Berdasarkan Teori Skinner, prilaku manusia terjadi melalui proses Stimulus, Organisme, Respon SOR , maka prilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi
dua, yaitu, prilaku tertutup covert behavior terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut masih belum diamati orang lain, respon seseorang masih terbatatas dalam
bentuk perhatian, perasaan, pengetahuan dan sikap terhadap stimulus.Perilaku terbuka terjadi bila respons terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan atau praktik ini
dapat di amati orang lain dari luar. Meskipun perilaku adalah bentuk respons atau reaksi terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar organism orang, namun dalam memberikan respons sangat tergantung pada karakteristik atau faktor – faktor lain dari orang yang bersangkutan.
Hal ini berarti terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yaitu ;
1. Determinan dalam faktor Internal yaitu karekteristik orang yang bersangkutan, yang bersifat bawaan. Misalnya pengetahuan, sikap.
2. Determinan atau faktor eksternal, yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik sosial budaya, politik dan sebaginya. Faktor lingkungan ini merupakan faktro yang
dominan yang mewarnai perilaku seseorang.
2.6.1. Determinan Perilaku Kesehatan
Lawrence Green dalam Notoatmodjo 2010 menganalisis faktor perilaku ditentukan oleh 3 faktor utama yaitu : faktor predisposisi Predisposing Factors,
terdiri atas faktor pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan dan nilai. Kedua faktor pendukung enabling factors, yang terwujud dalam lingkungan fisik seperti
Universitas Sumatera Utara
ketersediaan saranafasilitas, informasi. Ketiga faktor pendorong reinforcing factors, yang terwujud dalam sikap dan perilaku kelompok referens, seperti petugas
kesehatan, kepala kelompok atau peer group.
Gambar 2.2. Bagan Precede Lawrence W. Green
Didalam proses pembentukan dan atau perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam dan dari luar individu itu sendiri. Faktor-
faktor tersebut antara lain : susunan saraf pusat, persepsi, emosi, proses belajar, lingkungan dan sebagainya. Perilaku diawali dengan adanya pengalaman-pengalaman
seseorang serta faktor-faktor diluar orang tersebut lingkungan, baik fisik maupun non fisik. Kemudian pengalaman dan lingkungan tersebut diketahui, dipersepsikan,
Pendidikan Kesehatan
Predisposing Factors - Kebiasaan
- Kepercayaan - Tradisi
- Pengetahuan - Sikap
Enobling Factors - Ketersediaan fasilitas
- Ketercapaian fasilitas
Reinforcing Factors - Sikap dan perilaku
petugas - Peraturan Pemerintah
Perilaku Masalah
Kesehatan
Non Perilaku
Universitas Sumatera Utara
diyakini dan sebagainya sehingga menimbulkan motivasi, niat untuk bertindak dan akhirnya terjadilah perwujudan niat yang berupa perilaku Notoatmodjo, 2010.
2.6.2. Konsep Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
pancaindra manusia, yakni indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga Notoatmodjo,
2005. Menurut WHO pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau
pengalaman orang lain. selanjutnya menurut poedjawijatna 1991, orang yang tahu disebut mempunyai pengetahuan. Jadi pengetahuan adalah hasil dari tahu. Dengan
demikian pengetahuan atau kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam membentukan tindakan seseorang Notoadmodjo, 2010.
Penelitian Rogers2003, mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi tahap pengetahuan dalam diri orang tersebut terjadi adalah sebagai berikut :
a. Knowledge pengetahun, yakni orang tersebut mengetahui dan memahami akan
adanya sesuatu perubahan baru. b.
Persuasion kepercayaan, yakni orang mulai percaya dan membentuk sikap terhadap perubahan tersebut.
c. Decision keputusan, yakni orang mulai membuat suatu pilihan untuk
mengadopsi atau menolak perubahan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
d. Implementation pelaksanaan, orang mulai menerapkan perubahan tersebut
dalam dirinya. e.
Comfirmation penegasan, orang tersebut menncari penegasan kembali terhadap perubahan yang telah diterapkan, dan boleh merubah keputusannya apabila
perubahan tersebut berlawanan dengan hal yang diinginkannya. Menurut Notoatmodjo 2005, pengetahuan yang tercakup dalam dominan
kognitif mempunya enam tingkatan yaitu : 1. Tahu know
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali recall
sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah. Kata kerja untuk mngukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan
dan sebagainya 2.
Memahami comprehension Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
Universitas Sumatera Utara
3. Aplikasi application
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real sebenarnya. Aplikasi di sini dapat
diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis analysis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen-kompenen, teapi masih di dalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. kemampuan anlisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan membuat bagan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebaginya.
5. Sintesis synthetis
Sintesis menujukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan tau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, dapat
merencanakan, dapat meringkas, dapat meyusaikan, dan sebgainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang tealah ada.
6. Evaluasi evaluation Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian ini didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria
Universitas Sumatera Utara
yang telah ada. Pengukuran pengetahaun dapat dilakukan dengan waawancara atau angket yang menyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek
penelitian atau responden. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket
yang menyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden, kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur dapat
disesuaikan dengan tingkat-tingkatan. Notoadmodjo,2005.
2.6.3. Konsep Sikap