4.4.2 Pembahasan
Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Perubahan dan
pengembangan kurikulum merupakan hal yang penting karena kurikulum harus mengikuti perkembangan dan tuntutan zaman Muhammad Nuh dalam Mulyasa
2013: 60. Pelaksanaan kurikulum 2013 mengacu pada pendekatan tematik integratif
atau terpadu. menurut Majid 2013: 119 menjelaskan bahwa pembelajaran terpadu adalah sebagai pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa
bidang studi untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada anak. Pelaksanaan kurikulum juga mengacu pada pendekatan saintifik. Menurut
Kemendikbud 2013: 233 menjelaskan bahwa pendekatan ilmiah
scientific approach
dalam pembelajaran meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata
pelajaran. Penilaian otentik juga sebagai acuan dalam pelaksanaan kurikulum 2013.
Penilaian otentik merupakan kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai
instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi SK atau Kompetensi Inti KI dan Kompetensi Dasar KD
Kunandar, 2014: 35-36. Pelaksanaan kurikulum 2013 menggunakan Pendidikan karakter berbasis
budaya lokal. Udin S 2011:4.44 menjelaskan bahwa proses pembelajaran berbasis budaya bukan sekedar mentransfer serta menyampaikan budaya kepada
siswa tetapi menggunakan budaya untuk menjadikan siswa mampu menciptakan makna, menembus batas imajinasi dan kreativitas untuk mencapai pemahaman
terpadu tentang ilmu dalam konteks budaya. Di sekolah penerapan kurikulum 2013 belum terlaksana secara maksimal
dikarenakan guru masih belum memahami pelaksanaan pembelajaran tematik integratif, pendekatan saintifik, dan penilaian otentik, sehingga guru
membutuhkan suatu suplemen bahan ajar yang mengacu kurikulum 2013. Oleh sebab itu peneliti mengembangkan bahan ajar yang mengacu kurikulum 2013.
Hasil pengembangan menunjukkan bahan ajar yang mengacu kurikulum 2013 mendapat respon yang positif dari guru dan siswa. Hal ini nampak dari antusias
siswa pada pelaksanaan uji coba produk yang dikembangkan. guru juga merasa bahan ajar yang mengacu kurikulum 2013 ini akan membantu guru dalam
melaksanakan proses belajar mengajar yang mengacu kurikulum 2013. Berdasarkan kajian produk yang telah direvisi sesuai dengan pakar
kurikulum 2013, dua guru kelas IV yang sudah melaksanakan kurikulum 2013, dan 10 siswa kelas IV SD Kanisius Kenteng dapat disimpulkan bahwa bahan ajar
sudah memenuhi kriteria kelayakan yang sangat baik untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Terbukti dengan perolehan skor pada hasil validasi yang
tertera dalam tabel berikut.
Tabel 4.3 Rekapitulasi validasi pakar kurikulum SD 2013, dua guru kelas IV yang sudah melaksanakan kurikulum SD 2013, dan siswa
kelas IV
No Validator
Rerata Kategori
1 Pakar Kurikulum SD 2013
4,29 Sangat Baik
2 Guru kelas IV 1
4,59 Sangat Baik
3 Guru kelas IV 2
4,78 Sangat Baik
4 Siswa Kelas IV
4,45 Sangat Baik
Jumlah 18,11
Rerata Jumlah total :Responden 4,52
Sangat Baik
Pada tabel tersebut terdapat dua kategori skor yaitu sangat baik dan baik. Kategori sangat baik merupakan kategori untuk skor rata-rata lebih dari 4,21
sedangkan untuk kategori baik merupakan kategori untuk skor rata-rata lebih dari 3,40 dan kurang dari atau sama dengan 4,21. Validasi produk oleh pakar
kurikulum 2013 memberikan skor 4,29 dengan kategori sangat baik. Guru kelas IV 1 memberikan skor 4,59 dengan kategori sangat baik sedangkan guru kelas IV
2 memberikan skor 4,78 dengan kategori sangat baik. pada validasi lapangan, siswa kelas IV SD Kanisius Kenteng memberikan skor 4,45 dengan kategori
sangat baik. dengan demikian, produk yang dikembangkan oleh peneliti dapat dikatakan memiliki kualitas yang sangat baik dan layak untuk digunakan dalam
kegiatan pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013 kelas IV.