik juga memiliki beberapa kelemahan. Menurut Majid
2014: 93 kelemahan dalam model pembelajaran tematik adalah dalam pelaksanaannya, yaitu pada perencanaan dan pelaksanaan evaluasi yang lebih
menuntut guru untuk melakukan evaluasi proses, dan tidak hanya evaluasi dampak pembelajaran langsung saja. Guru dituntut untuk berwawasan luas,
memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, berani mengemas dan mengembangkan materi, serta guru
dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan
ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja. Sedangkan keterbatasan pembelajaran tematik pada aspek peserta didik adalah pembelajaran tematik
menuntut kemauan belajar peserta didik yang relatif baik, baik dalam dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Peserta didik dituntut hal tersebut
karena pembelajaran tematik menekankan pada kemampuan analitis, kemampuas asosiatif atau menghubung-hubungkan, kemampuan eksploratif atau menemukan
dan kemampuan elaboratif atau menggali.
2.1.3 Pendekatan Saintifik
Menurut Nani Rohmani 2013: 2 menyatakan bahwa
scientific
memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal
dari mana saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Oleh karena itu kondisi pembelajaran yang diharapkan tercipta diarahkan untuk
mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber observasi, bukan diberi tahu.
Kemendikbud 2013: 233 menjelaskan bahwa pendekatan ilmiah
scientific approach
dalam pembelajaran meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua
mata pelajaran. Kemendikbud 2013: 208 memaparkan proses pembelajaran disebut ilmiah jika memenuhi kriteria seperti berikut:
1 Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat
dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.
2 Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-peserta
didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.
3 Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis, analistis,
dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.
4 Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik dalam
melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari substansi atau materi pembelajaran.
5 Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami,
menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran.
6 Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggung
jawabkan. 7
Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik system penyajiannya.
Konsep pendekatan saintifik dapat diartikan sama dengan pendekatan keterampilan proses. Menurut Semiawan 1987: 17-18 menjelaskan bahwa