otentik akan dijelaskan sebagai berikut. 1 memerlukan waktu yang intensif untuk mengelola, memantau dan melakukan koordinasi. 2 sulit dikoordinasikan dengan
standar pendidikan yang telah ditetapkan secara legal. 3 menantang guru untuk memberikan skema pemberian nilai yang konsisten. 4 sifat subyektif dalam
pemberian nilai akan cenderung bias. 5 sifat penilaian yang unik mungkin tidak dikenali siswa. 6 bisa bersifat tidak praktis untuk kelas yang berisi banyak siswa.
7 hal yang menantang untuk mengembangkan berbagai jenis materi ajar dari berbagai kisaran tujuan pembelajaran.
2.1.4.4 Jenis-jenis Penilaian Otentik
Dalam materi pelatihan kurikulum 2013 2013: 249 menjelaskan tentang jenis-jenis penilaian otentik. Jenis-jenis penilaian otentik sebagai berikut:
1 Penilaian Kinerja
Penilaian kenierja sebisa mungkin melibatkan partisipasi siswa, khususnya dalam proses dan aspek-aspek yang akan dinilai. Guru dapat meminta siswa
menyebutkan tugas yang akan mereka gunakan untuk menentukan kriteria penyelesaiannya. Cara merekam hasil penilaian kinerja: daftar cek, catatan
anekdot atau narasi, skala penilaian, dan memori atau ingatan. 2
Penilaian proyek Penilaian proyek adalah kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus
diselesaikan oleh peserta didik menurut periode atau waktu tertentu. Tiga hal yang perlu diperhatikan guru, antara lain: pertama, keterampilan peserta didik
dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis
laporan. Kedua, kesesuaian materi pembelajaran dengan pengembangan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik. Ketiga, keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan atau dihasilkan
oleh peserta didik. 3
Penilaian portofolio Penilaian portofolio adalah penilaian kumpulan artefak yang menunjukkan
kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dunia nyata. 4
Penilaian tertulis Penilaian tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu
mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, dan lain sebagainya. Tes tertulis bersifat komprehensif, sehingga mampu
menggambarkan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan peserta didik.
2.1.5 Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Lokal
Menurut
Kamus
Besar
Bahasa Indonesia
2008 karakter merupakan sifat- sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan
dengan yang lain. Dengan demikian, karakter adalah nilai-nilai yang unik-baik yang terpatri dalam diri dan terejawantahkan dalam perilaku Kementerian
Pendidikan Nasional, 2010. Menurut Muchlas Samani 2012:44, pendidikan karakter adalah pendidikan yang mengemban karakter mulia dari peserta didik
dengan mempraktikkkan dan mengajarkan nilai-nilai moral dan pengambilan keputusan yang beradab dalam hubungannya dengan sesama manusia maupun
dalam hubungannya dengan Tuhan. Sedangkan menurut Doni Koessoma. A 2010:4, menjelaskan bahwa pendidikan karakter merupakan sebuah bantuan