4. Penyusunan Rencana Program; adalah kegiatan unutk merumuskan
secara tepat dari proses rangkaian kegiatan persiapan pemberdayaan untuk ditindak lanjuti dalam program pelaksanaan pemberdayaan
komunitas adat terpencil sehingga sesuai dengan keinginan dan kebutuhan komunitas adat terpencil itu sendiri. Tahapan persiapan ini
dilaksanakan selama satu tahun anggaran sebelum tahapan pelaksanaan pemberdayaan.
2. Tahapan Pelaksanaan Pemberdayaan
a. Pemberdayaan Sumber Daya Manusia
Pemberdayaan sumber daya manusia dimaksudkan sebagai usaha peningkatan kualitas komunitas adat terpencil yang meliputi berbagai aspek
kehidupan dan penghidupan. Komponen Pemberdayaan sumber daya manusia terdiri dari :
1. Aspek kehidupan seperti komunikasi, interaksi, tumbuhnya rasa
kebersamaan, rasa aman, pendidikan, kesehatan kehidupan beragama dan lain sebagainya.
2. Aspek penghidupan seperti kemampuan melaksanakan usaha pertanian,
perkebunan, perikanan, keterampilan dalam rangka peningkatan perekonomian warga, koperasi, kemitraan dan lain sebagainya.
b. Pemberdayaan Lingkungan Sosial
Pemberdayaan lingkungan sosial dimaksudkan sebagai usaha peningkatan kualitas lingkungan sosial komunitas adat terpencil. Komponen kegiatan
pemberdayaan lingukungan sosial terdiri dari : 1.
Penataan pemukiman di tempat asal; a.
Membangun permukiman sosial secara lengkap
Universitas Sumatera Utara
b. Bantuan stimulus pemugaran perumahan dan lingkungan
c. Dikembangkan sebagai lokasi transmigrasi dengan menerima
pendatang dari luar yang berpihak kepada proses pemberdayaan komunitas adat terpencil.
2. Penataan perumahan dan permukiman di tempat baru
a. Membangun permukiman sosial secara lengkap
b. Mengikutsertakan sebagai warga dampingan pada lokasi transmigrasi
3. Diversifikasi usaha pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan dan
peternakan 4.
Pengembangan irigasi pengairan 5.
Peningkatan prasarana perhubungan, pendidikan dan kesehatan c.
Perlindungan Komunitas Adat Terpencil Perlindungan komunitas adat terpencil dimaksudkan sebagai upaya
melindungi mereka antara lain: 1.
Internal; seperti hak ulayat, hukum adat, sistem kepemimpinan lokal. 2.
Eksternal melalui advokasi dan legislasi
3. Tahapan Monitoring dan Evaluasi
1. Tingkat Pusat
Monitoring dan evaluasi dimaksudkan untuk memantau proses pelaksanaan program pemberdayaan komunitas adat terpencil berdasarkan perencanaan
yang telah disusun. Sedangkan evaluasi dimaksudkan untuk mengetahui hasil-hasil yang telah dicapai, kendala yang dihadapi dan usaha
pemecahannya. Dengan demikian monitoring dan evaluasi meliputi :
a. Monitoring :
Universitas Sumatera Utara
1. Membandingkan antara hasil perencanaan dengan pelaksanaannya
secara operasional 2.
Untuk mengetahui efektivitas dan ketepatan hasil perencanaan dengan pelaksanaanya.
b. Evaluasi :
1. Mengadakan evaluasi kebijakan teknis yang telah disusun oleh
pemerintah daerah dalam pembangunan kesejahteraan sosial khususnya pemberdayaan komunitas adat terpencil
2. Mengadakan evaluasi terhadap pelaksanaan program di lapangan,
baik rutin maupun pembangunan 3.
Sebagai bahan perencanaan di waktu yang akan datang 2. Tingkat Daerah
Pelaksanaan monitoring dan evaluasi oleh jajaran kerja pemerintah daerah disesuaikan dengan kebijakan teknis kondisi daerah masing-masing.
Keberhasilan pemberdayaan komunitas adat terpencil yang dikategorikan terpencil dan terasing dalam berbagai aspek kehidupan dan penghidupan sangat
tergantung pada tekad, sikap dan semangat penyelenggara negara termasuk peran serta seluruh masyarakat dan dunia usaha.
Dalam mekanisme kerja program pemberdayaan komunitas adat terpencil terdapat unsur-unsur yang terlibat yang merupakan tim yang bekerja secara terpadu
dan terkoordinasi, antara lain : 1.
Pemerintah pusat Pada tingkat pusat Kementerian Sosial sebagai penanggung jawab fungsional
dalam pembangunan dan Perlindungan komunitas adat terpencil. 2.
Pemerintahan Provinsi
Universitas Sumatera Utara
Dinas Sosial Provinsi atau instansi yang menangani perlindungan komunitas adat terpencil sebagai penanggung jawab program penyelenggaraan usaha-usaha
perlindungan komunitas adat terpencil. 3.
Pemerintahan Kabupaten Dinas Sosial Kabupaten atau instansi yang menangani perlindungan komunitas
adat terpencil sebagai penanggung jawab program penyelenggaraan usaha-usaha perlindungan komunitas adat terpencil.
4. Organisasi SosialLSM
Lembaga masyarakat yang diakui oleh pemerintah diberikan kesempatan untuk memantau Perlindungan dan Advokasi komunitas adat terpencil.
5. Perguruan Tinggi
Perguruan Tinggi dilibatkan dalam rangka menyusun studi kelayakan dalam bidang Perlindungan dan Advokasi dimana warga komunitas adat terpencil
berada. 6.
Media Massa Media massa cetak dan elektronik dijadikan sebagai alat publikasi dan informasi
dalam penyampaian program-program dan kegiatan perlindungan warga komunitas adat terpencil.
7. Dunia UsahaSwasta
Badan yang dilibatkan untuk memberikan kontribusi dalam rangka meningkatkan usaha-usaha kesejahteraan warga komunitas adat terpencil.
8. Masyarakat
Memberikan sumbangan pemikiran dan pertimbangan berkenaan dengan penentuan program Perlindungan dan Advokasi komunitas adat terpencil atau
Universitas Sumatera Utara
masyarakat dapat menyusun pengertian ciri-ciri atau kriteria komunitas adat terpencil berdasarkan kondisi obyektif sosial budaya daerah setempat.
2.5.4. Sasaran Program Kegiatan Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil