Pranata Hubungan Sosial Kehidupan Sosial Budaya dan Lingkungan 1 Pranata Ekonomi Mata Pencaharian

4.4.6 Pranata Keturunan Hubungan Kekerabatan

Sistem perkawinan pada masyarakat desa Sionom Hudon Selatan merupakan perkawinan campuran. Sistem perkawinan menggunakan Adat Pakpak Dairi dan Adat Toba. Usia perkawinan berkisar antara 16–20 tahun dan bentuk perkawinan adalah monogami. Sebelum melangsungkan perkawinan pihak calon pengantin laki- laki meminang calon pengantin perempuan. Biasanya peminangan dilakukan satu atau dua bulan sebelum acara perkawinan. Upacara perkawinan lazim dilakukan di rumah pihak pengantin perempuan. Garis keturunan yang dianut adalah Patrilineal mengikuti pihak ayah. Khusus mengenai tempat tinggal bagi pasangan yang baru menikah, tidak ada aturan yang mengikat. Semuanya diserahkan kepada yang bersangkutan apakah ingin tinggal di rumah orangtua suami patrilokalitas ataukah dirumah si istri matrilokalitas. Akan tetapi, mayoritas pasangan memilih tinggal di rumah orangtua dari pihak suami. Dalam hal pembagian harta warisan, pihak laki-laki memperoleh harta dominan, tetapi sekitar 20 diberikan kepada anak perempuan.

4.4.7 Pranata Hubungan Sosial

Penduduk desa Sionom Hudon Selatan tidak mudah menerima perubahan dari luar. Lokasi permukiman yang dikelilingi oleh gunung dan hutan telah menyebabkan tertutupnya kontak kultur dengan dusun maupun etnik lainnya. Kondisi jalan yang sukar dilalui dan sarana komunikasi yang sulit meyebabkan desa ini semakin tertutup. Intensitas hubungan dengan masyarakat lain dari luar desa ini sangat kecil karena kontak hubungan dengan warga lain hanya terjadi saat penduduk turun ke Parlilitan jika hari Pekan tiba. Universitas Sumatera Utara Hubungan sosial antar warga sangat baik, tanpa membedakan agama dan suku. Hubungan ini masih terikat oleh adanya perasaan senasib sepenanggungan. Bahasa yang digunakan dalam komunikasi sehari-hari adalah bahasa Pakpak. Meskipun demikian, sebagian besar warga sudah dapat berbahasa Indonesia dengan baik. Universitas Sumatera Utara

BAB V ANALISIS DATA

5.1 Pengantar

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis akan menganalisis data- data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data penyebaran angket kepada responden, yaitu sebanyak 50 kepala keluarga yang merupakan warga binaan pemberdayaan komunitas adat terpencil dari Dinas Kesejahteraan dan Sosial Provinsi Sumatera Utara. Hanya satu orang dari setiap kepala keluarga yang mewakili jawaban atas seluruh pertanyaan kuesioner. Analisis data adalah proses menjadikan data memberikan pesan kepada pembaca. Melalui analisis data, maka data yang diperoleh tidak lagi diam, melainkan “berbicara”. Analisis data menjadikan data itu mengeluarkan maknanya, sehingga para pembaca tidak hanya mengetahui data itu, melainkan juga mengetahui apa yang ada di balik data itu Siagian, 2011: 227. Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan cara : 1. Terlebih dahulu peneliti meminta ijin kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara yang bertanggung jawab mengeluarkan surat rekomendasi penelitian. 2. Setelah dari Badan Penelitan dan Pengembangan, peneliti meminta ijin penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat yang bertanggung jawab melindungi isi penelitian. 3. Kembali lagi ke Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara yang bertanggungjawab mengeluarkan surat tembusan penelitian ke Bupati Humbang Hasundutan, Badan Kesatuan Bangsa, Politik dan Universitas Sumatera Utara