Salah satu faktor risiko penularan  DBD adalah pertumbuhan penduduk perkotaan yang cepat, mobilisasi penduduk karena membaiknya sarana dan prasarana
transportasi dan terganggu atau  melemahnya pengendalian populasi sehingga memungkin terjadinya KLB Smith et al, 2008.  Faktor  risiko lainnya adalah
kemiskinan yang  mengakibatkan orang tidak mempunyai kemampuan  untuk menyediakan rumah yang  layak dan sehat, pasokan air minum dan  pembuangan
sampah yang benar Knowlton dkk, 2009.  Tetapi  di lain pihak, DBD juga bisa menyerang  penduduk yang lebih makmur terutama  yang biasa bepergian.41 Dari
penelitian di  Pekanbaru Provinsi Riau, diketahui faktor  yang berpengaruh terhadap kejadian DBD  adalah pendidikan dan pekerjaan masyarakat,  jarak antar rumah,
keberadaan tempat penampungan air, keberadaan tanaman hias dan pekarangan serta mobilisai penduduk; sedangkan tata letak rumah dan keberadaan jentik tidak menjadi
faktor risiko Roose, 2008.
5.4.   Determinan Tempat Penampungan Air terhadap Kejadian Demam Berdarah
Dengue  DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan
Tempat penampungan air merupakan media untuk berkembangbiak nyamuk. Untuk menghindari agar nyamuk tidak meletakkan telur-telurnya pada tempat
penampungan air agar melakukan pengurasan tempat penampungan air maksimal 1 kali seminggu sehingga telur nyamuk tidak dapat berkembang menjadi nyamuk
dewasa yang siap menularkan DBD. Distribusi  tempat penampungan air  pada masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan
Universitas Sumatera Utara
terhadap kejadian  Demam Berdarah Dengue  DBD  pada kelompok kasus dan kontrol yaitu pada kelompok kasus yang paling banyak tidak adanya tempat
penampungan air  sebesar 82,8, sedangkan kelompok kontrol paling banyak tidak adanya tempat penampungan air sebesar 58,6.
Pada 11 observasi yang dibuat untuk mengukur tempat penampungan air dalam kelompok kasus dan kontrol terhadap kejadian DBD. Pada kelompok kasus
diperoleh bahwa masyarakat yang paling banyak tidak ada tempat penampungan air adalah pada ember dan vas bunga 82,8, sedangkan yang paling banyak ada tempat
penampungan air pada bak mandi 55,2. Pada kelompok kontrol bahwa yang paling banyak ada tempat penampungan air pada bak mandi 75,9, sedangkan yang
paling banyak tidak ada tempat penampungan air yaitu pada tempayan 62,1. Hasil  uji  chi-square  terdapat perbedaan persentase masyarakat yang
mengalami DBD antara yang ada tempat penampungan air 17,2 dibanding yang tidak ada tempat penampungan air 82,8. Ada  hubungan  yang signifikan antara
tempat penampungan air masyarakat dengan kejadian DBD dengan  nilai  p = 0,043 p0,05; OR=3,388, artinya masyarakat  yang  mengalami DBD berpeluang 3 kali
untuk tidak mempunyai tempat penampungan air dibandingkan  masyarakat yang tidak mengalami DBD.
Tempat  penampungan air  berpengaruh terhadap  kejadian penyakit Demam Berdarah  Dengue  DBD di wilayah kerja Puskesmas Batang Toru Kabupaten
Tapanuli Selatan. Hal ini sejalan dengan penelitian Sitorus di Kota Medan tahun 2005 yang mengatakan bahwa ada perbedaan kemungkinan risiko terkena DBD pada
Universitas Sumatera Utara
lingkungan yang tidak bersih dengan lingkungan bersih dari sampah berserakan yang dapat menampung air seperti kaleng bekas, ban bekas, plastik bekas. Nilai OR
sebesar 2,7 kali artinya bahwa kemungkinan orang menderita DBD lingkungannya tidak bersih 2,7 kali dibandingkan dengan orang yang tidak menderita DBD.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa kaleng bekas, ban bekas, plastik dapat memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap
bertambahnya jentik yang otomatis membuka peluang terhadap kejadian DBD. Ban mobil bekas merupakan tempat perkembangbiakan utama jentik daerah perkotaan
Soeroso, 2000. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Irfan dalam Duma, dkk 2007 yang
mengatakan bahwa ada hubungan  yang bermakna antara menjaga kebersihan lingkungan dengan baik dengan kejadian DBD. Lingkungan yang masih terdapat
benda-benda yang dapat menjadi tempat bersarang nyamuk seperti adanya lubang pohon bambu, bekas penampungan tempurung kelapa yang berserakan
mengakibatkan bertambahnya tempat perindukan nyamuk dan jumlah nyamuk akan
bertambah meningkat.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN