2.7. Landasan Teori
Teori segitiga epidemiologi menjelaskan bahwa timbulnya suatu penyakit disebabkan oleh adanya pengaruh faktor penjamu host, penyebab agent dan
lingkungan Environment Wjyanti, 2011. Perubahan pada satu komponen akan mengubah keseimbangan tiga komponen lainnya Murti, 2003. Selain itu perubahan
dari perilaku akan mempengaruhi individu, sehingga akan timbul penyakit secara individu maupun keseluruhan populasi yang mengalami perubahan tersebut.
Demikian juga dengan kejadian DBD yang berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap. Pada prinsipnya status kesehatan individu di pengaruhi oleh
prilaku, lingkungan, dan pelayanan kesehatan.
Gambar 2.3 Model Kausasi Segitiga Epidemiologi
Sumber : murti 2003; Timmreck 2002 Menurut Green dan Kreuter 2000, masalah kesehatan dapat terjadi karena
penyebab perilaku dan non perilaku. Penyebab perilaku itu sendiri hadir karena adanya pengaruh faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor pendorong.
Masalah kesehatan yang dipengaruhi oleh penyebab perilaku dan non perilaku ini
Universitas Sumatera Utara
bersama-sama dengan faktor non kesehatan akan membentuk kualitas hidup dari individu atau masyarakat yang bersangkutan. Faktor predisposisi terkait dengan
pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai dan persepsi seseorang memudahkan atau merintangi motivasi untuk berubah. Faktor enabling terkait dengan pelayanan
kesehatan pendukung, perumahan, sarana sanitasi dasar, fasilitas pendidikan, rendahnya pendapatan dan hukum atau norma yang berlaku. Faktor penguat terkait
dengan lingkungan sosial seperti sikap dan perilaku petugas sosial, petugas kesehatan, tokoh masyarakat dan tokoh agama.
2.8. Kerangka Konsep
Variabel Bebas Variabel terikat
Gambar 2.4 Kerangka Konsep Penelitian
Determinan : 1. Host
- Umur - Jenis Kelamin
- Pendidikan - Pekerjaan
- Pengetahuan - Sikap
2. Agent - Keberadaan Jentik
3. Environment - Tempat Penampungan
Air Kejadian Demam
Berdarah Dengue DBD
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey bersifat analitik dengan desain case control. Penelitian ini melihat paparan yang dialami subjek pada
waktu lalu retrospektif melalui wawancara dengan ,menggunakan kuesioner dan melakukan observasi pada lingkungan rumah responden. Alasan penggunaan desain
ini karena studi case control merupakan studi observasional yang mampu menganalisis hubungan paparan penyakit dengan membandingkan kelompok case
dan control berdasarkan status pajanannya. Secara sederhana, rancangan case control dalam penelitian ini digambarkan
sebagai berikut :
Gambar 3.1. Rancangan Penelitian Case Control
Paparan +
Paparan -
Paparan +
Paparan - Kasus
Penderita DBD
Kontrol Bukan Penderita
DBD Sampel
Retrospektif
Retrospektif
Universitas Sumatera Utara