Tabel 4.9.Hubungan Determinan Host, Agent dan Environment dengan Kejadian Demam Berdarah
Dengue DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan
Variabel Determinan
Kejadian DBD P
OR 95 Cl
χ
2
Tidak Ya
n n
Host
0,016 3,868
1,260;11,880 Umur
15 tahun ≤15 tahun
22 7
75,9 24,1
13 16
44,8 55,2
5,836
Jenis Kelamin Laki-laki
Perempuan 12
17 41,4
58,6 12
17 41,4
58,6 1,000
1,000 0,352;2,844
0,001
Pendidikan Tinggi
Rendah 18
11 62,1
37,9 13
16 44,8
55,2 0,188
2,014 0,706;5,744
1,732
Pekerjaan Bekerja
Tidak bekerja 25
4 86,2
13,8 25
4 86,2
13,8 1,000
1,000 0,225;4,449
0,001
Agent
Keberadaan Jentik
Tidak ada Ada
19 10
65,5 34,5
9 20
31,0 69,0
0,009 4,222
1,409;12,657 6,905
Environment
Tempat penampungan
air Ada
Tidak ada
12 17
41,4 58,6
5 24
17,2 82,8
0,043 3,388
1,006;11,411 4,077
4.4. Analisis Multivariat
Untuk menganalisis determinan pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue DBD menggunakan uji regresi logistik
ganda multiple logistic regression, karena variabel dependennya 2 kategori yaitu ya dan tidak. Regresi logistik ganda yaitu salah satu pendekatan model matematis untuk
Universitas Sumatera Utara
menganalisis pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen kategorik yang bersifat dikotomi atau binary. Variabel yang dimasukkan dalam
model prediksi regresi logistik ganda adalah variabel yang mempunyai nilai p0,25 pada analisis bivariatnya.
Tabel 4.10. Hasil Analisis yang Memenuhi Asumsi Multivariat Kandidat Variabel
p
Pengetahuan 0,014
Sikap 0,027
Umur 0,016
Jenis kelamin 1,000
Pendiidkan 0,188
Pekerjaan 1,000
Keberadaan jentik 0,009
Tempat penampungan air 0,043
Keterangan : variabel yang memenuhi syarat Variabel yang memiliki nilai probabilitas p lebih kecil dari 0,25 adalah
variabel pengetahuan, sikap, umur, pendidikan, keberadaan jentik dan tempat penampungan air. Selanjutnya seluruh variabel tersebut dengan metode Backward LR
dimasukkan secara bersama-sama kemudian variabel yang nilai p0,05 akan dikeluarkan secara otomatis dari komputer sehingga dapat variabel yang berpengaruh.
Variabel yang terpilih dalam model akhir regresi logistik ganda dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut :
Tabel 4.11. Hasil Akhir Uji Regresi Logistik Berganda Variabel
B Sig.
Exp BOR
95CI
Pengetahuan 2,151
0,018 8,596
1,435-51,489 Umur
1,903 0,026
6,707 1,262-35,641
Keberadaan jentik 3,575
0,003 35,682
3,315-384,022 Tempat penampungan air
3,538 0,005
34,392 2,874-411,627
Konstanta -6,297
- -
-
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan tabel diatas didapatkan hasil bahwa dari 8 variabel independen pengetahuan, sikap, umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, keberadaan jentik
dan tempat penampungan air, hanya 4 variabel independen pengetahuan, umur, keberadaan jentik dan tempat penampungan air yang berpengaruh terhadap kejadian
penyakit Demam Berdarah Dengue DBD di wilayah kerja Puskesmas Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan.
Hasil penelitian diperoleh bahwa variabel yang paling dominan memengaruhi kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue DBD di wilayah kerja Puskesmas
Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan adalah keberadaan jentik dengan nilai koefisien regresi 3,575 dan nilai Exp B OR 35,682 artinya jika masyarakat yang ada
keberadaan jentik kemungkinan terjadi DBD 36 kali lebih besar dibanding dengan masyarakat yang tidak ada keberadaan jentik.
Nilai Percentage Correct diperoleh sebesar 81,0 yang artinya variabel pengetahuan, umur, keberadaan jentik dan tempat penampungan air menjelaskan
pengaruhnya terhadap kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue DBD di wilayah kerja Puskesmas Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan sebesar 81, sedangkan
sisanya sebesar 19 dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam variabel penelitian ini.
Model persamaan regresi logistik berganda yang dapat memprediksi kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue DBD di wilayah kerja Puskesmas Batang Toru
Kabupaten Tapanuli Selatan adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
538 ,
3 575
, 3
903 ,
1 151
, 2
297 ,
6
4 3
2 1
1 1
X X
X X
e y
p
+ +
+ +
− −
+ =
Keterangan: P
: probabilitas kejadian DBD X
1
: Pengetahuan, koefisien regresi 2,151 X
2
: umur, koefisien regresi 1,903 X
3
: keberadaan jentik, koefisien regresi 3,575 X
4
: tempat penampungan air, koefisien regresi 3,538 a
: Konstanta -6,297 Persamaan di atas diketahui bahwa masyarakat yang memiliki pengetahuan
kurang baik, umur ≤15 tahun, keberadaan jentik ada dan tidak ada tempat
penampungan air memiliki probabilitas sebesar 99,2 untuk terjadi DBD. Masyarakat yang memiliki pengetahuan baik, umur 15 tahun, keberadaan jentik
tidak ada dan ada tempat penampungan air memiliki probabilitas sebesar 0,2 untuk terjadi DBD.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Determinan Pengetahuan Masyarakat terhadap Kejadian Demam
Berdarah Dengue DBD di Wilayah Kerja Puskesmas Batang Toru
Kabupaten Tapanuli Selatan
Pengetahuan yang dimiliki merupakan hal yang terpenting dalam pengambilan keputusan untuk menerima suatu informasi. Berdasarkan hasil
penelitian bahwa kategori tingkat pengetahuan pada responden yang DBD yaitu berpengetahuan baik ada 20,7, dan yang berpengetahuan kurang baik ada 79,3.
Sedangkan responden yang tidak DBD yaitu 51,7 yang berpengetahuan baik dan 48,3 yang berpengetahuan kurang baik.
Berdasarkan hasil uji chi square menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan masyarakat dengan kejadian DBD dengan nilai p = 0,014;
OR=4,107 artinya masyarakat yang mengalami DBD berpeluang 4 kali mempunyai pengetahuan kurang baik dibandingkan masyarakat yang tidak DBD. Ada pengaruh
variabel pengetahuan terhadap kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue DBD di wilayah kerja Puskesmas Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan.
Pada Kelompok kontrol bahwa pengetahuan masyarakat yang paling banyak benar adalah pernyataan nomor 15 yaitu tempat perkembang biakan nyamuk Aedes
aegypti bisa di bak mandi, batang bambo, ban bekas berisi air 72,4, sedangkan yang paling banyak salah adalah pernyataan nomor 10 yaitu tanda – tanda penyakit
DBD adalah demam mendadak sampai 14 hari 58,6.
Universitas Sumatera Utara